Pendeta Amerika sebut Islam bukan agama
Merdeka.com - Pat Robertson, penginjil asal Amerika Serikat berusia 82 tahun penganut Kristen konservatif, dalam sebuah siaran televisi kemarin mengatakan Islam bukan agama.
Situs Huffington Post melaporkan, Kamis (14/2), Robertson menyatakan kalimat bernada sinis itu dalam program siaran televisinya The 700 Club.
"Mereka (orang Islam) adalah orang-orang pemarah yang selalu ingin membunuh dan beraksi bom bunuh diri. Islam adalah agama kacau," kata dia.
Selanjutnya dia menyebutkan Islam bukan agama. "Saya pikir Islam bukan agama, tapi semacam sistem ekonomi dan politik dengan bungkus keagamaan."
Dia juga pernah mengatakan Islam adalah sistem politik yang menyimpang untuk menggulingkan pemerintahan di berbagai negara di dunia.
Robertson juga berkomentar pada peristiwa badai tornado yang meluluhlantakkan wilayah Midwest Maret tahun lalu. Dia mengatakan bencana itu terjadi karena orang-orang kurang berdoa.
Dia bahkan pernah mengatakan gempa mengguncang Haiti tiga tahun lalu akibat perjanjian negara itu dengan iblis.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan kriminalitasnya, seperti, pencurian, perampokan, penganiayaan berat, dan seksual.
Baca SelengkapnyaJutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaBerikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik
Baca SelengkapnyaOrde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.
Baca SelengkapnyaPasangan AMIN bakal menagih pajak 100 orang terkaya di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 7 aliran Islam yang wajib diketahui beserta pandangannya.
Baca SelengkapnyaPada abad 18, Amerika ingin membangun terusan di Nikaragua yang menghubungkan Atlantik dan Pasifik karena alasan ekonomi dan militer.
Baca SelengkapnyaPasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab
Baca Selengkapnya