Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pejabat Kemenlu China Tuding Militer Amerika Bawa Virus Corona ke Wuhan

Pejabat Kemenlu China Tuding Militer Amerika Bawa Virus Corona ke Wuhan Kasus corona di Korea Selatan. ©2020 AFP Photo/Jung Yeon-je

Merdeka.com - Seorang pejabat Kemenlu China menuding ada konspirasi Amerika di balik pandemik virus Corona Covid-19 yang muncul di Kota Wuhan. Militer Amerika disebut yang pertama kali membawa virus tersebut ke kota Wuhan.

Awalnya, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mempublikasikan ulang video, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Robert Redfield. Dalam video itu, Redfield bicara kepada komite Kongres AS tentang corona pada 11 Maret.

Dalam klip itu, Redfield mengatakan beberapa kematian akibat influenza di AS kemudian diidentifikasi sebagai kasus Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru berasal dari China.

Zhao mengkritik, Redfield yang tidak mengatakan kapan orang-orang itu meninggal atau selama periode kapan. Hal itu dijadikan landasan Zhao sebagai tuduhan konspirasi bahwa virus corona tidak berasal di provinsi Hubei di China tengah. Tapi Zhao tidak menunjukan bukti lebih lanjut atas tuduhan tersebut.

"CDC tertangkap di tempat. Kapan pasien positif mulai di AS? Berapa banyak orang yang terinfeksi? Apa nama rumah sakit? Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Coba transparan! Amerika berutang penjelasan kepada kami!" kata pejabat Kementerian Luar Negeri, dikutip dari CNN.com, Sabtu (14/3).

Diketahui, ratusan atlet dari tentara Amerika berada di Wuhan untuk Pertandingan Dunia Militer pada Oktober 2019.

Video Redfield juga dipublikasikan ke Twitter oleh media pemerintah lainnya, termasuk penyiar nasional CCTV dan tabloid Global Times yang populer.

Pada hari Jumat, sesama juru bicara Kementerian Luar, Geng Shuang mengatakan, ada beragam pendapat tentang asal-usul virus di komunitas internasional.

"China selalu menganggap ini sebagai pertanyaan ilmiah, yang harus ditangani secara ilmiah dan profesional," katanya, menghindari pertanyaan apakah tweet Zhao mewakili posisi resmi pemerintah China.

Dalam sebuah penelitian ilmiah, virus corona berasal dari hewan liar kelelawar. Masyarakat Wuhan diketahui kerap mengkonsumsi hewan tersebut.

Beberapa bagian media sosial China, dan bahkan pemerintah negara itu, tampaknya telah meluncurkan kampanye bersama untuk mempertanyakan asal-usul virus corona baru, yang telah menginfeksi lebih dari 125.000 orang di seluruh dunia.

Kasus-kasus pertama dari virus yang dilaporkan adalah di Wuhan, dan sejak itu kota itu memiliki lebih banyak infeksi dan kematian daripada negara lain.

Dalam konferensi pers resminya di Beijing pada 4 Maret, Zhao mengatakan, "Belum ada kesimpulan tentang asal usul virus dan para ilmuwan China masih melacak dari mana asalnya,".

Pada 27 Februari, pakar penyakit menular China terkenal Zhong Nanshan juga mempertanyakan dari mana virus corona berasal. "Infeksi ini pertama kali ditemukan di China tetapi virusnya mungkin bukan berasal dari China," kata Zhong pada konferensi pers.

Pada hari Kamis, Hua Chunying, bos Zhao yang memimpin Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri China, juga memprotes video Redfield. Dia mengatakan, "Benar-benar salah dan tidak pantas untuk menyebut ini coronavirus China," katanya.

Duta Besar China untuk Afrika Selatan, Lin Songtian, juga meramaikan Twitter pada 8 Maret. Dia mengatakan meskipun epidemi pertama tercatat di China, tidak berarti virus itu 'berasal dari China'.

Namun, rekan Zhao, Geng, mengingatkan, asal virus hanya bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. "Kami tidak berharap melihat ada yang membuat masalah untuk menstigmatisasi negara lain. Dengan COVID-19 berkembang menjadi pandemi, dunia harus bersatu untuk melawannya, bukannya meratakan tuduhan dan serangan terhadap satu sama lain, yang sama sekali tidak konstruktif,"

Pejabat China Doyan Main Twitter

Komentar Zhao adalah contoh lain dari tokoh pemerintah China yang menggunakan Twitter untuk membela China dari kritik. Meskipun platform itu dilarang di negara tersebut, bersama dengan Facebook, Instagram dan sejumlah situs media sosial Barat terkemuka lainnya.

Sebelum 2019, beberapa pejabat China telah memverifikasi akun Twitter. Namun sejak itu, duta besar, kepala misi dan juru bicara kementerian luar negeri China di seluruh dunia tetap menggunakan Twitter.

Pada bulan Januari, duta besar China untuk Inggris Liu Xiaoming mempertimbangkan keputusan Inggris tentang apakah akan melarang raksasa telekomunikasi Huawei dari jaringan 5G di Twitter.

Cui Tiankai, duta besar China untuk AS, main Twitter pada Desember untuk membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Uyghur yang mayoritas Muslim di Xinjiang. "Pada akhirnya, fakta akan selalu menang atas kebohongan," cuit dia.

Zhao dipromosikan pada pertengahan 2019 setelah membangun reputasi untuk dirinya sendiri di Twitter sebagai advokat sengit untuk kepentingan China - berdebat dengan politisi barat dan menghalangi kritik Beijing- selama menjabat sebagai diplomat senior di kedutaan China di Pakistan.

(mdk/rnd)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

Baca Selengkapnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Viral Pegawai Lapas Jambi Dicokok Bawa Sabu di Bungkusan Teh China, Ini Penjelasan Kadivpas

Viral Pegawai Lapas Jambi Dicokok Bawa Sabu di Bungkusan Teh China, Ini Penjelasan Kadivpas

Kadivpas berjanji akan menindak tegas pegawai yang kedapatan terlibat dalam kasus narkoba.

Baca Selengkapnya
Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau

Diwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau

Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya
10.000 Potongan Kayu Berusia 1.800 Tahun Ini Ternyata Dokumen Penting Pemerintah China, Ada Catatan Pajak sampai Perjalanan Dinas Pejabat

10.000 Potongan Kayu Berusia 1.800 Tahun Ini Ternyata Dokumen Penting Pemerintah China, Ada Catatan Pajak sampai Perjalanan Dinas Pejabat

Dokumen kuno ini ditemukan di reruntuhan rumah dan sumur yang terabaikan di Chenzhou, Provinsi Hunan, China.

Baca Selengkapnya
Jokowi Kunjungi Dua Kampus di Amerika: Separuh Mahasiswanya dari China, Indonesia Cuma 5 Orang

Jokowi Kunjungi Dua Kampus di Amerika: Separuh Mahasiswanya dari China, Indonesia Cuma 5 Orang

Inilah yang membuat China berhasil di atas negara-negara yang sudah maju dalam 20 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Fakta di Balik Ganasnya Penularan DBD di Jepara, Kemenkes Sampai Terjunkan Tim Khusus Amati Jenis Virus

Virus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak

Baca Selengkapnya