Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Gunung Gemuruh yang Terlupakan dan Misteri Pendakian Gubernur Jenderal Raffles

Gunung Gemuruh yang Terlupakan dan Misteri Pendakian Gubernur Jenderal Raffles Lukisan Gonoeng Gamoero karya W.J. Gordon. KITLV©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Bersama waktu, nama sejati gunung tersebut mulai dilupakan orang-orang. Pernah didaki seorang gubernur jenderal Inggris.

Penulis: Hendi Jo

Jika Anda bepergian dari Jakarta atau Bogor ke Cianjur lewat jalur Sukabumi, maka perjalanan anda akan terus 'diikuti' sebuah gunung yang menjulang tinggi di sebelah barat. Penampakan 'paku bumi' itu akan terasa nyata begitu Anda sampai di wilayah Sukalarang, Gekbrong dan Warungkondang.

Hari ini, masyarakat Cianjur terlanjur mengenal gunung itu sebagai Gunung Gede. Tapi coba tanyakan kepada orang-orang tua yang tinggal di desa-desa yang tepat berada di bawah kaki gunung itu. Sebagian besar akan menjawabnya itu adalah Gunung Gemuruh, bukan Gunung Gede.

"Bukan Gunung Gede sebetulnya mah tapi Gunung Gemuruh namanya. Memang tembusnya bisa ke Gunung Gede dan Pangrango," ungkap Satibi (84), penduduk Desa Bunisari (masuk dalam wilayah Kecamatan Warungkondang).

Pendakian Raffles

Catatan-catatan arsip era Hindia Belanda ternyata menegaskan apa yang dikatakan oleh Satibi. Sebuah sketsa gambar (dibuat pada 1839) yang bertajuk 'Hypsometrische Voorstelling van de grooten weg Tusschen Tjandjor en Buitenzorg' menyebut gunung yang berada di depan Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebagai Gunung Gemuruh (dalam arsip itu ditulis: Goenong Gamoeroe). Bahkan disebutkan di sketsa karya S.Muller itu: tinggi gunung tersebut adalah 2.928 mdpl.

Sebuah lukisan sederhana karya W,J. Gordon (1844) yang terdapat di situs KITLV (Lembaga Ilmu Bahasa, Negara dan Antropologi Kerajaan Belanda) juga menggambarkan aktivitas keseharian dari penduduk di kaki sebuah gunung bernama Gamoeroe.

Jika diperhatikan lebih seksama, diperkirakan situasi alam dalam gambar tersebut diambil di wilayah Gekbrong, sebuah kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Cianjur dan berada di perbatasan dengan Kabupaten Sukabumi.

Nama Gekbrong sendiri sudah tercatat dalam arsip—arsip Hindia Belanda dari era awal abad ke-19. Salah satu manuskrip tua yang menyebut nama tempat tersebut adalah buku karya Andries de Wilde yang diterbitkan pada 1830, De Preanger Regentschappen Op Java Gelegen (Keresidenan Priangan di Pulau Jawa).

Dalam buku itu, Wilde menuliskan bahwa dirinya pernah mendamping Gubernur Jenderal Inggris Thomas Stamford B. Raffles bersama para punggawanya mendaki Gunung Gede (Goenong Gedee) melalui jalur Gekbron (maksudnya Gekbrong) pada 26 Februari 1815.

Pada pagi hari, dari Gekbron mereka mulai bergerak menembus perkebunan kopi yang sangat luas hingga sampailah di punggung pegunungan bernama Passier Santong.

Dari Passier Santong, mereka melanjutkan perjalanan dengan kuda sejauh 2 pal (sekira 3 km) ke suatu wilayah bernama Gossong. Ketika kuda-kuda mereka baru sampai di Passier Ipies, perjalanan agak tersendat karena harus melalui jalur yang curam dan terjal.

"Terpaksa kami meninggalkan kuda-kuda di sini (Passier Ipies)," ungkap de Wilde.

Dari Passier Ipies, perjalanan kemudian dilanjutkan lagi dengan berjalan kaki. Selanjutnya mereka memasuki kawasan rimba yang hanya menyediakan jalan setapak seluas empat kaki. Situasi begitu melelahkan karena mereka harus melalui jalur yang nyaris tak melewati tanah datar. Mereka baru sampai di puncak gunung setengah hari kemudian (sekira jam 12 siang).

Disebutkan de Wilde, sesampai puncak gunung, mereka melihat suatu pemandangan mengagumkan di sebelah barat daya: sebuah lembah dengan dataran yang luas tanpa pepohonan dengan dikelilingi tebing-tebing batu vulkanik (mungkin Alun-Alun Suryakancana). Setelah puas menikmati pemandangan tersebut, mereka kembali ke Gekbrong.

Gunung Gede atau Gunung Gemuruh?

Jika menganalisa isi buku tersebut (sekarang sudah diterjemahkan oleh arkeolog muda, Karguna Purnama Harya dan siap naik cetak), saya meyakini puncak gunung yang telah dicapai rombongan Wilde dan Raffles pada tengah hari 26 Februari 1815 itu, sejatinya adalah Gunung Gemuruh, bukan Gunung Gede.

Ada beberapa alasan yang menjadikan pendapat itu muncul. Pertama, jalur pendakian Gekbrong yang masih ada hingga kini merupakan jalur yang terletak persis di kaki Gunung Gemuruh. Jalur ini memang tidak digunakan secara resmi untuk pendakian konvensional. Biasanya hanya para peziarah yang datang setiap bulan Maulid yang akan memakai jalur ini menuju Leuit Salawe Jajar dan Guha Syahwat.

Kedua, untuk mencapai puncak Gunung Gede dari jalur Gekbrong mau tidak mau para pendaki harus menuju puncak Gunung Gemuruh dulu lalu turun ke Alun-alun Suryakancana. Dari Alun-alun baru kita naik lagi ke puncak Gunung Gede.

De Wilde, sama sekali tak menyebut mereka turun ke lembah yang pemandangannya menganggumkan tersebut. Mereka hanya berhenti sampai di puncak (Gunung Gemuruh) saja, lalu kembali ke Gekbrong.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli

Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli

Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.

Baca Selengkapnya
Terkenal Rute Pendakian yang Sulit, Ini Fakta Menarik Gunung Pesagi di Lampung

Terkenal Rute Pendakian yang Sulit, Ini Fakta Menarik Gunung Pesagi di Lampung

Gunung Pesagi di Lampung ini terkenal dengan rute pendakian yang sulit namun memiliki pemandangan alam yang begitu indah.

Baca Selengkapnya
Usai Gempa, Jalur Pendakian Gunung Salak dan Kawah Ratu Ditutup

Usai Gempa, Jalur Pendakian Gunung Salak dan Kawah Ratu Ditutup

Masyarakat dan pendaki diharapkan dapat menaati kebijakan tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Fakta Unik Gunung Kaba di Bengkulu, Meletus Tahun 1600 hingga Misteri Makhluk Tak Kasat Mata

Fakta Unik Gunung Kaba di Bengkulu, Meletus Tahun 1600 hingga Misteri Makhluk Tak Kasat Mata

Salah satu gunung api aktif yang berada di Selupu Rejang ini memiliki keindahan yang luar biasa, namun dibalik itu semua terdapat sebuah misteri.

Baca Selengkapnya
Semeru Erupsi Lagi, Begini Sejarah Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Semeru Erupsi Lagi, Begini Sejarah Letusan Gunung Tertinggi di Pulau Jawa

Teramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.

Baca Selengkapnya
7 Gurun Tertua di Dunia dalam Sejarah, Antartika Masuk dalam Daftar?

7 Gurun Tertua di Dunia dalam Sejarah, Antartika Masuk dalam Daftar?

Gurun di seluruh dunia memegang tempat unik sebagai lingkungan yang ekstrem, dengan luas tanah yang sangat besar dan suhu yang dapat mencapai tingkat tertinggi.

Baca Selengkapnya
Menikmati Keindahan Alam di Gunung Ireng Patuk Gunungkidul, Punya Daya Tarik Sunrise dan Sunset yang Memukau

Menikmati Keindahan Alam di Gunung Ireng Patuk Gunungkidul, Punya Daya Tarik Sunrise dan Sunset yang Memukau

Gunung Ireng juga memiliki potensi wisata edukatif dan budaya yang layak diperhatikan.

Baca Selengkapnya
4 Fakta Gunung Tanggamus di Provinsi Lampung, Panorama Indah hingga Cerita Tikungan Mbah Jenggot

4 Fakta Gunung Tanggamus di Provinsi Lampung, Panorama Indah hingga Cerita Tikungan Mbah Jenggot

Gunung ini menjadi salah satu primadona bagi wisatawan yang gemar mendaki dan menjadi gunung tertinggi kedua di Provinsi Lampung.

Baca Selengkapnya
Alami Erupsi, Ini 5 Fakta Gunung Ili Lewotolok yang Kawahnya Berbentuk Bulan Sabit

Alami Erupsi, Ini 5 Fakta Gunung Ili Lewotolok yang Kawahnya Berbentuk Bulan Sabit

Letusan pertama gunung api ini terjadi pada tahun 1640

Baca Selengkapnya