Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama yang Jadi Sosok Google Doodle

Ini Roehana Koeddoes, Jurnalis Perempuan Pertama yang Jadi Sosok Google Doodle Google Doodle Roehana Koeddoes. ©2021 Google

Merdeka.com - Tanggal 10 November yang jatuh pada esok hari diperingati sebagai Hari Pahlawan. Buat menyambut hari besar nasional itu, Google mempersembahkan Google doodle yang menampilkan sosok Roehana Koeddoes. Pada tanggal 7 November 2019, perempuan ini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo.

Siapakah Roehana Koeddoes? Seperti apa kiprah perempuan ini hingga diakui sebagai pahlawan nasional? Berikut ini informasi singkat tentang Roehana Koeddoes

Masih Berhubungan Keluarga dengan Sjahrir dan Chairil Anwar

Roehana Koeddoes adalah jurnalis perempuan pertama Indonesia. Dia lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884. Saat itu, Indonesia masih bernama Hindia Belanda.

Roehana adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir, Perdana Menteri Indonesia yang pertama. Roehana juga merupakan mak tuo (bibi) dari penyair terkenal, Chairil Anwar. Sementara sepupunya adalah H. Agus Salim.

Uniknya, Roehana hidup pada zaman yang sama dengan Kartini. Pada masa itu, akses perempuan untuk mendapat pendidikan sangat terbatasi.

Pelajar Bersemangat dan Feminis pada Masanya

Roehana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan adalah opresi yang harus dilawan. Diskriminasi ini termasuk terbatasnya kesempatan untuk mendapat pendidikan. Bermodal kecerdasan, keberanian, dan tekadnya, Roehana berjuang untuk mendapatkan kesempatan buat mengubah nasib kaum perempuan.

Karena tekanan terhadap perempuan pada masa itu, Roehana tidak bisa menempuh pendidikan formal. Walaupun begitu, dasar-dasar pendidikan didapatnya dari sang ayah yang bertugas sebagai pegawai pemerintah Belanda. Mohamad Rasjad Maharadja Soetan, ayah Roehana selalu membawakan Roehana bahan bacaan dari tempat kerjanya.

Semangat dalam menimba ilmu membuat Roehana cepat menyerap materi yang diberikan ayahnya. Pada umur yang masih sangat muda, Roehana sudah bisa menulis, membaca, dan bahkan berbahasa Belanda. Selain itu, dia juga belajar abjad Arab, Latin, dan Arab-Melayu.

Pendidikan informal yang didapat Roehana semakin berkembang ketika ayahnya ditugaskan ke Alahan Panjang. Dia berteman dengan istri pejabat Belanda atasan ayahnya dan mendapatkan keterampilan menyulam, menjahit, merenda, serta merajut.

Dia juga 'berkenalan' dengan majalah-majalah terbitan Belanda yang memuat tulisan bernuansa politik, gaya hidup, dan pendidikan. Tentunya, bacaan yang beragam ini turut memperluas pola pikirnya.

Jurnalis Perempuan Pertama Tanah Air

Setelah mendapatkan bekal ilmu, Roehana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada tahun 1911. Sembari aktif di bidang pendidikan, Roehana menulis di surat kabar perempuan Poetri Hindia.

Ketika surat kabar tersebut dibredel pemerintah Belanda, Roehana mendirikan surat kabar bernama Soenting Melajoe. Koran tersebut tercatat sebagai salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia.

Roehana dinilai sebagai perempuan Indonesia pertama yang secara sadar menempatkan dirinya sebagai jurnalis. Tak hanya menulis, dia juga turun ke lapangan untuk meliput berita dan mengirimkannya ke media massa.

Sepak terjang Roehana lantas mendapat apresiasi dari Datoek Soetan Maharadja, pemilik Oetoesan Melajoe yang kemudian mendukung Rohana menerbitkan Soenting Melajoe pada 10 Juli 1912. Sepanjang karirnya, Roehana terus menulis artikel yang mendorong perempuan untuk membela kesetaraan dan melawan kolonialisme. Beberapa di antaranya mendapat pengakuan nasional.

Setelah mendapatkan bekal ilmu, Roehana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada tahun 1911. Sembari aktif di bidang pendidikan, Roehana menulis di surat kabar perempuan Poetri Hindia. Ketika surat kabar tersebut dibredel pe

Roehana mendirikan sekolah dengan nama Roehana School di Bukittinggi. Sekolah itu dikelolanya sendiri dan rupanya cukup diminati. Jumlah muridnya terhitung banyak. Tidak cuma dari Bukittinggi, pelajar dari daerah lain juga menempuh pendidikan di sini. Salah satu alasan sekolah Roehana populer adalah kredibilitas sang pemilik yang diakui banyak pihak.

Sembari mengelola sekolah, Roehana juga tetap aktif mendukung pergerakan politik nasional lewat tulisan-tulisannya yang membakar semangat juang. Dia mempelopori pendirian dapur umum hingga membantu menyelundupkan senjata api ke Bukittinggi.

Roehana Koeddoes meninggal di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1972. Pemerintah daerah Sumatera Barat memberikan penghargaan kepadanya sebagai Wartawati Pertama di tahun 174. Dia juga mendapatkan penghargaan sebagai Perintis Pers Indonesia pada tahun 1987 dan Bintang Jasa Utama Kelas 1 pada tahun 2007.

(mdk/tsr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Perempuan Jalan di Depan Presiden Joko Widodo Tanpa Dihalau Paspampres, Ini Sosoknya
Viral Perempuan Jalan di Depan Presiden Joko Widodo Tanpa Dihalau Paspampres, Ini Sosoknya

Sosoknya yang dengan leluasa bisa lewat di depan Presiden Joko Widodo ini mencuri perhatian.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Hadi Tjahjanto, Dulu Menteri ATR Kini Dilantik Jadi Menko Polhukam
Mengenal Sosok Hadi Tjahjanto, Dulu Menteri ATR Kini Dilantik Jadi Menko Polhukam

Presiden Joko Widodo melantik dua menteri baru pada Rabu, 21 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Moeldoko Nilai Pernyataan Jokowi Bukan Semerta-merta Mempersiapkan Diri untuk Kampanye
Moeldoko Nilai Pernyataan Jokowi Bukan Semerta-merta Mempersiapkan Diri untuk Kampanye

Jokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
RUU Desa Disetujui, Kades Indonesia Bersatu Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi dan DPR
RUU Desa Disetujui, Kades Indonesia Bersatu Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi dan DPR

Salah satu pasal yang akan dibahas adalah masa bakti kepala desa menjadi 8 tahun untuk satu periode.

Baca Selengkapnya
Canda Kaesang: Kalau Kesal dengan Mas Gibran, Coblos Wajahnya di Kertas Suara Pilpres
Canda Kaesang: Kalau Kesal dengan Mas Gibran, Coblos Wajahnya di Kertas Suara Pilpres

Putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mengatakan masyarakat dalam mencoblos atau menusuk wajah atau badan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Kaesang soal Pose 2 Jari dari Mobil Kepresidenan Diduga Iriana: Dicek Lagi Kebenarannya
Kaesang soal Pose 2 Jari dari Mobil Kepresidenan Diduga Iriana: Dicek Lagi Kebenarannya

Para warga pun meneriakkan nama calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

Baca Selengkapnya
Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Temui Presiden Jokowi: Alhamdulillah Restu Maju Pilwalkot Bogor
Sendi Fardiansyah Sespri Iriana Temui Presiden Jokowi: Alhamdulillah Restu Maju Pilwalkot Bogor

Sendi Fardiansyah, merupakan Sekretaris Pribadi (Sespri) Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Baca Selengkapnya
Padahal Setiap Hari Ngawal, Potret Asisten Ajudan Baru Berani Selfie sama Presiden dan Ibu Negara
Padahal Setiap Hari Ngawal, Potret Asisten Ajudan Baru Berani Selfie sama Presiden dan Ibu Negara

Asisten Ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah memberanikan diri untuk foto selfie bareng Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi.

Baca Selengkapnya
Momen Presiden Jokowi Ikut Salatkan Jenazah Mooryati Soedibyo
Momen Presiden Jokowi Ikut Salatkan Jenazah Mooryati Soedibyo

Presiden Joko Widodo langsung menunaikan salat jenazah bersama keluarga Mooryati kemudian memanjatkan doa untuk almarhumah.

Baca Selengkapnya