Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usai ungkap kesaksian korban 65, situs sidang rakyat sulit diakses

Usai ungkap kesaksian korban 65, situs sidang rakyat sulit diakses Logo pengadilan rakyat 1965 di Belanda. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Situs 1965tribunal.org sejak hari ini, Kamis (12/11) pukul 15.00 WIB tidak bisa diakses dari Indonesia. Ketika merdeka.com mencoba mengaksesnya muncul tanda 'error 403', yang artinya ada upaya pihak tertentu menyensor konten situs tersebut, dengan membatasi akses Internet Protocol.

Kabar penyensoran ini disampaikan pertama kali oleh peserta sidang, Joss Wibisono melalui akun Facebook pribadinya. "Semoga situs 1965tribunal.org bisa dibuka di tanah air dan semoga diri ini teguh dan tabah mendengar kesaksian-kesaksian yang pasti menguras energi dan emosi," tulisnya.

Situs 1965tribunal.org ini selama tiga hari terakhir menyiarkan proses Sidang Rakyat 1965 (IPT) dengan metode streaming, membahas pelanggaran Hak Asasi Manusia berat oleh pemerintah, tentara, dan ormas-ormas saat menghabisi terduga anggota Partai Komunis Indonesia. Tak hanya konten video, ada pula ikhtisar sidang maupun foto-foto selama pengadilan rakyat di Kota Den Haag, Belanda.

Salah satu pengguna Facebook, Junito Diaz, menduga pemblokiran situs ini dilakukan secara sengaja, langsung ke servernya. Pasalnya, beberapa pengguna Internet dari luar negeri juga mengalami kesulitan mengakses situs itu seperti di Tanah Air.

"Aku rasa ini ada yang minta ke host servernya untuk ditutup. Jadi bukan block IP negara," tulis Diaz.

Seandainya tidak diblokir, hari ini pemirsa dari Indonesia bisa menyaksikan jalannya sidang terkait penghilangan paksa terduga komunis, serta bukti adanya propaganda masif pemerintah Orde Baru mendiskreditkan keluarga tapol serta komunisme.

Sebelum mengalami pemblokiran, situs sidang rakyat mengunggah data penyiksaan tapol perempuan dituding Gerwani. Tintin Rahaju, namanya disamarkan, menceritakan penyiksaan yang dia terima di Kantor Corps Polisi Militer, Yogyakarta.

Tintin dituding anggota PKI padahal statusnya saat itu adalah mahasiswa aktivis PMKRI, ditelanjangi dan dipaksa melayani syahwat polisi militer yang menginterogasinya.

"Dalam keadaan telanjang itu, saya dipegang oleh dua orang. Mengarah ke setiap pemeriksa itu, saya disuruh menciumi kelamin mereka," kata saksi itu dalam sidang, yang diapresiasi Hakim Ketua Zak Yacoob karena bersedia merekonstruksi ulang peristiwa menyakitkan di masa lalu.

Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Indonesia tidak menyambut baik pelaksanaan Sidang Rakyat 1965 di Belanda. JK menuding Pemerintah Belanda membantu IPT, kendati secara resmi penyelenggara sidang adalah upaya swadaya WNI di Belanda disokong pegiat HAM lintas negara.

"Kalau mau begitu (gelar pengadilan rakyat), kita adili Belanda juga (sebab) berapa yang dibunuh Belanda di sini (Indonesia). Lebih banyak lagi," kata Wapres Jusuf Kalla.

Senada dengan JK, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menanggapi sinis pelaksanaan sidang peradilan rakyat tersebut. Dia menyebut tahun 1965 rakyat bergerak karena lebih dulu merespon pergerakan pasukan diduga suruhan PKI yang menculik enam jenderal dan satu perwira TNI AD.

"Begini ya, tahun '65 itu yang duluan siapa? Kalau dulu tidak ada pemberontakan tidak ada masalah ini, jadi yang memulai duluan itu jelas melanggar HAM," tegas Ryamizard.

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Kasus Judi Online Makin Marak, 142 Orang Ditangkap dan 2.862 Website Diblokir Kurang dari Sebulan
Kasus Judi Online Makin Marak, 142 Orang Ditangkap dan 2.862 Website Diblokir Kurang dari Sebulan

Pemerintah bergerak memberantas para pengelola judi online yang sampai saat ini beroperasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jurnalis Rico Sempurna Tewas Rumahnya Dibakar, ini Daftar Wartawan di Indonesia Dibunuh Terkait Pemberitaan
Jurnalis Rico Sempurna Tewas Rumahnya Dibakar, ini Daftar Wartawan di Indonesia Dibunuh Terkait Pemberitaan

Daftar wartawan di Indonesia yang tewas dibunuh usai meliput kasus sensitif.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Menegangkan Penangkapan Tarsum Usai Mutilasi Istri di Ciamis
Detik-Detik Menegangkan Penangkapan Tarsum Usai Mutilasi Istri di Ciamis

Karnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penggeledahan Ibu Pelaku Pelecehan Anak di Tangsel, Barang Bukti Korban Ini Diamankan
Detik-Detik Penggeledahan Ibu Pelaku Pelecehan Anak di Tangsel, Barang Bukti Korban Ini Diamankan

Polisi menggeledah kontrakan R, seorang ibu yang melecehkan anaknya di Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub

Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.

Baca Selengkapnya
Bukan Korban Pembunuhan, Ini Penyebab Tewasnya Mayat Terikat Rantai dan Pemberat di Sungai Musi
Bukan Korban Pembunuhan, Ini Penyebab Tewasnya Mayat Terikat Rantai dan Pemberat di Sungai Musi

Penyebab tewasnya pria dengan kaki terikat rantai dan pemberat batu dalam karung di Sungai Musi akhirnya terkuak.

Baca Selengkapnya
Data Terbaru Arus Mudik Lebaran 2024: Lima Hari Terjadi 322 Kecelakaan, 63 Orang Meninggal
Data Terbaru Arus Mudik Lebaran 2024: Lima Hari Terjadi 322 Kecelakaan, 63 Orang Meninggal

Data Terbaru Arus Mudik Lebaran 2024: Dalam Lima Hari 322 Kecelakaan, 63 Orang Meninggal

Baca Selengkapnya