WHO Ingatkan Pencabutan Lockdown Pandemi Covid-19 Dilakukan Secara Bertahap
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kepada negara-negara yang memberlakukan pembatasan sosial hingga karantina wilayah atau lockdown untuk tidak buru-buru mencabut kebijakan itu. Pencabutan lockdown yang terlalu cepat dikhawatirkan akan memunculkan kembali penyebaran virus Covid-19.
Direktur Regional WHO untuk Pasifik Barat, Takeshi Kasai mengatakan, sejauh ini lockdown terbukti efektif untuk mencegah penyebaran luas virus corona. Masyarakat harus beradaptasi dengan cara hidup baru di saat berbagai pihak sedang berupaya menemukan obat dan vaksin atas Covid-19.
"Kita harus menyesuaikan hidup dan sistem kesehatan kita bersama dengan epidemi. Setidaknya sampai vaksin, atau perawatan yang sangat efektif ditemukan," ujarnya seperti dikutip Reuters, Selasa (21/4).
Dia mengingatkan, pemerintah yang mempertimbangkan untuk mencabut lockdown harus melakukannya dengan hati-hati dan bertahap, dan terus memantau situasi epidemi. Selama coronavirus beredar, tidak ada negara yang aman dari wabah.
"Individu dan masyarakat harus siap untuk cara hidup baru," ujar Kasai.
Dari pemantauannya, Kasai mengungkapkan, negara-negara di Pasifik Barat dalam beberapa pekan terakhir jauh lebih sulit terkena epidemi dibandingkan Amerika Serikat atau Eropa meski ada peningkatan kasus di Jepang dan Singapura, di antara negara-negara lain.
Kasai juga memperingatkan bahwa epidemi tidak boleh mengganggu program vaksinasi terhadap penyakit lain seperti polio, campak dan rubella.
"Kalau tidak, Pasifik Barat bisa menghadapi krisis baru ketika sistem kesehatan sedang kewalahan," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaTahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya