Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pisahkan Agama dan Negara, Sudan Akhiri Pemerintahan Islam Setelah 30 Tahun

Pisahkan Agama dan Negara, Sudan Akhiri Pemerintahan Islam Setelah 30 Tahun Warga Sudan berdemonstrasi. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintahan transisi Sudan bersepakat dengan kelompok pemberontak untuk mengakhiri 30 tahun pemerintahan di bawah hukum Islam sebagai agama resmi negara.

Kamis lalu di Ibu Kota Addis Ababa, Ethiopia, Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan pemimpin Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan Abdulaziz Al-Hilu, menandatangani kesepakatan tersebut.

“Suatu negara tidak seharusnya menetapkan agama resmi”, kata kesepakatan itu. “Tidak boleh ada warga negara yang didiskriminasi berdasarkan agama mereka. Agar Sudan menjadi negara demokratis yang hak-hak semua warga negara dijunjung tinggi, konstitusi harus didasarkan pada prinsip 'pemisahan agama dan negara',” demikian bunyi kesepakatan itu seperti dikutip pada laman Middle East Monitor, Senin (7/9).

Perkembangan ini terjadi beberapa hari setelah pemerintah menyetujui kesepakatan damai dengan koalisi kelompok pemberontak di Front Revolusioner Sudan di Juba, Sudan Selatan. Penandatanganan terakhir dari kesepakatan itu akan dijadwalkan bulan depan, dan diharapkan juga konflik di wilayah Darfur dan bagian lain negara itu juga bisa berakhir.

Langkah-langkah yang diambil oleh otoritas Sudan adalah penghapusan tiga dekade hukum syariah yang diterapkan di bawah pemerintahan Umar Al-Bashir. Dia dilengserkan oleh militer pada April lalu setelah berbulan-bulan terjadi aksi protes anti-pemerintah di Ibu Kota Khartoum. Sebuah konstitusi sementara tanpa syariah sebagai sumber utama hukum di Sudan ditandatangani Agustus lalu.

Umar Bashir naik ke puncak kekuasaan usai kudeta militer pada 1989 yang dirancang oleh Hassan Al-Turabi, pemimpin gerakan Islamis yang membantu mengawasi penerapan ketat hukum Islam. Di bawah kepemimpinan baru, Sudan berusaha keluar dari isolasi internasional. Negara ini oleh Amerika Serikat sudah dimasukkan dalam daftar negara sponsor terorisme sejak 1993, dan sanksi dijatuhkan hingga 2017.

Meski reformasi ini disambut baik oleh para pembela hak asasi manusia, Epoch Times melaporkan kondisi ini menjadi sasaran kritik oleh partai-partai Islam di negara tersebut, termasuk Partai Kongres Populer (PCP).

“Jelas bahwa pemerintah ini, yang mematuhi Barat, akan melakukan sekularisasi penuh negara, yang bertentangan dengan nilai-nilai dan agama kami,” tegas PCP.

Reporter Magang: Farhan Hafizhan

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh Pada Rabu 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik
Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh Pada Rabu 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik

Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik dan Unik Uzbekistan, Negara yang Bakal Melawan Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23
Fakta Menarik dan Unik Uzbekistan, Negara yang Bakal Melawan Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U-23

Negara ini juga mayoritas penduduknya menganut agama Islam.

Baca Selengkapnya
Islam Ada Berapa? Berikut ini 7 Aliran Islam yang Wajib Kamu Ketahui beserta Pandangannya
Islam Ada Berapa? Berikut ini 7 Aliran Islam yang Wajib Kamu Ketahui beserta Pandangannya

Merdeka.com merangkum informasi tentang 7 aliran Islam yang wajib diketahui beserta pandangannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara
Sempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara

Perempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
3 Contoh Naskah Pidato Kemerdekaan Singkat yang Mudah Dipahami oleh Masyarakat
3 Contoh Naskah Pidato Kemerdekaan Singkat yang Mudah Dipahami oleh Masyarakat

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tinggal hitungan jam saja. Berikut contoh naskah pidato kemerdekaan singkat yang mudah dipahami.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Serikat, Ini Penjelasannya
Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Serikat, Ini Penjelasannya

Ada berbagai bentuk negara di dunia, dan masing-masing memiliki cirinya tersendiri.

Baca Selengkapnya
Hari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan
Hari Istiqlal 22 Februari: Memaknai Sejarah dan Nilai Persatuan

Setiap tanggal 22 Februari 2024, Indonesia memperingati Hari Istiqlal.

Baca Selengkapnya
Mengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam
Mengenal Bahrum Rangkuti, Sosok Pengarang yang Berkecimpung di Dunia Agama Islam

Lahir dari keluarga yang taat agama, ia menjadi sosok pengarang yang juga terjun dalam dunia keagamaan.

Baca Selengkapnya