Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jenderal Spoor Berang Lihat Panglima Besar Soedirman Disambut Bak Pahlawan

Jenderal Spoor Berang Lihat Panglima Besar Soedirman Disambut Bak Pahlawan Soedirman dan Oerip Soemohardjo ketiba tiba di Jakarta. Arsip Nasional Belanda©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Panglima Tentara Kerajaan Belanda di Indonesia itu berang melihat Panglima Besar TNI menginjakkan kakinya di Jakarta. Disambut rakyat bak pahlawan.

Penulis: Hendi Jo

Stasiun Manggarai diwarnai suasana histeris pagi itu. Ribuan masyarakat Jakarta berjubel memenuhi peron dan ruangan tunggu penumpang. Suasana semakin ramai oleh teriakan 'merdeka' saat seorang lelaki kurus keluar dari salah satu gerbong kereta api yang datang dari Yogyakarta, disusul oleh lelaki lain yang lebih tua. Keduanya berpakaian militer dengan masing-masing kepala mereka dihiasi pici hitam khas tentara.

Dua orang penting itu tak lain adalah Panglima Besar TRI Letnan Jenderal Soedirman dan Kepala Staf TRI Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo. Mereka datang ke Jakarta pada 1 November 1946 itu guna membicarakan soal teknis dari pelaksanaan gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia, menyusul disepakatinya Perjanjian Linggarjati pada akhir Oktober 1946

Bersama Soedirman dan Oerip, ikut pula para pengawal yang diambil dari kesatuan-kesatuan pilihan. Salah satunya pasukan dari Akademi Militer Yogyakarta yang dinilai intelek dan sebagian besar memiliki kemampuan berbahasa asing yang sangat baik.

"Kriteria itu penting supaya prajurit-prajurit TRI tidak memalukan bila tampil di depan hidung tentara Inggris dan tentara Belanda," ungkap sejarawan Moehkardi dalam Akademi Militer Yogya dalam Perjuangan Pisik 1945-1959.

Kemarahan Jenderal Spoor

Pihak Belanda sendiri awalnya keberatan dengan kedatangan Panglima Besar Soedirman dengan para pengawal bersenjatanya ke Jakarta. Bahkan dalam nada marah, Panglima KNIL Jenderal S.H. Spoor menyebut upaya itu sebagai bentuk provokasi dari Soedirman.

Dalam suratnya kepada Kepala Staf Umum Tentara Kerajaan Belanda Jenderal H.J. Kruls, Spoor menyatakan kedatangan Soedirman dengan rombongan bersenjatanya ke Batavia sungguh memberi malu kepada orang-orang Belanda.

"Ia sangat berang dengan tindakan provokatif Jenderal Soedirman 'dengan 80 perompak-nya' di Batavia," tulis sejarawan JA.de Moor dalam Jenderal Spoor: Kejayaan dan Tragedi Panglima Tentara Belanda Terakhir di Indonesia.

Spoor juga menyebut Soedirman dan para republiken sama sekali tidak memiliki niat baik untuk menciptakan perdamaian. Mereka tidak loyal terhadap kesepakatan yang sudah diciptakan oleh kedua pihak dalam Perjanjian Linggarjati. Namun apa boleh buat, orang-orang Inggris yang masih bercokol di Jakarta dan merupakan wakil sah dari Sekutu, menginginkan Belanda untuk menyelesaikan semaksimal mungkin konfliknya dengan Indonesia harus lewat meja perundingan.

"Belanda kini terpaksa berunding dengan para 'bajingan dan kolaborator dari masa perang'," ungkapnya.

Unjuk Gigi pada Tentara Belanda

Di lain pihak, kedatangan rombongan Soedirman ke Jakarta, memang dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Perdana Menteri RI Sutan Sjahrir. Menurut sejarawan Rushdy Hoesein, sebenarnya bisa saja rombongan Panglima Besar berhenti di Stasiun Gambir dan diam-diam langsung masuk Hotel Shutteraff yang ada persis di muka stasiun tersebut (sekarang Gedung Pertamina).

"Namun Sjahrir menginginkan supaya Soedirman dan rombongannya diarak dari Stasiun Manggarai menuju hotel tempat mereka menginap untuk memperlihatkan kepada Belanda dan Inggris bahwa Republik memiliki tentara yang patut dibanggakan," ujar Rushdy.

Bagi para pengawal, situasi tersebut merupakan ujian tersendiri bagi kedisiplinan mereka sebagai tentara. Terutama bagi yang kebagian jaga di depan hotel, persis menghadap jalan raya. Entah berapa kali dalam sehari, serdadu-serdadu Belanda secara provokatif berjalan hilir-mudik di depan mereka dengan sorot mata memusuhi dan menghina.

"Kami masing-masing hanya bisa saling memelototkan mata saja, untunglah tidak sampai terjadi insiden," kenang Vandrig Cadet Soebroto seperti dikutip Moehkardi dalam Akademi Militer Yogya dalam Perjuangan Pisik 1945-1959.

Untunglah sikap tak menyenangkan dari pihak militer Belanda itu terhapus oleh sambutan meriah yang diperlihatkan oleh rakyat Jakarta. Bahkan tak jarang orang-orang Jakarta, terutama para gadisnya, mondar-mandir di depan kadet penjaga.

Mereka rupanya sengaja lewat depan Hotel Shutteraff hanya sekadar ingin tahu betapa tampan dan gagahnya para prajurit TRI yang mereka banggakan itu.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Tempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku

Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Jamin Prajurit Netral walaupun Presiden Jokowi Berkampanye
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Jamin Prajurit Netral walaupun Presiden Jokowi Berkampanye

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Jamin Prajurit Netral walaupun Presiden Jokowi Berkampanye

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Terungkap, Ini Sosok Jenderal TNI Usulkan Prabowo Jadi Bintang Empat ke Jokowi
Terungkap, Ini Sosok Jenderal TNI Usulkan Prabowo Jadi Bintang Empat ke Jokowi

Presiden Jokowi sebut sosok jenderal ini yang usulkan Prabowo mendapat pangkat Jenderal Kehormatan bintang empat.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami
Potret Lawas Presiden SBY Berbaju Pramuka, Ada Sosok Jokowi Tertawa Lebar Disalami

Potret lawas Presiden SBY saat hadir di Hari Pramuka beberapa tahun lalu sempat mencuri perhatian, terlebih ada sosok Presiden Jokowi yang menerima penghargaan.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.

Baca Selengkapnya
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat

Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
'Jebolan' Istana & Surakarta, Mayjen Widi Melesat Bakal Jadi Bintang Tiga Termuda di TNI AD
'Jebolan' Istana & Surakarta, Mayjen Widi Melesat Bakal Jadi Bintang Tiga Termuda di TNI AD

Mayjen Widi Prasetijono baru saja mendapatkan kenaikan pangkat sebagai letnan jenderal dan memakai bintang tiga di pundak. Ia akan menjadi bintang tiga termuda

Baca Selengkapnya