"Rasa Takut yang Kami Alami Sama Seperti Menghadapi Hari Kiamat"

Selasa, 7 Februari 2023 12:46 Reporter : Hari Ariyanti
"Rasa Takut yang Kami Alami Sama Seperti Menghadapi Hari Kiamat" Petugas medis di Syrian American Medical Society Hospital di Bab Al-Hawa menangani korban gempa. ©Ali Haj Suleiman/Al Jazeera

Merdeka.com - Sesaat sebelum fajar, guncangan dahsyat membuat Muhammad Alloush tersentak tidur nyenyaknya.

"Rumah kami terombang ambing seperti ombak di laut," kenang pria 60 tahun itu.

Alloush adalah pengungsi dari kota Homs, Suriah dan saat ini tinggal di Sarmada, kota yang dikuasai oposisi di dekat perbatasan Suriah dengan Turki.

Pada Senin pukul 04.17, gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang Turki selatan dan Suriah barat laut, menyebabkan kehancuran dan kematian yang meluas. Sejauh ini dilaporkan ribuan orang tewas dan ribuan lainnya terluka baik di Turki maupun Suriah.

"Saat kami menyelamatkan diri dari rumah, rumah itu mulai roboh," ujar Alloush, ayah delapan anak kepada Al Jazeera.

"Tangan saya luka tertimpa puing saat saya melindungi cucu saya, itu membuat kami telat keluar rumah dan saya mengalami luka ringan lainnya," lanjutnya.

Berurai air mata, Alloush mengatakan dua anggota keluarganya yang tinggal di bangunan yang sama tidak bisa melarikan diri ke luar rumah tepat waktu.

"Saya harap tetangga-tetangga saya akan terselamatkan," harapnya.

"Rasa takut yang kami alami sama seperti menghadapi hari kiamat."

Getaran dahsyat gempa memaksa warga di seluruh daerah Idlib dan pinggir kota Aleppo mengungsi di pinggir jalan dan lapangan umum di tengah kondisi cuaca yang sangat dingin.

Anak-anak, perempuan, dan orang tua tidur beratapkan langit tanpa pemanas yang melindungi mereka dari dingin yang membekukan. Sementara warga laki-laki muda membantu tim SAR menemukan penyintas di bawah puing-puing bangunan yang ambruk.

Anggota Pertahanan Sipil Suriah atau White Helmets, kelompok penyelamat yang beroperasi di wilayah Suriah yang dikuasai oposisi, mengatakan infrastruktur yang ada di kawasan barat laut sebelumnya telah porak poranda oleh pengeboman yang tanpa henti.

"Tim kami sedang berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang ambruk. Lebih dari 33 bangunan benar-benar hancur dan 272 lainnya hancur sebagian, sedangkan ribuan lainnya strukturnya tidak kuat," jelas relawan SAR, Ismail Abdullah, kepada Al Jazeera.

2 dari 2 halaman

Rumah sakit penuh

Rumah sakit di daerah yang terdampak gempa juga kebanjiran pasien korban gempa.

"Di rumah sakit SAMS, kami merawat lebih dari 550 orang yang terluka akibat terkena puing rumah yang hancur, dan kami menerima mayat 120 orang," jelas Direktur Lapangan Syrian American Medical Society (SAMS), Dr Osama Abu el-Ezz.

Abu el-Ezz memperkirakan jumlah korban luka akan terus bertambah karena proses pencarian dan evakuasi masih terus berlanjut. Karena dia berharap bisa meningkatkan kapabilitas rumah sakit untuk merawat korban.

"Di tengah badai musim dingin dan krisis biaya hidup yang belum pernah terjadi sebelumnya, sangat penting bagi warga Suriah tidak dibiarkan menghadapi dampaknya sendiri," jelas Dewan Pengungsi Norwegia dalam pernyataannya.

Dewan ini juga memperingatkan bencana ini dapat memperburuk kondisi kehidupan populasi Suriah yang sebelumnya tengah berjuang menghadapi dampak perang 12 tahun.

"Jutaan orang telah terpaksa melarikan diri karena perang di kawasan yang lebih luas dan sekarang semakin banyak yang akan mengungsi karena bencana." [pan]

Baca juga:
WHO Sebut Korban Tewas Gempa Turki Bisa Lampaui 20.000 Jiwa
Aksi Heroik Tim SAR Panjat Puing Bangunan untuk Cari Korban Gempa Turki
Gempa Turki-Suriah, Jusuf Kalla Pastikan PMI Segera Kirim Bantuan
Korban Tewas Akibat Gempa Turki-Suriah Tembus 3.700 Orang
Ini Penjelasan Mengapa Gempa Turki Begitu Dahsyat dan Timbulkan Banyak Korban Jiwa

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini