Terungkap Rahasia Kapal Perang TNI AL Pernah Kalahkan Uni Soviet di Vladivostok
Merdeka.com - TNI Angkatan Laut pernah memiliki sebuah kapal penjelajah buatan Rusia. KRI Irian atau Ordzhonikidze 310, adalah kapal perang terbesar saat itu. Karena bobot dan kemampuannya, KRI ini dijuluki 'monster laut'.
Indonesia membelinya di era 1960an. Saat itu Presiden Sukarno tengah mempersiapkan perang melawan Belanda untuk merebut Irian Barat.
Panjangnya 210 meter. Jika ditegakkan secara vertikal, kira-kira tingginya sama dengan gedung 50 lantai. Kapal ini diawaki 1.600 pelaut. Dipersenjatai dengan aneka senjata berat dan canggih pada masanya.
Meriamnya bisa menghancurkan musuh dari jarak 35 km. Lapisan bajanya 100 mm, cukup kuat untuk menahan gempuran meriam kapal Belanda. Di geladak pun dilengkapi aneka senjata antiserangan udara.
Target utama KRI Irian adalah menenggelamkan HMS Karel Doorman, kapal induk kebanggaan Belanda.
Jika dibanding kapal milik Angkatan Laut Belanda di Papua seperti HRMS Eversten, HRMS Kortenaer dan HRMS Utrech yang menenggelamkan KRI Matjan Tutul, jelas KRI Irian lebih unggul.
"KRI Irian hanya akan menggunakan seperempat dari total kekuatannya," tulis Letkol Laut KH (Purn) Edi Wahyono.
Pengalaman tersebut ditulis dalam buku Kulepas Engkau di Dermaga, Catatan dari Geladak RI Irian. Diterbitkan Warmedia Publisher tahun 2015.
Kalahkan Pelaut Uni Soviet
Pada suatu waktu, KRI Irian berlayar untuk melakukan pemeliharaan di Vladivostok. Di salah satu pelabuhan utama Uni Soviet itu, mereka sempat beberapa kali melakukan latihan bersama AL Blok Timur.
Hebatnya, para awak KRI Irian bisa mengungguli AL Uni Soviet saat simulasi pertempuran laut. Mereka menang beberapa kali dalam kecepatan menembak dan kesiapan tempur.
Apa sebab awak TNI AL bisa unggul?
Ternyata kuncinya adalah soal kecepatan. Begitu mendapatkan perintah menembak, para kelasi langsung berlari ke posnya masing-masing.
Semua langsung siaga apa pun kondisinya. Yang sedang mandi langsung berlari hanya pakai handuk. Yang sedang tidur langsung bersiap hanya dengan pakaian dalam saja.
"Tidak ada satu pun anak buahku yang menggunakan pakaian perlengkapan seharusnya, mulai dari helm, pelindung telinga, pelampung, apalagi seragam," kata Edi.
5 Menit Menentukan Hidup dan Mati
Tindakan ini berbeda dengan para pelaut Uni Soviet. Saat mendapat perintah menembak, mereka akan bersiap-siap dahulu, menggunakan seragam dan perlengkapan lain sesuai prosedur. Waktunya menjadi sangat lama.
Menurut perwira TNI AL itu, peperangan laut, seringkali hanya terjadi dalam waktu lima menit. Siapa cepat dia akan hidup dan siapa lambat akan mati.
"Jadi untuk apa memakai segala perlengkapan bila itu menghambat dan mengantarkan pada kematian."
"Kalau harus mati gara-gara berpakaian, mending kami telanjang sambil berperang. Yang penting kami menang," kata Edi menirukan semangat anak buahnya.
Nasib Monster Laut
Ironisnya walau kesiapan tempur dan semangat awak KRI Irian sangat tinggi, mereka tidak sempat merasakan kesempatan bertempur dengan Belanda.
Belanda keburu mengakhiri konflik di Irian Barat tanpa peperangan. Peperangan besar pun batal terjadi.
KRI Irian pun berakhir tragis. Akhir nasibnya tidak diketahui. Ada yang menyebut kapal raksasa ini dibesituakan. Ada juga yang berkata Uni Soviet mengambilnya agar tidak diambil oleh Blok Barat kala itu.
KRI Irian adalah bagian dari sejarah militer Indonesia pernah menjadi kekuatan yang sangat disegani di Asia pada masa lalu.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret kapal perang pemburu ranjau di dasar laut milik TNI AL.
Baca SelengkapnyaDua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.
Baca SelengkapnyaMenyelam Hingga 47 Meter Di Bawah Laut, Penyelam Temukan 10 Bangkai Kapal Kuno dari Zaman Romawi Sampai Perang Dunia
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaSeorang penumpang Kapal KM Ciremai yang nekad menceburkan diri ke lautan dan diselamatkan oleh sosok prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaKapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh mengangkut pemudik dari Pelabuhan Tanjung Emas ke Jakarta
Baca SelengkapnyaKapal patroli lepas pantai (OPV) itu buatan galangan kapal Italia Fincantieri.
Baca SelengkapnyaAda 45 personel yang turun berjibaku memadamkan api.
Baca SelengkapnyaMenyelam Sampai ke Dasar Laut, Penyelam Temukan Lubang Terdalam di Dunia, Isinya Menyeramkan
Baca Selengkapnya