Rumah ibadah tiga agama di Berlin cari sumbangan lewat urun dana
Merdeka.com - Tiga pemuka agama dikenal sebagai "Trio Toleransi" telah datang bersama-sama untuk membangun sebuah rumah ibadah bagi tiga agama di Ibu Kota Berlin, Jerman, buat melawan ketegangan agama di Eropa yang semakin multibudaya. Sekarang, mereka tengah mencari sumber dana sebesar Rp 687,3 miliar dengan cara urun dana.
"Saya percaya pada kekuatan dialog. Di dalam dunia tempat kita hidup kita memiliki dua kemungkinan, perang atau damai. Perdamaian adalah suatu proses dan untuk mencapai itu, Anda harus berbicara satu sama lain," kata Rabbi Ben Chorin, yang berada di balik akar proyek itu, seperti dilansir stasiun televisi Russia Today, Ahad (4/8).
Rumah Esa akan memiliki tinggi 40 meter, dengan sebuah ruang bersama antar umat beragama yang mampu menampung 380 orang di dalamnya, dan sebuah masjid, sinagoga serta gereja, yang bercabang ke arah berbeda.
Tempat itu dirancang oleh arsitek asal Jerman Wilfried Kuehn, yang memenangkan kompetisi internasional, tiga ruang tambahan berarti semuanya akan berbeda dalam gaya, tetapi dengan motif berulang tertentu, untuk menekankan kesamaan serta perbedaan antara agama-agama Ibrahim. Proyek ini diluncurkan tiga tahun lalu, izin bangunan telah diterbitkan, dengan rencana untuk memulai pembangunan pada 2016 di situs bersejarah di jantung Kota Berlin.
"Kami telah memperhatikan, sebagai masyarakat di sini di tengah-tengah kota, banyak orang ingin bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang dan agama yang berbeda dan ada keinginan kuat untuk menunjukkan bahwa orang-orang dari agama yang berbeda bisa bersama," kata Pastor Gregor Hohberg dari paroki Gereja St. Petri di Berlin.
Dia mengatakan bahwa setiap persegi lahan yang dialokasikan untuk pembangunan itu sudah mulai menarik jamaah dari berbagai agama untuk berdoa secara berdampingan.
Rabbi Tovia Ben-Chorin, Imam Kadir Sanci dan Pastor Gregor Hohberg, di mana gerakan Trio Toleransinya adalah kebangkitan dari persatuan agama Amerika tahun 1930-an, sekarang akan bergantung pada sumbangan dana untuk mengumpulkan uang yang diperlukan. Para jemaat didorong untuk "membeli sebuah batu bata" secara dunia maya dengan harga Rp 157 ribu, meskipun sejak awal musim panas sesudah kurang dari Rp 631 juta telah dikumpulkan.
Para pendiri tempat itu sekarang mengatakan mereka juga membutuhkan sumbangan dari badan-badan keagamaan yang lebih besar, serta warga Berlin, di mana ada sekitar 300.000 muslim dan 50.000 orang Yahudi.
Di antara organisasi yang menarik di dewan Rumah Esa, yang dapat membantu pembangunannya adalah Forum untuk Dialog Antarbudaya (FID), sebuah gerakan yang bertujuan untuk menyebarkan Islam moderat dan memantau kelompok ekstremisme, di bawah naungan Fethullah Gulen, lawan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.
Pusat tujuan Rumah Esa adalah melawan radikalisme dengan cara mempromosikan berbagai agama di dalamnya. Konflik Gaza tidak hanya membawa keluar oposisi politik yang kuat untuk Israel, tetapi telah menghidupkan kembali manifestasi intoleransi, dengan beberapa serangan terhadap sinagog di Prancis, dan tempat lain di benua itu.
Bahkan sebelum Operasi Pelindung Edge dilancarkan Israel, lembaga Uni Eropa memperkirakan bahwa 40 persen dari semua kejahatan kebencian dicatat di Eropa ditargetkan terhadap kaum Yahudi.
"Hal ini sangat penting bagi kita untuk mengatasi semua berita negatif di dunia," kata Imam Sanci.
"Saya memiliki keinginan, untuk anak-anak saya, keluarga saya, untuk diri sendiri dan untuk semua orang, bahwa keragaman menjadi kenyataan dan bahwa orang akan menerima satu sama lain dalam keberbedaan mereka."
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kumpulan uang itu adalah tabungan uang jajan. Uang itu ingin mereka berikan sebagai donasi.
Baca SelengkapnyaDemi menyambung hidup, sosoknya diketahui tak hanya bertugas sebagai abdi negara.
Baca SelengkapnyaWulan berusaha keras untuk mendapatkan haknya dalam menagih pembayaran renovasi rumah yang berlokasi di Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pembayaran zakat dan donasi itu baru dari sisi satu platform saja. Belum lagi jika ditotalkan seluruh tempat.
Baca SelengkapnyaSemua terpaksa dilakukannya demi menyambung nyawa.
Baca SelengkapnyaDana darurat dapat disimpan untuk keadaan tak terduga seperti kecelakaan, kerusakan rumah, atau kehilangan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaBerawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaKehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.
Baca SelengkapnyaDia nekat kabur dari rumah demi menghindari tagihan utang. Di tanah perantauan, sosoknya tinggal di gubuk sederhana.
Baca Selengkapnya