Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Ismail Omar Guelleh

Profil Ismail Omar Guelleh | Merdeka.com

Ismail memulai karirnya sebagai seorang pegawai negeri sipil untuk Daerah Administratif Djibouti yang dulu merupakan koloni dari negara Prancis. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1970, Ismael naik pangkat menjadi Inspektur Polisi. Ismael juga sempat bekerja sebagai aktivitis independen untuk Lingue Populaire Africaine pour l'indepence (LPAI), sebuah grup pro kemerdekaan Djibouti setelah tahun 1975.

Saat menjadi aktivis di LPAI, Ismael meluncurkan koran pro-kemerdekaan, Djibouti Today, dan bekerja sebagai delegasi asing yang membawa nama kausa LPAI hingga tahun 1977.

Setelah Djibouti akhirnya mendapatkan kemerdekaannya, Ismael bertugas sebagai kepala staf kepresidenan untuk Presiden Djibouti pertama yang juga merupakan pamannya, Hassan Gouled Aptidon. Hingga akhirnya pada 1999, Hassan memutuskan untuk pensiun dan digantikan oleh Ismael.

Di masa mudanya, Ismael yang berasal dari Dire-Dawa, sebuah kota di Etiopia, ini mengenyam pendidikan di sekolah Islam tradisional. Ismael sendiri lahir dalam subklan Mamassan yang dikenal memiliki kekuatan politik yang kuat.

Pada akhir tahun 1960-an, Ismael bermigrasi ke Djibouti tanpa menyelesaikan sekolah, tempat dia akhirnya bergabung dengan armada kepolisian. Setelah Djibouti merdeka, Ismael menjadi kepala polisi rahasia dan ketua kabinet dalam pemerintahan Hassan. Dia mendapatkan pelatihan dari Somali National Security Service dan dari French Secret Service. Dia pun dipersiapkan sebagai pengganti sang paman.

“Kunci kesuksesan Guelleh adalah caranya yang terampil dalam memainkan kartunya di tangannya yang kuat. Sebagai kepala agen rahasia Djibouti di bawah rezim sang paman, Guelleh mendapatkan pengetahuan yang mendetail tentang armada politik negara tersebut dan menggunakannya untuk mempraktikkan politik memecah belah dan memerintah, ditambah dengan penekanan dan intimidasi di saat yang tepat," ungkap PINR. [Somaliland Times, 4 Februari 2006]

4 Februari 1999, Presiden Hassan Gouled Aptidon mengumumkan bahwa dia akan pensiun di pemilihan presiden berikutnya. Lalu terpilihlah Ismael sebagai salah satu kandidat kuat presiden. Ismael pun benar-benar memenangkan pemilihan yang dilangsungkan pada 9 April 1999. Mengalahkan kandidat independen, Moussa Ahmed Idriss, dengan mengumpulkan suara sebanyak 74,02%.

Ismael mulai bertugas di kantor kepresidenan pada 8 Mei 1999 sementara Moussa ditangkap pada bulan September dan ditahan di tempat yang tidak disebutkan.

Ismael kembali diajukan sebagai kandidat presiden untuk kedua kalinya pada 7 Oktober 2004. Dia didukung oleh beberapa partai dan menjadi satu-satunya kandidat dalam pemilihan presiden yang dilangsungkan pada 8 April 2005 ini.

Tanpa lawan, Ismael pun menang 100% suara dan disumpah sebagai presiden untuk enam tahun keduanya. Pada 7 Mei, dia menyatakan bahwa kali kedua ini adalah yang terakhir kali dia menjabat sebagai presiden.

Namun, pada tahun 2010, Ismael meyakinkan Majelis Nasional Djibouti untuk mengabulkan Konstitusi negara, yang mengizinkannya untuk kembali menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Tindakan ini membuatnya sukses menempatkan namanya dalam kandidat kepresidenan Djibouti pada pemilihan umum 2011.

Partai oposisi memboikot pemilihan tersebut, sehingga hanya ada satu kandidat lemah yang menjadi lawan Ismael. Sontak, Ismael menang telak dalam pemilihan 2011 dengan mendapatkan hampir 80% suara. Kali ini, Ismael kembali menuturkan bahwa ini adalah kali terakhir dirinya menjadi presiden di Djibouti.

Human Rights Watch mempertanyakan apakah pemilihan umum yang digelar tahun 2011 itu dapat dikatakan adil. Apalagi, pemimpin oposisi sempat dipenjara dua kali sebelum pemilihan. 

Protes besar dimulai pada tahun 2010, menuntut Ismael untuk turun dari jabatannya. Protes ini sendiri dipicu oleh tindakannya mengubah konstitusi dan pergerakan demokrasi yang lebih besar di negara kecil tersebut.


Riset dan Analisa oleh Ratri Adityarani

Profil

  • Nama Lengkap

    Ismail Omar Guelleh

  • Alias

    No Alias

  • Agama

    Islam

  • Tempat Lahir

    Dire Dawa, Etiopia

  • Tanggal Lahir

    1947-11-27

  • Zodiak

    Sagittarius

  • Warga Negara

    Djibouti

  • Biografi

    Ismail memulai karirnya sebagai seorang pegawai negeri sipil untuk Daerah Administratif Djibouti yang dulu merupakan koloni dari negara Prancis. Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1970, Ismael naik pangkat menjadi Inspektur Polisi. Ismael juga sempat bekerja sebagai aktivitis independen untuk Lingue Populaire Africaine pour l'indepence (LPAI), sebuah grup pro kemerdekaan Djibouti setelah tahun 1975.

    Saat menjadi aktivis di LPAI, Ismael meluncurkan koran pro-kemerdekaan, Djibouti Today, dan bekerja sebagai delegasi asing yang membawa nama kausa LPAI hingga tahun 1977.

    Setelah Djibouti akhirnya mendapatkan kemerdekaannya, Ismael bertugas sebagai kepala staf kepresidenan untuk Presiden Djibouti pertama yang juga merupakan pamannya, Hassan Gouled Aptidon. Hingga akhirnya pada 1999, Hassan memutuskan untuk pensiun dan digantikan oleh Ismael.

    Di masa mudanya, Ismael yang berasal dari Dire-Dawa, sebuah kota di Etiopia, ini mengenyam pendidikan di sekolah Islam tradisional. Ismael sendiri lahir dalam subklan Mamassan yang dikenal memiliki kekuatan politik yang kuat.

    Pada akhir tahun 1960-an, Ismael bermigrasi ke Djibouti tanpa menyelesaikan sekolah, tempat dia akhirnya bergabung dengan armada kepolisian. Setelah Djibouti merdeka, Ismael menjadi kepala polisi rahasia dan ketua kabinet dalam pemerintahan Hassan. Dia mendapatkan pelatihan dari Somali National Security Service dan dari French Secret Service. Dia pun dipersiapkan sebagai pengganti sang paman.

    “Kunci kesuksesan Guelleh adalah caranya yang terampil dalam memainkan kartunya di tangannya yang kuat. Sebagai kepala agen rahasia Djibouti di bawah rezim sang paman, Guelleh mendapatkan pengetahuan yang mendetail tentang armada politik negara tersebut dan menggunakannya untuk mempraktikkan politik memecah belah dan memerintah, ditambah dengan penekanan dan intimidasi di saat yang tepat," ungkap PINR. [Somaliland Times, 4 Februari 2006]

    4 Februari 1999, Presiden Hassan Gouled Aptidon mengumumkan bahwa dia akan pensiun di pemilihan presiden berikutnya. Lalu terpilihlah Ismael sebagai salah satu kandidat kuat presiden. Ismael pun benar-benar memenangkan pemilihan yang dilangsungkan pada 9 April 1999. Mengalahkan kandidat independen, Moussa Ahmed Idriss, dengan mengumpulkan suara sebanyak 74,02%.

    Ismael mulai bertugas di kantor kepresidenan pada 8 Mei 1999 sementara Moussa ditangkap pada bulan September dan ditahan di tempat yang tidak disebutkan.

    Ismael kembali diajukan sebagai kandidat presiden untuk kedua kalinya pada 7 Oktober 2004. Dia didukung oleh beberapa partai dan menjadi satu-satunya kandidat dalam pemilihan presiden yang dilangsungkan pada 8 April 2005 ini.

    Tanpa lawan, Ismael pun menang 100% suara dan disumpah sebagai presiden untuk enam tahun keduanya. Pada 7 Mei, dia menyatakan bahwa kali kedua ini adalah yang terakhir kali dia menjabat sebagai presiden.

    Namun, pada tahun 2010, Ismael meyakinkan Majelis Nasional Djibouti untuk mengabulkan Konstitusi negara, yang mengizinkannya untuk kembali menjadi presiden untuk ketiga kalinya. Tindakan ini membuatnya sukses menempatkan namanya dalam kandidat kepresidenan Djibouti pada pemilihan umum 2011.

    Partai oposisi memboikot pemilihan tersebut, sehingga hanya ada satu kandidat lemah yang menjadi lawan Ismael. Sontak, Ismael menang telak dalam pemilihan 2011 dengan mendapatkan hampir 80% suara. Kali ini, Ismael kembali menuturkan bahwa ini adalah kali terakhir dirinya menjadi presiden di Djibouti.

    Human Rights Watch mempertanyakan apakah pemilihan umum yang digelar tahun 2011 itu dapat dikatakan adil. Apalagi, pemimpin oposisi sempat dipenjara dua kali sebelum pemilihan. 

    Protes besar dimulai pada tahun 2010, menuntut Ismael untuk turun dari jabatannya. Protes ini sendiri dipicu oleh tindakannya mengubah konstitusi dan pergerakan demokrasi yang lebih besar di negara kecil tersebut.


    Riset dan Analisa oleh Ratri Adityarani

  • Pendidikan

  • Karir

    • PNS Daerah Administratif Djibouti Koloni Prancis,
    • Inspektur Polisi,
    • Aktivis independent
    • Ketua staf kepresidenan Djibouti
    • Presiden Djibouti

  • Penghargaan

Geser ke atas Berita Selanjutnya