Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Media China Sebut Kerusuhan di Gedung Parlemen AS Cermin Kegagalan Kepemimpinan

Media China Sebut Kerusuhan di Gedung Parlemen AS Cermin Kegagalan Kepemimpinan Kerusuhan di Gedung Capitol AS. ©2021 Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang gedung parlemen, US Capi

Merdeka.com - Penyerbuan Gedung Kongres Amerika Serikat, Capitol, oleh pendukung Presiden Donald Trump mencerminkan kegagalan kepemimpinan serta perpecahan yang dalam yang terjadi di masyarakat Amerika, menurut editorial di media pemerintah China, Jumat (8/1).

Ratusan pendukung Presiden Trump mengepung Capitol pada hari Rabu, waktu setempat.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengatakan penyerbuan itu sebagai "pemberontakan bersenjata melawan Amerika".

Surat kabar yang dikelola pemerintah China menggunakan peristiwa itu untuk meningkatkan perang kata-kata melawan Amerika Serikat, saat hubungan bilateral sudah surut di tengah ketegangan perdagangan, hak asasi manusia, dan pandemi COVID-19.

The Global Times, sebuah tabloid milik People's Daily, surat kabar Partai Komunis yang berkuasa, menggambarkan kerusuhan itu sebagai tanda "keruntuhan internal" dalam sistem politik AS yang tidak dapat dengan mudah dibalik.

"Massa yang belum pernah terjadi sebelumnya di Capitol, simbol dari sistem AS, adalah hasil dari perpecahan yang parah dari masyarakat AS dan kegagalan negara untuk mengontrol pembagian tersebut," katanya, seperti dilansir Antara, Jumat (8/1).

"Seiring berjalannya waktu dan dengan penyalahgunaan sumber daya oleh politisi, sistem politik AS telah menurun," tambah surat kabar itu.

Mereka juga mengecam apa yang digambarkannya sebagai "standar ganda" di antara para politisi AS, dengan membidik deskripsi Pelosi tentang protes Hong Kong pada 2019 sebagai "pemandangan yang indah untuk dilihat".

"Di Hong Kong, aksi kekerasan digambarkan sebagai 'pemandangan indah', di AS, orang yang terlibat dalam kekacauan ini disebut 'massa'," kata Global Times.

Komentar Pelosi telah diejek secara luas di layanan Weibo seperti Twitter di China. Liga Pemuda Partai Komunis juga menggunakan kata-kata "pemandangan indah" untuk menggambarkan kerusuhan di Washington.

Netizen lain menggambarkan kerusuhan itu sebagai "karma", dan satu candaan mengatakan bahwa ini adalah percobaan kudeta pertama di Amerika yang terjadi "tanpa keterlibatan kedutaan besar AS", menurut Global Times.

CCTV penyiar negara bagian menggunakan krisis itu untuk mengecam sistem politik AS, mengatakan "demokrasi Amerika telah dihancurkan".

"Amerika Serikat, yang selalu mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia, sekarang menjadi negara kerusuhan, konflik, dan jam malam," katanya.

Surat kabar resmi China Daily mengatakan "nasionalisme sempit" dari Presiden Trump telah merugikan Amerika Serikat.

"Kekerasan dan kekacauan yang meletus di AS selama setahun terakhir menunjukkan apa yang terjadi ketika para pemimpin suatu negara kehilangan kontak dengan kenyataan," tambahnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Istana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024
Istana Jelaskan Alasan Rekrutmen ASN Besar-besaran Dibuka Jelang Pilpres 2024

Istana menjelaskan alasan pemerintah membuka rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) besar-besaran pada tahun politik 2024.

Baca Selengkapnya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Hari Pers Nasional, Ganjar: Ujian Jurnalis Tidak Ringan, Apalagi Memberitakan Isu Politik
Hari Pers Nasional, Ganjar: Ujian Jurnalis Tidak Ringan, Apalagi Memberitakan Isu Politik

Ganjar mengingatkan, kebebasan pers dijamin oleh negara

Baca Selengkapnya
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar
Pameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar

Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas

Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.

Baca Selengkapnya
Kondisi Terkini Parto Patrio yang Sempat Mendadak Dilarikan ke Rumah Sakit dan Harus Jalani Operasi
Kondisi Terkini Parto Patrio yang Sempat Mendadak Dilarikan ke Rumah Sakit dan Harus Jalani Operasi

Kabar terbaru mengenai Parto Patrio sungguh mengejutkan. Ia mendadak dilarikan ke rumah sakit dan harus menjalani operasi.

Baca Selengkapnya
Pj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini
Pj Kepala Daerah Dicopot karena Tak Netral Jelang Pemilu, BKN Beri Penjelasan Begini

BKN terus mengimbau seluruh pegawai ASN untuk berhati-hati di tahun politik, karena banyak hal yang dapat menyebabkan pegawai ASN terlibat politik praktis.

Baca Selengkapnya