Permintaan maaf Obama soal pembakaran Al-Quran dikecam

Merdeka.com - Bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Rick Santorum,  mengecam permintaan maaf Presiden Amerika Barack Hussein Obama atas pembakaran Al-Quran oleh serdadu negara adikuasa itu.

"Tidak ada tindakan yang disengaja... tidak menghormati." kata Santorum menanggapi insiden itu, seperti dikutip surat kabar the Telegraph, Senin (27/2). Dia juga menilai reaksi rakyat Afghanistan terlalu berlebihan. 

Obama Kamis lalu menyampaikan permohonan maaf secara resmi melalui surat kepada Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Dia menegaskan pihaknya akan menyelidiki peristiwa itu hingga tuntas.

Pembakaran Al-Quran itu terjadi pekan lalu saat sejumlah serdadu NATO asal Amerika membakar sampah di pangkalan udara Bagram, Provinsi Parwan, Afghanistan. Kejadian itu menyulut protes besar-besaran yang meluas ke seantero negara itu hingga hari ini. Hingga Sabtu lalu, 23 orang dilaporkan tewas dalam kekerasan antara pengunjuk rasa dengan pihak keamanan. 

Pesaing Santorum, Mitt Romney juga memandang permintaan maaf Obama itu sebuah kesalahan. "Kehadiran kita di Afghanistan, setelah kehilangan ribuan korban tentara, telah membuat kontribusi yang sangat besar bagi masyarakat di sana untuk meraih kebebasan. Dan meminta maaf pada saat seperti ini adalah sesuatu yang sulit dilakukan oleh Amerika." ujar Romney.

Presiden Hamid Karzai kemarin menyerukan rakyatnya untuk menghentikan demonstrasi yang sudah sudah menewaskan dua penasihat militer Amerika.

Sebaliknya, Taliban yang pernah berkuasa di negara itu memerintahkan semua warga non-muslim dibunuh.