Pertama dalam Sejarah, Ilmuwan "Ciptakan" Tikus dari Dua Tikus Jantan

Senin, 27 Maret 2023 15:02 Reporter : Merdeka
Pertama dalam Sejarah, Ilmuwan "Ciptakan" Tikus dari Dua Tikus Jantan ilustrasi tikus. ©Prof. Hayashi, Osaka University

Merdeka.com - Profesor biologi dari Universitas Osaka, Jepang, Katsuhiko Hayashi, bersama timnya berhasil “menciptakan” tikus dari dua tikus jantan. Keberhasilan ini dianggap merupakan kemajuan dalam bidang sains yang memiliki potensi untuk mencegah kepunahan hewan dan ketidaksuburan manusia.

Dikutip dari artikel Nature (13/02), penemuan ini merupakan hasil rekayasa genetika dari sel kulit ekor tikus jantan yang memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y. Sel kulit tersebut kemudian direkayasa menjadi sel induk pluripoten diinduksi (sel iPS) dalam fase embrionik.

Dalam proses kulturisasi sel kulit ekor tikus jantan melalui induksi sel iPS, beberapa sel kulit tersebut kehilangan kromosom Y-nya. Kemudian, terjadilah perkembangan sel XO, ucap Hayashi, seperti dilansir CNN, Jumat (24/03).

Dalam beberapa sel XO tersebut, ditemukan perkembangan dua kromosom X akibat kesalahan dari pembelahan sel. Dua kromosom X merupakan kromosom yang menyatakan jenis kelamin betina.

Tim ilmuwan penemuan ini lebih lanjut menjelaskan, hasil perkembangan dua kromosom X tersebut kemudian diolah menggunakan senyawa reversin. Pemberian senyawa tersebut berhasil melipatgandakan jumlah sel XX pada uji tersebut.

2 dari 2 halaman

Pengaplikasian pada manusia

Setelah itu, tim ilmuwan mengonversikan sel XX ke dalam bentuk sel nutfah primordial yang direkayasa untuk berubah menjadi sel telur. Ketika sel telur tersebut dibuahi oleh sel sperma, terbentuklah tikus baru.

Meskipun penemuan ini berhasil menciptakan tikus baru, para ilmuwan memperingatkan agar kita tetap waspada dalam mengimplementasikan ini kepada sel telur manusia. Para ilmuwan percaya masih terdapat banyak pelajaran mengenai kulturisasi sel telur yang harus kita pelajari.

Rod Mitchell, profesor endokrinologi perkembangan, mengatakan “peluang pengaplikasiannya pada manusia masih belum tampak. Masih banyak embrio pada sel kulit tikus yang direkayasa yang gagal menciptakan tikus baru dan tahapan akhir untuk mengubah sel nutfah menjadi sel telur masih belum diproduksi dari sel manusia,” ucapnya di University of Edinburgh, Scotland.

Dikutip dari CNN (03/24), Hayashi menambahkan “pengimplementasian penemuan ini kepada manusia masih membutuhkan waktu yang lama, sekitar 10 tahun dari sekarang. Itu pun masih belum pasti apabila sel telur formulasi tersebut dapat memproduksi bayi secara aman atau tidak,” ucapnya.

Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra [pan]

Baca juga:
Ilmuwan Dapat Petunjuk dari Kawanan Domba tentang Kehidupan Pompeii di Masa Lalu
Bahasa Apa yang Tertua di Dunia? Ini Daftarnya, Sansekerta Termasuk
Temuan Pisau Tulang Sapi Ungkap Bagaimana Praktik Bedah 7.000 Tahun Lalu
Aneh, Pohon Tin Tumbuh Terbalik di Gua Romawi Kuno dan Berbuah
Zodiak Langka dan Lengkap Ditemukan di Atap Kuil Mesir Kuno, Ternyata Ini Fungsinya
Temuan Tangan Perunggu Berusia 3.500 Tahun Jadi Misteri Bagi Arkeolog
Ilmuwan Temukan Dugaan Bukti Meteor Tertua yang Pernah Jatuh ke Bumi
Danau Mengerikan di Tanzania, Hewan yang Sentuh Airnya Berubah Jadi Batu
Turis Amerika Hilang Secara Misterius Saat Kunjungi Kota Kuno Bangsa Maya

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini