Sejumlah Kedutaan di Korea Utara Tutup, Diplomat Dievakuasi karena Corona
Merdeka.com - Sejumlah kantor kedutaan besar di Korea Utara hari ini tutup karena banyak diplomat dievakuasi negaranya masing-masing, menyusul pembatasan karantina ketat yang diberlakukan oleh Pyongyang lantaran penyebaran virus corona.
Korea Utara belum melaporkan satu pun kasus corona tetapi telah memberlakukan aturan yang ketat, termasuk menutup perbatasannya dan menempatkan ribuan penduduknya sendiri dalam isolasi. Hal ini menyebabkan ratusan orang asing, termasuk diplomat, terkurung di tempat mereka sendiri.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (9/3), Duta Besar Rusia Alexander Matsegora menggambarkan kondisi itu sebagai "penghancuran moral".
Pembatasan itu akhirnya berkurang minggu lalu setelah lebih dari sebulan, ketika lebih dari 200 orang asing yang diizinkan meninggalkan markas mereka.
Duta Besar Swedia Joachim Bergstrom mengunggah swafoto di Twitter, dari pusat kota dengan tulisan: "Saya tidak pernah lebih bahagia berdiri di tanah Kim Il Sung."
Evakuasi para diplomat ini terjadi setelah adanya laporan bahwa penerbangan khusus sedang diatur untuk menerbangkan diplomat dan warga asing lainnya dari Pyongyang ke Kota Vladivostok, Rusia.
"Sedih mengucapkan perpisahan pagi ini kepada rekan-rekan dari Kedutaan Besar Jerman dan Kantor Prancis #NorthKorea yang ditutup sementara," tulis Colin Crooks, duta besar Inggris untuk Pyongyang, menambahkan bahwa kedutaannya akan tetap dibuka.
Situs web bandara Vladivostok menunjukkan penerbangan Air Koryo JS 271 telah tiba dari Pyongyang pukul 10.49 pagi waktu setempat.
Belum diketahui berapa banyak diplomat berada dalam penerbangan tersebut, tetapi laporan sebelumnya mengatakan sekitar 60 orang akan dievakuasi.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bulan lalu memperingatkan akan adanya "konsekuensi serius" jika virus itu mencapai negaranya. Negara tersebut telah melarang turis dan menangguhkan kereta api serta penerbangan internasional.
Pyongyang, yang dikenai berbagai sanksi internasional atas program rudal nuklir dan balistiknya, memiliki infrastruktur medis yang lemah dan pengamat mengatakan pencegahan adalah satu-satunya pilihan.
Jumlah kasus virus corona telah meningkat di seluruh dunia menjadi lebih dari 100.000 di 100 negara dan wilayah dengan sekitar 3.800 meninggal.
Reporter: Benedikta Miranti Tri Verdiana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Perhubungan berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Indonesia, mewakili 11 negara ASEAN di Seoul.
Baca SelengkapnyaDiketahui pelaku dengan korban sudah saling kenal baik sejak tahun 2022. Selama di sana, DJK dalam kondisi tidak dapat mengontrol dirinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaDiktator ini mengakui kondisi perekonomian negaranya mengalami krisis yang parah.
Baca SelengkapnyaSebanyak 120 negara menyetujui adanya resolusi gencatan senjata, 14 negara menolak, dan 45 negara abstain.
Baca SelengkapnyaPerlu diketahui bahwa fusi nuklir yang menjadi sumber energi bagi bintang, memerlukan suhu yang sangat tinggi, jauh lebih panas daripada suhu inti matahari.
Baca SelengkapnyaMereka terus-menerus ditekan oleh pemandu wisata untuk membeli produk-produk mahal seperti kosmetik, suplemen nutrisi, dan barang-barang bebas bea.
Baca SelengkapnyaSabrina Chairunnisa sedang berlibur di Korea Selatan bersama kerabat dan orang-orang terdekatnya.
Baca Selengkapnya