Mesir akan gelar persidangan massal buat pendukung Mursi
Merdeka.com - Lebih dari 1.200 pendukung mantan Presiden Muhammad Mursi hari ini akan diadili atas tuduhan melakukan kekerasan selama tindakan keras polisi Mesir pada Agustus tahun lalu di dua lokasi protes di Ibu Kota Kairo.
Diantara para terdakwa bakal diadili, yang dijuluki sebagai yang terbesar dalam sejarah Mesir, adalah Muhammad Badie, pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin, organisasi di mana Mursi berasal kini dilarang, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (22/3).
Sidang bakal digelar di Kota Minya, sebelah selatan Kairo, ini akan menyelidiki dugaan serangan dilakukan para pendukung Mursi terhadap individu dan fasilitas umum di selatan Mesir pada Agustus tahun lalu.
Kekerasan meletus setelah pihak berwenang membubarkan kamp-kamp protes pro-Mursi di Alun-Alun Al-Nahda dan di Alun-Alun Rabaa al-Adawiya di Kairo.
Ratusan orang meninggal dalam serangan terhadap kamp-kamp tersebut dan bentrokan lanjut terjadi pada hari itu.
Amnesty International menyatakan sedikitnya 1.400 orang tewas dalam bentrokan itu dan dalam kekerasan sejak saat itu, sementara ribuan orang telah ditangkap.
Mursi, yang digulingkan pada 3 Juli tahun lalu oleh militer setelah meletusnya pemberontakan rakyat, juga diadili atas tiga kasus berbeda, termasuk di antaranya atas tuduhan menghasut pembunuhan para pengunjuk rasa di luar Istana Kepresidenan selama hiruk-pikuk setahun dia berkuasa.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Basuki juga memastikan acara peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus akan digelar di IKN.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaMeskipun demikian, Luhut mengaku bersedia apabila diminta hanya untuk memberikan saran oleh Presiden yang terpilih nantinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.
Baca SelengkapnyaBudi menerangkan puncak arus mudik terjadi pada H-4 dan H-3 lebaran.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaBagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah jenaka
Baca Selengkapnya