Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wabah Penyakit Pes Ditemukan Kembali di Mongolia

Wabah Penyakit Pes Ditemukan Kembali di Mongolia ilustrasi virus. ©2015 Merdeka.com/ www.telegraph.co.uk

Merdeka.com - Pihak berwenang di wilayah Mongolia Dalam, daerah otonom China, siaga tinggi setelah kasus yang dicurigai wabah pes, penyakit yang menyebabkan pandemi Black Death atau Maut Hitam, dilaporkan pada Minggu.

Kasus ditemukan di Kota Bayannur, di barat laut Beijing, menurut kantor berita pemerintah, Xinhua. Pada Sabtu, rumah sakit memperingatkan pemerintah kota terkait temuan kasus pada pasien.

Sampai Minggu, pemerintah setempat menerbitkan peringatan Level Tiga bagi seluruh kota untuk pencegahan wabah, level terendah kedua dalam sistem empat level peringatan. Demikian dilansir dari CNN, Senin (6/7).

Peringatan ini akan tetap berlaku sampai akhir tahun, menurut laporan Xinhua.

Wabah pes disebabkan bakteri dan ditularkan melalui gigitan kutu dan hewan yang terinfeksi, adalah salah satu infeksi bakteri paling mematikan dalam sejarah manusia. Selama pandemi Maut Hitam di Abad Pertengahan, penyakit ini menewaskan sekitar 50 juta orang di Eropa.

Wabah pes, yang merupakan salah satu dari tiga wabah, menyebabkan kelenjar getah bening membengkak, demam, kedinginan, dan batuk.

Otoritas kesehatan Bayannur saat ini mendesak warga melakukan tindakan pencegahan ekstra untuk meminimalkan risiko penularan dari manusia ke manusia, dan untuk menghindari perburuan atau konsumsi hewan yang dapat menyebabkan infeksi.

"Saat ini, ada risiko penyebaran wabah manusia di kota ini. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan kemampuan perlindungan diri, dan segera melaporkan kondisi kesehatan yang tidak normal," jelas otoritas kesehatan setempat, menurut surat kabar yang dikelola pemerintah, China Daily.

Pemerintah Bayannur memperingatkan masyarakat untuk melaporkan temuan marmut yang mati atau sakit - sejenis tupai tanah besar yang dikonsumsi di beberapa wilayah China dan negara tetangga Mongolia, dan yang secara historis menyebabkan wabah di wilayah tersebut.

Marmut diyakini sebagai penyebab epidemi wabah pneumonia 1911, yang menewaskan sekitar 63.000 orang di timur laut China. Hewan itu diburu karena bulunya, yang populer di kalangan pedagang internasional. Produk bulu dari hewan yang terinfeksi diperdagangkan dan diangkut di seluruh negeri - menginfeksi ribuan orang di sepanjang jalan.

Setelah beberapa dekade kemudian, epidemi akibat hewan itu masih muncul. Pekan lalu, dua kasus wabah pes dikonfirmasi di Mongolia.

Mei lalu, sepasang suami istri di Mongolia meninggal karena wabah pes setelah memakan ginjal mentah marmut, yang dianggap sebagai obat tradisional untuk kesehatan. Dua orang lagi terkena wabah pneumonia - bentuk lain dari penyakit ini, yang menginfeksi paru-paru - beberapa bulan kemudian di seberang perbatasan di Mongolia Dalam.

Kenapa Wabah Ini Masih Ada?

Munculnya antibiotik, yang dapat mengobati sebagian besar infeksi jika ditangani lebih awal, telah membantu mencegah wabah penyakit, sebagaimana yang pernah menyebar begitu cepat di Eropa pada Abad Pertengahan.

Kendati pengobatan modern dapat mengobati wabah itu, tapi sama sekali belum bisa menghilangkannya - dan telah kembali baru-baru ini, WHO mengkategorikannya sebagai penyakit yang muncul kembali.

WHO mencatat ada sekitar 1.000 hingga 2.000 orang terjangkit wabah ini setiap tahun. Tetapi jumlah itu merupakan perkiraan kasar, karena tidak memperhitungkan kasus yang tidak dilaporkan.

Tiga negara yang paling endemik - wabah ada di sana secara permanen - adalah Republik Demokratik Kongo, Madagaskar, dan Peru.

Di Amerika Serikat, ada puluhan kasus ditemukan setiap tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Pada 2015, dua orang di Colorado meninggal karena wabah ini, dan tahun sebelumnya ada delapan kasus yang dilaporkan di negara bagian itu.

Saat ini tidak ada vaksin yang efektif melawan wabah pes, tetapi antibiotik modern dapat mencegah komplikasi dan kematian jika diberikan dengan cukup cepat. Wabah pes yang tidak diobati dapat berubah menjadi wabah pneumonia, yang menyebabkan pneumonia berkembang pesat, setelah bakteri menyebar ke paru-paru.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Petasan Meledak di Tangan ASN Pinrang Sulsel
Detik-Detik Petasan Meledak di Tangan ASN Pinrang Sulsel

Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Makassar usai kejadian.

Baca Selengkapnya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Menyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai
Menyusuri Bekas Rumah Pemotongan Hewan Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Kondisinya Angker dan Terbengkalai

Rumah itu sempat menjadi tempat tidur para pemulung dan anak jalanan.

Baca Selengkapnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya
Geger Puluhan Ekor Ternak Babi di Sikka Mati Mendadak, Ternyata Ini Penyebabnya

situasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.

Baca Selengkapnya
Ini Bahaya Menahan Kencing Saat Perjalanan Mudik
Ini Bahaya Menahan Kencing Saat Perjalanan Mudik

Menahan air kecil atau kencing saat perjalanan bisa memicu munculnya penyakit.

Baca Selengkapnya
Penyakit Akibat Membuang Sampah Sembarangan, Wajib Diwaspadai
Penyakit Akibat Membuang Sampah Sembarangan, Wajib Diwaspadai

Membuang sampah sembarangan telah menjadi salah satu masalah lingkungan yang juga berdampak buruk pada kesehatan.

Baca Selengkapnya
Bahaya Polio bagi Anak dan Gejalanya, Orang Tua Wajib Tahu
Bahaya Polio bagi Anak dan Gejalanya, Orang Tua Wajib Tahu

Polio pada anak adalah masalah kesehatan yang serius yang harus diwaspadai oleh setiap orang tua. Penyakit ini menyerang saraf pusat dan menyebabkan lumpuh.

Baca Selengkapnya