UGM
Ribuan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa bertajuk 'Pesta Rakyat Gajah Mada' di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (2/5). Aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional ini dilakukan untuk menyuarakan beberapa tuntutan, mulai dari revolusi pendidikan hingga penolakan relokasi kantin Bonbin UGM.
Dalam aksinya mereka juga mendesak Rektor UGM Dwikorita menemuinya. Mereka menolak aksi yang merupakan murni dari aspirasinya disebut sebagai simulasi oleh sang rektor.
Sejumlah mahasiswa sampai bersimpuh saat memohon agar Rektor UGM Dwikorita menemuinya.
Terlihat sejumlah drum untuk meramaikan aksi unjuk rasa bertajuk 'Pesta Rakyat Gajah Mada' di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (2/5).
Ribuan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa bertajuk 'Pesta Rakyat Gajah Mada' di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (2/5).
Ribuan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa bertajuk 'Pesta Rakyat Gajah Mada' di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (2/5).
Spanduk raksasa dengan tulisan "Revolusi Pendidikan" menghiasi unjuk rasa unjuk rasa bertajuk 'Pesta Rakyat Gajah Mada' di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (2/5).
Pria bernama Wakhid asal Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memilih untuk berhenti dari pekerjaannya di suatu perusahaan dan banting setir berternak ayam.
Para pelaku UMKM BRI Yogyakarta ini menebarkan kelezatan serta kebaikan dari produknya bagi lingkungan sekitar.
Manusia zaman dahulu melihat fenomena ini sebagai pertanda akan turun hujan.
Singgih mengaku telah mengumpulkan para pelaku pariwisata agar memberikan pelayanan terbaik bagi para pengunjung dengan menerapkan harga sesuai standar.
Acara itu digelar pertama kali setelah vakum akibat COVID-19
Kelompok Waita Tani Kemiri Edum di Sleman olah buah salak jadi 20 jenis oleh-oleh.
Rini bergerak bersama Kelompok Wanita Tani Kemiri Edum Sleman menyulap salak agar mantap unjuk gigi jadi oleh-oleh khas
Dahulu rumah ini bernama Petronella yang merupakan sosok dermawan. Begini kisahnya
Untuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Museum tersebut berisi tentang perjuangan Muhammadiyah sejak lahir sampai hari ini.
Lebaran sudah di depan mata. Kegiatan mudik sudah mulai dilakukan banyak masyarakat Indonesia.
Pada masa jayanya, jumlah karyawan di perusahaan ini mencapai 2.000 orang
Follow