8 Alasan wanita korban KDRT bertahan dalam pernikahan

Merdeka.com - Selama ini kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) telah banyak terjadi pada wanita. Meski pria juga bisa mengalami KDRT, namun 95 persen kasus dilakukan oleh pria pada wanita. Walaupun begitu, banyak wanita yang menjadi korban KDRT tak mau bercerai dengan suami mereka.
Mengapa banyak wanita yang tak mau meninggalkan suami mereka meski telah mengalami siksaan dan KDRT yang bertubi-tubi? Berikut beberapa alasannya, seperti dilansir oleh Care2 (25/08).
Kurang dukungan sosial
Salah satu alasan wanita tak berani melapor dan tetap bertahan adalah dia merasa tak memiliki dukungan sosial. Pria yang melakukan kekerasan pada istri biasanya mengisolasinya dari pergaulan sehingga dia tak bisa bertemu dengan orang-orang yang bisa memberi dukungan seperti keluarga dan teman. Terkadang korban KDRT tak mengetahui isolasi ini hingga kekerasan terjadi dan mereka tak bisa menghubungi siapapun.
Kurang dana
Jika selama ini istri hidup bergantung dengan biaya dari suami, maka akan sulit untuk melepaskan diri dari mereka. Beberapa pria yang melakukan KDRT terkadang bahkan mengambil semua harta dari istri agar mereka tidak macam-macam dengan uang yang dimiliki. Jika korban KDRT tak bisa mendapat dukungan sosial serta tak memiliki uang, maka sulit baginya untuk lepas dari suami.
Kurang pengalaman kerja
Kebanyakan korban KDRT adalah wanita yang berada dalam rumah sepanjang waktu, dengan kata lain adalah ibu rumah tangga. Ini membuat mereka kurang memiliki pengalaman kerja. Ketika ingin lepas dari suami, mereka harus mencari pekerjaan sendiri. Mencari pekerjaan bisa jadi sulit ketika mereka tak terbiasa melakukannya dan tak memiliki pengalaman kerja. Terutama jika hal ini melibatkan anak-anak.
Hak pengasuhan anak
Pengasuhan anak bisa jadi salah satu faktor yang membuat wanita tak bisa lepas dari suami meski menjadi korban KDRT. Menyaksikan kekerasan dalam rumah memang bukan hal yang baik. Namun jika wanita tersebut tak punya sumber daya untuk membawa anak mereka pergi, bisa jadi ini satu-satunya jalan aman yang dipilih oleh wanita yang mengalami KDRT. Keselamatan anak juga seringkali menjadi alasan bagi pelaku KDRT untuk mengancam korbannya.
Takut sendirian
Tentu saja lebih baik sendirian daripada bertahan dalam pernikahan yang menyakitkan, baik fisik maupun mental seperti yang dialami korban KDRT. Namun ada kalanya wanita berpikir bahwa mereka tak bisa sendirian dan tak yakin jika nantinya mereka bisa bersama dengan orang lain. Ini bisa menjadi salah satu alasan wanita tetap bertahan dalam pernikahannya yang penuh kekerasan.
Merasa bersalah
Tak jarang pelaku KDRT menggunakan taktik 'membuat merasa bersalah' untuk membuat korban mereka menurut. Bisa saja mereka membuat alasan bahwa sang istri sendiri yang telah menyebabkan si pelaku melakukan kekerasan. Jika pemahaman ini terus-menerus dimasukkan dalam kepala sang istri, maka cepat atau lambat korban KDRT itu akan merasa bersalah. Bahkan lebih buruk, mereka bisa merasa bahwa dirinya pantas mendapatkan perlakuan kejam tersebut.
Tak selalu terjadi kekerasan
Beberapa pelaku KDRT tak selalu menyiksa istri mereka setiap hari. Terkadang ada minggu atau hari-hari ketika mereka bersikap sangat lembut, seolah kekerasan yang dilakukan hanya ada dalam imajinasi sang korban. Sebagai istri, yang tentu saja memiliki cinta pada suaminya, tentu wanita mudah merasa simpati dan mulai terombang-ambing dengan sikap suami. Sehingga pada akhirnya dia tak yakin ingin pergi dari pernikahan tersebut ataukah bertahan. Beberapa masih memiliki harapan bahwa sang suami bisa berubah.
Takut
Sebuah statistik yang cukup mengejutkan mengungkap bahwa sekitar 75 persen wanita korban KDRT terbunuh ketika mereka akan meninggalkan hubungan mereka. Jadi takut melarikan dari hubungan semacam ini adalah hal yang sangat logis dialami oleh wanita. Jika pergi dari rumah dan pelaku KDRT bisa mengakibatkan kematian, tentu saja wanita akan memilih tinggal dan bertahan.
Sangat menyedihkan bagaimana wanita yang mengalami KDRT bisa mengalami dilema yang cukup berat antara tinggal atau pergi dari hubungan tersebut. Pergi atau tinggal sebenarnya sama-sama memiliki risiko besar yang berbahaya. Akan sangat baik jika kita, sebagai orang yang bebas, terlebih dulu membantu mereka untuk keluar dari hubungan yang penuh kekerasan. Jika tak bisa melakukannya sendiri, kita bisa melaporkannya pada lembaga perlindungan wanita atau pihak berwajib.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya


10 Cara Mengusir Cicak dari Dalam Rumah
Cara dan tips mengusir cicak dari dalam rumah yang penting diketahui.
Baca Selengkapnya


Derita Insomnia Parah, Ashanty Putuskan Untuk Lakukan Ruqyah & Sempat Terapi ke Singapura
Sempat melakukan terapi di Singapura karena mengalami insomnia parah, Ashanty melakukan ruqyah
Baca Selengkapnya


Romantis Bikin Baper, Pria Tua Ini Temani Sang Istri Memasak Sambil Memetik Getir Bawakan Lagu 'Antara Benci Dan Rindu'
Momen romantis seorang suami yang temani istrinya memasak di dapur dengan sebuah lagu romantis sambil main gitar.
Baca Selengkapnya


Detik-detik Alyssa Soebandono Umumkan Hamil Anak Ketiga, Dude Harlino Full Senyum & Anak Pertama Nangis Haru
Kabar bahagia datang dari artis cantik Alyssa Soebandono. Artis yang kini sudah jarang muncul di layar kaca itu mengumumkan kehamilan ketiganya.
Baca Selengkapnya


Profil Doni Monardo, Jenderal Berdarah Kopassus Komandan 'Tempur' Lawan Covid Kini Tutup Usia
Mantan Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI (Purn) Doni Monardo tutup usia.
Baca Selengkapnya

4 Manfaat yang Hanya Bisa Dirasakan Wanita dengan Payudara Kecil
Wanita dengan payudara kecil ternyata memiliki sejumlah keunggulan yang hanya mereka miliki.
Baca Selengkapnya

Lakukan KDRT, Suami dr Qory Diduga Seorang Bipolar
Penyidikan perkara KDRT yang dialami oleh dr Qory tersebut dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan temuan dan bukan delik aduan.
Baca Selengkapnya

Ini Penyebab Muncul Rasa Ingin Kencing saat Tengah Bercinta
Munculnya dorongan untuk buang air kecil ini merupakan hal yang umum dialami oleh wanita. Menurutnya, terdapat sejumlah faktor yang bisa menyebabkannya.
Baca Selengkapnya

Suami Ditangkap Polisi, dr Qory Ingin Cabut Laporan KDRT
Suami dr Qory Ulfiyah, Willy Sulistyo ditangkap karena disangka melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya.
Baca Selengkapnya

Tega Suami Bacok Istri Gara-Gara Uang Beli Sayur
Korban bermaksud masak lauk namun tidak ada sayuran di dapur. Alhasil dia meminta uang kepada suaminya.
Baca Selengkapnya

Kasus Dokter Qory, Polisi Tangkap Suami Terbukti KDRT
Kasus Dokter Qory viral bermula ketika dinyatakan hilang sejak Senin, 13 November 2023.
Baca Selengkapnya

Cara Melaporkan Kasus KDRT, Jangan Takut Bersuara
Jangan diam jika Anda menjadi korban KDRT. Segera cari bantuan dan laporkan kasus ini ke Komnas Perempuan atau instansi terkait lainnya.
Baca Selengkapnya