Perubahan makna Motif macan tutul dari masa ke masa
Merdeka.com - Pada saat ini, terdapat beragam motif pakaian yang biasa digunakan baik oleh pria dan wanita. Mulai dari motif kotak, garis, polka dot, hingga loreng seperti pada tentara, terdapat beragam motif yang dapat digunakan pada pakaian. Salah satu motif yang memiliki kisah cukup unik adalah motif tutul seperti pada macan.
Pada saat ini, motif macan tutul biasanya banyak digunakan oleh wanita, rock star bergaya lawas atau juga sebagai identitas salah satu kelompok dangdut. Mulai sebagai scraf, jaket, atau legging seperti yang banyak dijumpai sekarang, motif ini dijamin dapat membuat pemakainya menjadi mencolok dan menarik perhatian. Tetapi menurut seorang penulis fashion bernama Jo Weldon, pada awalnya motif ini digunakan bukanlah untuk menarik perhatian dan malah untuk menyembunyikan diri dan membaur dengan kondisi sekitar.
Dilansir dari Mental Floss, kulit yang dimiliki macan tutul ini justru dapat membuat mereka mudah berbaur dengan kondisi hutan. Dengan kondisi yang tidak terlihat tersebut maka mereka dapat dengan mudah mengincar hewan buruan. Namun ketika digunakan oleh manusia, yang terjadi pada penggunaan motif ini justru adalah hal yang sebaliknya.
Pada penelitiannya, Weldon mengatakan bahwa pada manusia motif ini terutama berupa kulit yang diambil langsung dari macan tersebut merupakan sebuah penanda kekuatan seseorang. Hal ini terutama terjadi pada suku-suku yang hidup berdekatan dengan hewan tersebut. Di lain pihak, pemburu-pemburu dari dunia barat juga menggunakan kulit tersebut sebagai sebuah penanda keterampilan mereka dan mempertontonkannya pada orang lain.
Produksi pakaian secara massal dengan menggunakan motif macan tutul baru dimulai pada dekade 1920an karena terinspirasi pada salah satu bintang film masa itu yang bernama Joan Crawford. Setelah perang dunia ke-2, trend ini semakin menanjak karena promosi yang dilakukan oleh Christian Dior yang menyarankan wanita untuk lebih berani menggunakan pakaian bermotif.
Motif ini semakin berkembang pada sekitar tahun 50an hingga 60an sebagai citra bagi seorang wanita kelas atas. Pada dekade 70an dan 80an motif ini kembali bertransformasi dan digunakan oleh pria maupun wanita untuk menampilkan kesan sebagai rocker. Berkembangnya musik glam rock pada era ini juga merupakan alasan motif ini banyak digunakan di era itu.
Seiring perkembangan waktu, motif ini kembali identik dengan wanita dan diasosiasikan dengan daya tarik wanita. Weldon menyatakan bahwa banyak orang mengasosiasikan kucing dan macan sebagai hewan yang seksi sehingga hal ini membuat motif cenderung dekat dengan wanita dan tampak feminin dan garang sekaligus.
Saat ini motif macan tutul ini masih banyak dijumpai dan digunakan oleh wanita. Tampilannya yang mencolok dan terlihat garang sekaligus feminin lah yang membuat motif ini kini masih tetap eksis dan digunakan.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
jemaah wanita terlihat mengenakan mukena dengan motif macan tutul yang mencolok.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani mendapatkan kain ini langsung dari Kalimantan Barat (Kalbar)
Baca SelengkapnyaMumi memiliki daya tarik yang tak terbantahkan dalam budaya saat ini, Sejumlah besar mumi tertua yang telah ditemukan terawetkan melalui beberapa faktor.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap motif sementara pembunuhan Wanita dalam koper yang ditemukan di Kalimalang, Bekasi.
Baca SelengkapnyaTerungkap motif pembunuhan pria dalam sarung yang dilakukan keponakan korban.
Baca SelengkapnyaTradisi ini jadi salah satu pesta adat masyarakat Sunda yang unik untuk meminta hujan
Baca SelengkapnyaTradisi yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya ini sudah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Bengkulu dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 40 pantun pengantin lucu yang mengandung makna dan doa mendalam.
Baca Selengkapnya