Ketika Bogor di Ambang Kekacauan

Minggu, 5 Februari 2023 09:06 Reporter : Merdeka
Ketika Bogor di Ambang Kekacauan Pasukan HMOT, direkrut dari pelaku Masa Bersiap. ©2022 Arsip Nasional Belanda

Merdeka.com - Pasca proklamasi, situasi tak menentu melanda wilayah pinggiran Jakarta. Salah satunya adalah Bogor yang menjadi ajang pembunuhan dan penculikan orang-orang yang dianggap pro Belanda.

Penulis: Hendi Jo

Memasuki Oktober 1945, suasana Bogor yang dingin berubah menjadi panas. Penculikan terhadap orang-orang Eropa khususnya Belanda, marak terjadi. Mereka dituduh sebagai agen NICA (Pemerintah Sipil Hindia Belanda) yang akan menyelenggarakan kembali kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia.

"Tak jarang aksi-aksi penculikan itu juga berujung pada pembunuhan. Seperti yang dialami oleh seorang petugas Palang Merah di Kedunghalang," ungkap Achmad Soekarna, salah seorang eks pejuang di Bogor.

Lambat laun aksi-aksi anti NICA itu juga merembet kepada orang-orang yang dianggap pro Belanda, seperti kaum Indo, Tionghoa, Ambon, Minahasa dan keturunan bekas budak Belanda.

Di distrik Depok misalnya, pada 7 Oktober 1945 terjadi aksi pemboikotan terhadap orang-orang Eropa dan para bekas keturunan budak Belanda yang beragama Kristen. Mereka dihalang-halangi untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

"Sebaliknya, para pedagang pun diancam untuk tak menjual barang dagangannya kepada orang-orang yang dituduh sebagai kaki tangan NICA tersebut," ujar Soekarna.

2 dari 3 halaman

Perlakuan Kejam

Puncak dari peristiwa itu terjadi tiga hari kemudian. Rumah orang-orang yang dianggap sebagai antek NICA digedor sekaligus dijarah. Dalam peristiwa itu, 33 orang Kristen tewas, sementara 1.050 perempuan dan anak-anak ditawan dalam sebuah lumbung sempit, nyaris tanpa diberi makan dan minum.

Menurut H.Th. Bussemaker dalam Bersiap! Opstand in het Paradijs: De Bersiap-periode op Java en Sumatra, 1945-1946, ada kecurigaan jika para tawanan itu sejatinya akan dibakar hidup-hidup.

Aksi penggedoran terus berlangsung hingga 13 Oktober 1945. Pada hari itu, ada 10 penduduk Depok yang kembali dibunuh para perusuh. Sebagian besar dari mereka ditangkap dan digiring ke wilayah yang terletak di belakang Stasiun Depok Lama.

Di sana mereka ditelanjangi hingga menyisakan pakaian dalam saja. Semua perhiasan dan pakaian dirampas. Berdasarkan keterangan yang dilansir dalam dokumen Algemeen Secretarie 1942-1945 No.1240, Arsip Nasional Republik Indonesia, Badan Pelayanan Intelijen Angkatan Bersenjata Hindia Belanda (NEFIS) menyebutkan bahwa kerusuhan itu melibatkan orang-orang dari Barisan Pelopor yang dikenal sebagai pekerja Asisten Wedana Depok.

3 dari 3 halaman

Tentara Jepang Tak Berdaya

Bersamaan dengan terjadinya kerusuhan di Depok, di bawah todongan senjata, orang-orang Eropa dan para pribumi yang dianggap pro Belanda dipaksa bangun dari tempat tidur mereka.

Dengan menggunakan kereta api dan truk, para penggedor lantas membawa mereka ke Penjara Paledang (Bogor) termasuk Mr. W.A.P.C. Pennink, ketua Palang Merah Internasional di Indonesia.

Demikian menurut dokumen Kamp Comite 14e Bat, Verslag van de Ongeregeldhelden en de Waderwaardigheden van de door de Indonesier Geinterneerde Europese Mannelijke Ingeztenen te Buitenzorg en Omgeving van begin October to 22 October 1945, 27 October 1945.

Bahkan tidak hanya dipenjarakan, delapan dari para tawanan itu pada suatu malam kembali diambil dari Penjara Paledang oleh sekelompok orang berseragam Barisan Pelopor dan BKR. Mereka adalah W.Goebee, F.A.H.Th. Verbeek, J.P. Rooze Jr, Brockl Sr, J.Th. White, H.H. Piroeli, J.A. Beemer, dan H.R. Lentze. Hingga kini, kedelapan orang tersebut tak pernah jelas hutan rimbanya.

"Kemungkinan besar mereka dibantai di Kedunghalang, di pinggir Sungai Ciliwung," ungkap Soekarna.

Tak ada yang bisa membela mereka. Tentara Jepang yang diinstruksikan pihak Sekutu untuk melindungi mereka pun tak bisa apa-apa. Alih-alih menolong orang-orang Eropa itu, jiwa mereka malah terancam. Para pemuda Bogor selalu mengincar senjata-senjata serdadu Jepang. Bahkan bila perlu dengan menghabisi nyawa para serdadu tersebut.

[noe]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini