Qatar diduga suap FIFA buat jadi tuan rumah Piala Dunia 2022
Merdeka.com - Sebuah perusahaan Qatar diduga telah menyuap seorang pejabat Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) dan keluarganya sebesar Rp 22,6 miliar, tidak lama setelah negara itu memenangkan pemilihan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Ini seperti dilaporkan koran asal Inggris the Telegraph.
Pejabat itu, mantan Wakil Presiden FIFA, Jack Warner dari Trinidad dan Tobago, telah ditangguhkan oleh komite etika FIFA pada 2011, dan mengundurkan diri beberapa bulan kemudian, setelah tertangkap kamera sedang mendesak pejabat eksekutif Karibia untuk mengambil suap sebelum pemilihan presiden FIFA, seperti dilansir situs Business Insider, Selasa (18/3).
FBI telah meluncurkan sebuah penyelidikan terkait penyuapan itu, di mana the Telegraph mengatakan setidaknya satu bank di Kepulauan Cayman awalnya menolak untuk memproses pembayaran di tengah kekhawatiran atas legalitas pemindahan uang.
Perusahaan Qatar yang bersangkutan itu, Kemco, dimiliki oleh Mohammed Bin Hammen, seorang mantan pejabat FIFA berpangkat tinggi yang dicekal seumur hidup pada 2011, setelah FIFA menemukan dia bersalah sebab berusaha menyuap pejabat eksekutif untuk mendukung kampanye pemilihan presiden FIFA.
Menurut the Telegraph, Warner diduga dibayar Rp 13,5 miliar melalui salah satu perusahaannya, J&D International. Namun, menurut sebuah surat elektronik diperoleh the Telegraph, alasan resmi pembayaran itu adalah untuk menutupi biaya hukum dan biaya terkait lainnya. Putra Warner juga diduga dibayar Rp 8,4 miliar oleh perusahaan Qatar yang sama, dan salah seorang karyawannya dibayar Rp 4,6 miliar.
Warner adalah satu dari 22 pejabat FIFA yang berpartisipasi dalam pemungutan suara untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 pada 2010. Qatar memenangkan hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, mengalahkan Amerika Serikat dalam sebuah keputusan yang mengejutkan.
Beberapa pejabat FIFA menghadapi tuduhan korupsi dalam tiga tahun terakhir, dan sembilan dari mereka tidak lagi di komite.
FIFA dan Komite Piala Dunia Qatar selalu mempertahankan bahwa proses pemungutan suara itu sah.
Namun, tudingan penyuapan bukanlah satu-satu masalah yang menimbulkan kritikan terkait penyelenggaraan Piala Dunia di Qatar.
Dalam beberapa bulan terakhir telah muncul masalah menyebut setidaknya 900 pekerja migran telah meninggal selama pembuatan proyek-proyek konstruksi untuk Piala Dunia 2022. Para pekerja ini dilaporkan tinggal di bawah standar perumahan dan dipaksa bekerja berjam-jam tanpa makanan.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Qatar berhasil mencatatkan rekor 100 persen dengan menyapu bersih semua laga di Grup A.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan berjanji akan membangun stadion berstandar FIFA di Sumatera Barat apabila dirinya terpilih pada Pilpres tahun ini.
Baca SelengkapnyaQatar menasbihkan diri sebagai penguasa Asia setelah memenangkan trofi Piala Asia 2023 sekaligus mempertahankan gelar juara yang diraih pada 2019 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beredar video yang mengklaim Cristiano Ronaldo tonton piala asia di Qatar, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaMulai dari bebas pajak hingga cuti 40 hari menjadi hak para pekerja.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo pun mendoakan agar timnas Indonesia bisa meraih hasil terbaik dalam laga Piala Asia U-23.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaKorban sempat dibawa ke Rumah Sakit Sariningsih, namun akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDengan berstatus tim debutan, Garuda Muda sukses mencetak sejarah di Piala Asia U-23.
Baca Selengkapnya