Baku Bunuh Usai Madiun Rusuh
Merdeka.com - Orang-orang kiri membantai para tawanan saat menyadari gerakan mereka gagal. Aksi serupa pun dilakukan oleh pihak tentara.
Penulis: Hendi Jo
RABU, 17 November 1948. Wirosari jatuh ke tangan Batalyon Kala Hitam dari Divisi Siliwangi. Setelah ditinggalkan oleh Tentara Merah (pasukan yang berafiliasi ke FDR/PKI), situasi di wilayah yang masuk dalam Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tersebut begitu mencekam. Kondisi mengerikan masih terekam oleh benak Memed, seorang eks anggota Yon Kala Hitam berpangkat Prajurit Dua.
"Mayat-mayat bergelimpangan dalam keadaan yang sangat mengenaskan," ujar lelaki kelahiran Sukabumi 95 tahun lalu itu.
Mayor Kemal Idris (Komandan Yon Kala Hitam) yang ternyata ikut pula berpatroli, menegaskan kesaksian Memed. Dalam otobiografinya, Bertarung dalam Revolusi (disusun Rosihan Anwar dkk), Kemal menyaksikan sendiri tiga warga sipil (satu laki-laki dan dua perempuan) diperlakukan sangat sadis: mayat mereka masing-masing “disate” dengan sebilah bambu runcing yang kemudian ditancapkan di tanah.
"Diperagakan bagaikan 'orang-orangan' yang ditancapkan di tengah sawah guna menakut-nakuti burung," kenang Kemal.
Sebelumnya, Tentara Merah juga mempraktikkan kebrutalan di Madiun. Itu terjadi pada sekira akhir September 1948, ketika Brigade ke-29 pimpinan Letnan Kolonel Mochamad Dahlan menghabisi sekira 100 tawanan di sebuah rumah besar yang masuk dalam wilayah Desa Kresek.
Informasi itu terbuhul dari seorang tawanan yang lolos dari aksi pembantaian. Namanya Soedjoed, Ketua Ranting Partai Nasional Indonesia (PNI) Desa Klagen. Menurut lelaki kelahiran tahun 1919 tersebut, secara membabibuta Tentara Merah membantai para tawanan bagai membasmi kecoa. Itu dilakukan dengan menggunakan berbagai senjata, mulai bedil hingga golok.
"Saya sendiri yang saat itu ada di ruangan lain beberapa kali mendengar suara 'cras', 'ngrok' (suara) senjata tajam beradu dengan leher," ungkap Soedjoed dalam Cuplikan Peristiwa Pemberontakan PKI Madiun 1948, sebuah dokumen berbagai kesaksian dalam Insiden Madiun yang disusun oleh Slamet Suhardjo.
Kebrutalan kaum kiri memancing terjadinya praktik yang sama oleh TNI dan kaum kanan. Dalam gerakan pasukan Siliwangi ke Pati, seorang atasan Kemal Idris yakni Kolonel Moestopo bahkan tanpa ragu langsung menembak kepala tiap orang PKI yang tak bisa menyebut 20 nama anggota PKI lainnya. Kemal sendiri mengaku jengah dengan prilaku Moestopo tersebut, hingga dia sampai berani menegurnya.
"Kolonel, siapa yang menjadi komandan gerakan ini sebenarnya?" tanya Kemal.
"Kamu," jawab Moestopo
"Kalau saya yang menjadi komandan, saya tidak ingin cara pembunuhan tawanan seperti ini. Dengan cara seperti ini, bagaimana saya bisa mengendalikan anak buah saya? Ini kan bukan contoh yang baik. Saya tidak mau ini terjadi lagi."
"Oke," jawab Moestopo sambil berlalu dari hadapan Kemal.
Pembantaian terhadap orang-orang PKI pun terjadi di Magetan pada waktu yang sama. Lewat pengadilan kilat, Batalyon Kian Santang pimpinan Mayor Sambas Atmadinata menghukum mati puluhan orang-orang PKI dengan cara ditusuk bayonet satu persatu. Dalam kejadian itu, turut menjadi korban seorang lelaki bernama Sipon. Dia merupakan algojo PKI yang sebelumnya banyak memangsa orang-orang yang dianggap musuh orang-orang kiri di Magetan.
Aksi brutal pasukan Siliwangi tersebut terekam (lengkap beserta foto-fotonya) dalam buku Madiun 1948: PKI Bergerak karya sejarawan Harry A. Poeze. Uniknya, foto-foto yang didapat Poeze dari sebuah pusat arsip di Belanda itu, kerap diklaim dalam beberapa buku sejarah di Indonesia sebagai "contoh kekejaman kaum komunis".
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
6 Hal yang Tanpa Disangka Bisa Jadi Penyebab Munculnya Bau Badan
Munculnya bau badan merupakan persoalan yang sering dialami oleh banyak orang dan bisa mengganggu kepercayaan diri serta interaksi sosial.
Baca SelengkapnyaMelihat Cara Orang Baduy Mencuci Muka, Sabunnya Pakai Daun Ini
Sabun khas warga Baduy diketahui berasal dari tumbuhan alami, dan berfungsi untuk membersihkan muka.
Baca SelengkapnyaBerapa Hari Sekali Burung Murai Mandi dan Bagaimana Cara Merawat Kebersihannya?
Mandikan burung murai sehari sekali, bersihkan kandangnya, dan beri obat kutu jika diperlukan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pantun Lucu Bikin Ngakak sampai Sakit Perut, Dijamin Menghibur
Jika Anda butuh hiburan disaat bosan, pantun lucu bikin ngakak sampe sakit perut adalah solusinya.
Baca SelengkapnyaDitinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk
"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaKisah di Balik Bunyi Lesung Padi di Tanah Sunda saat Gerhana Bulan, Ternyata Ini Maknanya
Mengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaKisah Pilu Pria Tua Tukar Dagangan Sama Beras Sedapatnya, Demi Sang Ibu Usia 103 Tahun Bisa Makan
Sejak istrinya meninggal, Abah Ucup merawat sang ibu yang sudah berusia 103 tahun seorang diri.
Baca SelengkapnyaJatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.
Baca Selengkapnya