Orang Tua di Jerman Bakal Kena Denda Jika Tidak Vaksin Campak ke Anak
Merdeka.com - Pemerintah Jerman akan memberikan denda sebesar 2.500 euro (setara Rp 40 juta) kepada orang tua yang tidak memberikan vaksin campak pada anak-anaknya.
Ini adalah salah satu kebijakan dalam rancangan undang-undang terbaru yang digodok oleh menteri kesehatan setempat sejak tahun lalu, demikian sebagaimana dikutip dari CNN pada Selasa (7/5).
"Saya ingin memberantas campak," ujar Menteri Kesehatan Jens Spahn kepada surat kabar Bild am Sonntag pada hari Minggu.
"Siapa pun di taman kanak-kanak atau sekolah harus divaksinasi campak," lanjutnya menegaskan.
Rencana kebijakan itu muncul ketika Jerman melaporkan salah satu wabah campak terbesar di Eropa antara Maret 2018 dan Februari tahun ini, yakni sebanyak 651 kasus, lapor Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC).
Saat ini, wabah campak tengah merebak di banyak tempat di seluruh dunia, mulai dari negara-negara berpenghasilan tinggi di Amerika dan Eropa, hingga pelosok Asia dan Afrika.
Menurut PBB, meluasnya wabah campak sebagian didorong oleh kurangnya akses dan rasa takut terhadap pemberian vaksin.
Sebuah studi UNICEF yang diterbitkan pekan lalu, menemukan bahwa campak telah membunuh 110.000 orang di seluruh dunia pada 2017, kebanyakan anak-anak. Temuan itu naik 22 persen dari tahun sebelumnya.
Kenaikan tersebut disebabkan oleh hilangnya dosis pertama vaksin campak pada 20 juta anak-anak dalam satu dekade terakhir.
Jerman bukanlah negara pertama yang mengusulkan denda bagi orang tua yang tidak memberi vaksin campak pada anak-anaknya.
Bulan lalu, New York City menyatakan bahwa setiap penduduk yang tinggal di wilayah terdampak campak, namun tidak segera melakukan vaksinasi atau tidak memiliki bukti kekebalan, akan didenda hingga US$ 1.000, atau setara Rp 14,2 juta.
Menurut Kemenkes Jerman, dibutuhkan dua dosis vaksin untuk melindungi anak-anak dari wabah campak.
Sementara 97 persen anak-anak Jerman telah mendapatkan dosis pertama, namun untuk penerimaan dosis kedua dilaporkan turun menjadi 93 persen, lapor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2017.
WHO menambahkan, bahwa di antara negara-negara berpenghasilan tinggi, Amerika Serikat berada di urutan teratas dalam daftar anak-anak yang tidak divaksinasi dengan dosis pertama.
Hal itu berkaitan dengan laporan kasus campak yang mencapai jumlah tertinggi sejak penyakit tersebut dinyatakan lenyap pada tahun 2000.
Para ahli menyalahkan kenaikan informasi yang salah tentang virus dan vaksin, yang membuat beberapa orang tua menolak untuk memvaksinasi anak-anak mereka.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Api dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI ini pasang badan terhadap 3 anak buahnya yang diamankan oleh polisi Malaysia.
Baca SelengkapnyaKebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaSalah satu kebiasaan yang dilakukan oleh banyak anak adalah mengisap jari khususnya pada bagian jempol.
Baca SelengkapnyaMunculnya perilaku anak manja bisa disebabkan dari kesalahan pengasuhan yang dilakukan orangtua.
Baca SelengkapnyaUsai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.
Baca SelengkapnyaIbunda Awan mengenang anaknya yang tewas di tangan ayahnya itu orang yang rajin membantu lingkungan.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca Selengkapnya