Merdeka.com - Mr. Sartono atau Raden Mas Sartono dikenal sebagai sosok yang ada di tengah Bung Karno dan Bung Hatta. Namanya malang melintang dalam kancah perpolitikan Indonesia. Mulai dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Pemangku Jabatan Presiden, hingga Wakil Dewan Pertimbangan Agung.
Bahkan, tidak banyak yang tahu bahwa Sartono sempat ditunjuk sebagai Perdana Menteri Kabinet Pertama oleh Presiden Sukarno. Sebelum akhirnya digantikan Sutan Syahrir. Lebih dari itu, Sartono dikenal sebagai sosok yang sangat anti-korupsi.
Hal ini didukung dengan fakta bahwa keluarganya adalah keluarga tradisional yang menjunjung tinggi nilai dan norma.
Dalam buku Mr. Sartono: Pejuang Demokrasi & Bapak Parlemen Indonesia dijelaskan bagaimana Sartono dikenal sebagai sosok yang anti-korupsi. Menurut cerita dari sahabatnya yakni Siauw Giok Tjan, Mr. Sartono adalah tokoh tua yang tidak meninggalkan kekayaan yang berarti, perabot rumah tangga yang ada di rumahnya begitu sederhana.
Pujian juga datang dari Daniel S Lev, seorang Profesor dari Cornell University. Dia mengungkapkan itu dalam tulisannya bertajuk In Memoriam RM Sartono.
"His honesty is unquestionable," katanya.
Sifat sederhana dan jujur Mr Sartono juga ditemukan dalam Harian Abadi tahun 1952. Sartono merupakan salah satu dari sepuluh tokoh yang sifat kejujurannya dipercaya. Contohnya saat berhadapan dengan Kasus 'Menteri Kehakiman' Mr. Djodi Gondokusumo.
Kasus ini bermula ketika seorang anggota DPR, yakni Tan Po Goan yang mencurigai adanya korupsi di Kementerian Kehakiman di bawah Djodi Gondokusumo. Kementerian Kehakiman sendiri membawahi Jawatan Imigrasi yang memegang wewenang untuk memberikan visa kepada warga asing.
Diketahui bahwa Tan Po Goan mendapat laporan dari Tjong Hoen Nie, seorang warga asing yang diusir oleh pihak imigrasi karena visanya sudah habis. Sementara itu, terdapat salah seorang warga asing juga yang bernama Bong Kim Tjong mendapat perpanjangan visa sedang Tjong Hoen Nie ditolak.
Setelah diteliti, Bong Kim Tjong ternyata menyuap petugas imigrasi dengan uang Rp6.000 untuk mendapatkan dokumen terkait permohonan perpanjangan visa yang ditandatangani lengkap oleh Mr. Djodi Gondokusumo. Bahkan, dalam berkas itu terlampir kuitansi uang sebesar Rp20.000 sebagai sumbangan untuk Partai Rakyat Nasional milik Djodi Gondokusumo.
Berkas-berkas tersebut dibawa oleh Tan Po Goan ke hadapan Sartono selaku Ketua Parlemen. Namun, Sartono menyarankan kasus tersebut kepada Kejaksaan Agung ketimbang Sidang Parlemen. Sartono juga berjanji untuk membantu menyampaikan permasalahan tersebut kepada Jaksa Agung Suprapto yang merupakan sahabat dekatnya.
Kebetulan sekali, pada 7 Agustus 1955 Sartono menghadiri Kongres Persatuan Jaksa dan bertemu dengan Suprapto. Lima hari setelahnya, Djodi Gondokusumo yang baru saja melepaskan jabatannya mengajukan permohonan grasi. Setelah menjalani hukuman enam bulan, Mantan Menteri tersebut dibebaskan karena permohonan grasinya diterima oleh Presiden Sukarno. Tindakan presiden tersebut menuai kritik dari Sartono termasuk Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Advertisement
Salah satu cita-cita Sartono sejak zaman perjuangan kemerdekaan adalah mengembangkan pengusaha kecil dan memerangi lintah darat. Hal ini menjadi kenyataan melalui kehadiran Bank Umum Nasional. Meskipun demikian, bank itu tidak bebas dari kritik. Beberapa pihak mensinyalir bank tersebut mendapat perlakuan istimewa, contohnya mengelola dana-dana pemerintah.
Selain itu, PNI juga mendapat kecaman karena dugaan pemberian lisensi impor tidak wajar yang dilakukan pejabat PNI. Merebaknya korupsi disikapi Kabinet Burhanudin Harahap dengan segera membuat Undang-Undang Pemberantasan yang lebih efektif.
Hal ini juga mendapat persetujuan dari Sartono dan parlemen. Namun, sewaktu RUU ini diajukan kepada Presiden Sukarno, Bung Besar menolak menandatanganinya dengan alasan yang kurang jelas.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan
[noe]Datang ke Inggris, Mayor TNI Disangka Jenderal & Diberi Penghormatan di Kapal Perang
Sekitar 2 Jam yang laluFoto-Foto Try Sutrisno Saat Jadi Taruna, Ganteng dan Jadi Idola Kaum Hawa
Sekitar 1 Hari yang laluSosok Komandan Lasjkar Tjiwaringin 33 yang Berseberangan dengan Margonda
Sekitar 2 Hari yang laluKisah Cinta Putri Presiden dan Perwira Muda TNI Terhalang Situasi Politik
Sekitar 3 Hari yang laluKetika Bogor di Ambang Kekacauan
Sekitar 4 Hari yang laluDisangka Serdadu Belanda, Komandan TNI Hampir Hilang Nyawa Diterjang Peluru Anak Buah
Sekitar 4 Hari yang laluPemilu Pertama Tahun 1955: Membongkar Strategi Kebangkitan PKI dari Liang Kubur
Sekitar 5 Hari yang laluKalahkan Jenderal TNI, Anak Buah Joget-Joget
Sekitar 6 Hari yang laluPerlakuan Pasukan Elite Belanda dan Andjing NICA Bikin Pasukan Siliwangi Emosi
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Alex Kawilarang Versus Perwira Tentara Elite Belanda
Sekitar 1 Minggu yang laluHikayat Depok: Mulai dari Belanda Depok Hingga Punya Presiden Sendiri
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Kepanikan Tentara Belanda dan Helm Bertulis Nama Wanita yang Bikin Sedih
Sekitar 1 Minggu yang laluDikepung Massa Masyumi di Malang, DN Aidit Akhirnya Minta Maaf
Sekitar 1 Minggu yang laluDinas Rahasia Israel di Balik Penumpasan Partai Komunis Indonesia
Sekitar 1 Minggu yang laluOperasi Keselamatan Candi 2023 Mulai Digelar, Polres Semarang Bagi-bagi Helm Gratis
Sekitar 10 Menit yang laluLanggar Prosedur, Penyidik Kasus Kecelakaan Mahasiswa UI Jalani Sidang Etik
Sekitar 15 Jam yang laluIni Identitas Pemilik Fortuner Berpelat Dinas Polri Tabrak Ojek Online di Jaktim
Sekitar 15 Jam yang laluMinimarket di Makassar Dirampok, Pelaku Ancam Kasir Pakai Parang Panjang
Sekitar 15 Jam yang laluVIDEO: Chuck Putranto Tuntut Bebas "Alami Sesat Fakta Alasan Penghapusan Pidana"
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Baiquni Wibowo Layak Dibebaskan, Hanya Jalankan Perintah 'Tidak Sah' Sambo
Sekitar 19 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Chuck Putranto Tuntut Bebas "Alami Sesat Fakta Alasan Penghapusan Pidana"
Sekitar 16 Jam yang laluVIDEO: Baiquni Wibowo Layak Dibebaskan, Hanya Jalankan Perintah 'Tidak Sah' Sambo
Sekitar 19 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Serang Agus Nurpatria, Bandingkan dengan Ricky Berani Tolak Sambo
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Dua Kejahatan Arif Rahman Eks Anak Buah Sambo di Kasus Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluVIDEO: Replik Jaksa, Sindir Sikap Ngeles Irfan Widyanto Makin Coreng Citra Polri
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Arif Terisak Sampaikan Pembelaan Beri Pesan Cinta ke Istri, Ibu Hingga Hakim
Sekitar 5 Hari yang laluVIDEO: Serangan Balik Bharada E, Sindir Jaksa Ngotot 12 Tahun Penjara
Sekitar 6 Hari yang laluKemenkes: Antibodi Masyarakat Sudah Divaksinasi Booster Naik Hampir 3 Kali Lipat
Sekitar 1 Hari yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 1 Minggu yang lalu4 Klub BRI Liga 1 yang Belum Punya Pelatih Kepala: Caretaker PSIS Paling Istimewa
Sekitar 45 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami