Misi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda

Rabu, 24 Mei 2023 06:15 Reporter : Tim Merdeka
Misi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda Jet tempur MiG-21. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Ratusan 'sukarelawan' Uni Soviet pernah berkiprah di Indonesia. Sebagian dari mereka benar-benar bertempur di garis depan. Bahkan hilang dalam pertempuran.

Oleh: Hendi Jo

Tahun 1962, Pangkalan Udara Iswahyudi di Madiun tiba-tiba dipenuhi orang kulit putih. Mereka adalah anggota Angkatan Udara Uni Soviet yang secara khusus ditugaskan untuk mengoperasikan sejumlah pesawat tempur yang saat itu baru saja dibeli Indonesia dari negeri Beruang Merah tersebut.

Misi Nasution yang dilakukan pada akhir 1960, membuat Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) mendapatkan sejumlah pesawat tempur canggih pada era itu. Mulai dari Tu-16KS, MIG-17, MIG-19S, MIG-21 dan pesawat angkut An-12.

Tentu saja untuk menerbangkan semua pesawat tempur canggih itu, diperlukan para instruktur dan tenaga teknis dari Uni Soviet. Terutama untuk jenis pesawat-pesawat tempur yang secepatnya akan diterjunkan di palagan Irian Barat.

Atas persetujuan langsung dari Perdana Menteri Nikita Khrushchev, para 'sukarelawan' Uni Soviet pun dikirim ke Indonesia.

2 dari 4 halaman

Tewas Saat Bertugas

bertugas rev1

Kehadiran para teknisi dan pilot Rusia ini diungkap oleh Marsekal Muda (Pur) Wisnu Djajengminardo dalam biografinya Kesaksian Kelana Angkasa.

Wisnu bahkan masih ingat, ada suatu insiden yang menewaskan salah satu instruktur Rusia kala menjalankan latihan terbang malam di landasan Lanud Iswahyudi.

Ceritanya, perwira AU Uni Soviet itu sedang melakukan latihan mengoperasikan Tu-16KS dengan seorang penerbang AURI bernama Soewandi. Pada saat akan mendarat, pesawat mengalami kecelakaan (crash). Akibatnya, sang penerbang Rusia langsung tewas dan Soewandi luka-luka.

Sumber Rusia mengonfirmasi soal itu. Dalam bukunya berjudul Perang Rahasia Uni Soviet, Alexander Okorokov mengidentifikasi instruktur yang mengalami kecelakaan tersebut bernama Mayor Oleg Borisenko.

Bahkan sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Uni Soviet telah menganugerahi mendiang Borisenko dengan Bintang Panji Merah. Itu nama salah satu penghargaan militer tertinggi di masa Uni Soviet berjaya.

Kecelakaan fatal pun pernah dialami oleh kru Uni Soviet lainnya di Lanud Iswahyudi. Adalah Letnan Senior Mikhail Grankov, teknisi MIG-21 yang harus menemui ajal karena mobil GAZ-69 yang dikendarainya ditabrak sebuah truk militer.

3 dari 4 halaman

Misi Tempur Pilot Rusia

Agak berbeda dengan keterangan Wisnu yang tidak menyebut pilot Rusia pernah turun langsung ke perang di Irian Barat, Okorokov justru mendapatkan keterangan dari para 'veteran sukarelawan Indonesia'.

Menurut staf pengajar di Akademi Ilmu Militer Rusia itu, seorang pilot Rusia yang menerbangkan salah satu pesawat tempur beridentitas AURI tersebut bahkan pernah berhasil menghancurkan sebuah stasiun radar milik Belanda di Manokwari.

Sayangnya, misi itu harus diakhiri dengan hilangnya sang pilot dengan pesawat tempur MiG-19S. Usai menghancurkan instalasi radar musuh tersebut, pilot Uni Sovyet itu hilang kontak dengan Lanud Iswahyudi. 

Sebuah sumber penting yang tak mau disebut namanya menyatakan jika pesawat tempur diperkirakan telah ditembak jatuh dan tenggelam di perairan Teluk Doreri, Manokwari.

4 dari 4 halaman

Pengakuan Pilot Rusia

Suatu hari di tahun 1962. Beberapa anggota Resimen Tempur ke-831 Angkatan Udara Uni Soviet tiba-tiba dipanggil ke Moskow. Awalnya tak ada informasi jelas untuk apa mereka dipanggil.  

Barulah sampai di markas besar, seorang petinggi militer bernama Letnan Jenderal AF Semyonov  memberitahukan jika mereka akan diturunkan ke  salah satu tempat paling berbahaya saat itu.

"Dia tidak menyebut tempat atau nama negara mana pun saat itu kepada kami. Yang jelas wilayah yang akan dituju, kata dia, memiliki perbedaan adat istiadat dan cuaca yang sangat berbeda dengan negara kami," ungkap K. Dimitriev, seperti dikutip sejarawan militer Uni Soviet Alexander Okorokov.

Barulah ketika pesawat lepas landas jauh meninggalkan Moskow, di atas Rangoon, kopilot memberikan kepada mereka masing-masing sebuah amplop.

"Isinya pemberitahuan bahwa kami akan dikirim dalam suatu misi tempur ke Indonesia," ujar ahli spesialis senjata udara itu.

Singkat cerita sampailah mereka di Indonesia.  Para instruktur dan teknisi pesawat tempur Uni Soviet itu kemudian ditempatkan di Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun. 

Selain anggota Resimen Tempur ke-831, ikut pula para kru Angkatan Udara Uni Soviet dari Personel ke-2 Skuadron Resimen Pesawat Tempur Pengawal ke-32 yang berkedudukan di Pangkalan Udara Kubinka.

"Semua sukarelawan Rusia itu dipimpin oleh seorang kolonel udara bernama Loginov," ungkap Okorokov.

[ian]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini