Kisah haru tentara Inggris cacat akibat militan, tak mau benci Islam
Merdeka.com - Chris Herbert pernah menjadi tentara di Angkatan Darat Inggris. Dia pernah bertugas di Basra, Irak. Dalam tugas, dia menjadi korban bom bunuh diri yang dilakukan warga muslim yang rupanya militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Karenanya, Chris harus rela kehilangan satu kakinya yang diamputasi.
Walaupun begitu, Chris tidak memusuhi para muslim. Bagi dia, justru orang-orang Islam di Irak dulu berusaha membantunya untuk memulihkan kehidupannya kembali.
Bagi dia, tren Islamofobia yang tengah berkembang saat ini sudah sangat usang. Dia mengunggah pemikirannya di status sosial Facebook miliknya.
Dia memang target pemboman oleh seorang Muslim. Namun baginya, hal itu tidak bisa menjadikan dirinya Islamofobia. Dia risih dianggap membenci umat Islam hanya karena kehilangan kakinya dalam bom bunuh diri.
"Saya sedikit stres dengan segala hal berbau rasis yang orang sebutkan pada saya. Ya, hanya karena saya korban bom bunuh diri," tulis Herbert memulai statusnya di Facebook, seperti dilaporkan metro.co.uk, Rabu (9/12).
"Ya, seorang Muslim meledakkan diri dekat saya, dan saya kehilangan kaki saya," lanjut dia.
Namun, pria bermata biru ini mengatakan, orang Islam yang melakukan kekerasan terhadapnya hanya satu orang saja. Sementara muslim lainnya membantu di masa-masa sulit selama tugas di Basra.
Chris Herbert, veteran Inggris yang cacat karena bom bunuh diri di Irak ©2015 Merdeka.com
"Seorang Muslim juga kehilangan tangannya saat itu ketika mengenakan seragam tentara Inggris. Seorang petugas medis Muslim membawa saya ke helikopter. Seorang ahli bedah Muslim membantu saya dengan keahliannya demi menyelamatkan nyawa saya. Seorang perawat Muslim merawat saya ketika saya kembali ke Inggris," tuturnya.
Dia juga mengatakan para Muslim masih terus membantunya, mulai dari asisten kesehatan yang membantu dia di rehabilitasi untuk rawat jalan, supir taksi yang memberikan dia tumpangan gratis ketika ayahnya menjemputnya dari rumah sakit untuk pulang kerumah. Begitu pula dengan seorang dokter beragama Islam yang memberitahu ayahnya mengenai info kesehatan dan pengobatan untuk Herbert.
Tak hanya itu, Herbert juga mengatakan hal itu berbeda dengan beberapa hal yang dia terima dari mereka yang beragama sama dengannya, namun tidak tahu arti dari toleransi beragama.
"Hal yang dilakukan mereka berbeda dengan yang dilakukan para kulit putih Inggris, walaupun tidak semua melakukan hal itu," sambung Chris.
"Intinya, tidak ada gunanya kita menjadi rasis. Saya tahu apa yang saya suka dan tidak, saya tahu kepada siapa saya menaruh hormat dan tidak. Jika kalian membenci apa yang dilakukan pria taau wanita yang melakukan tindak terorisme untuk merasa bebas, maka jangan menekan saya. Jangan berpikir saya target mudah untuk menjadi sama dengan kalian!" tukasnya.
Menyalahkan semua Muslim lantaran aksi yang dilakukan Daesh (ISIS) atau Taliban, bagi Herbert, sama saja
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini menceritakan kisah hidup yang tak mudah dan membuatnya hijrah.
Baca SelengkapnyaContoh toleransi dalam beragama tergambar jelas di video viral ini.
Baca SelengkapnyaKata-kata mutiara malam takbiran Idul Fitri 1445 Hijriah dapat Anda bagikan ke media sosial.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Videonya viral di tiktok dan menuai perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaHal ini berawal dari keluhan umat Islam yang mencari takjil di jam 4-5 sore namun tidak kebagian karena sudah diborong para nonis yang tidak berpuasa.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang doa barang hilang agar kembali ketemu menurut Islam yang perlu kamu ketahui.
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok mahasiswa muslim 'ngabuburit' ke Kapel Biara Ursulin ini viral, tuai komentar warganet.
Baca SelengkapnyaSebuah wawancara yang dilakukan oleh istri Kasad, Uli Simanjuntak mengatakan jika anak bungsunya pernah sekolah di TK Islami sehingga hafal doa-doa Islam.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca Selengkapnya