Kekejaman di balik rutan Imigrasi Malaysia terbongkar
Merdeka.com - Perlakuan pemerintah Malaysia terhadap para pengungsi dan pencari suaka ternyata amat kejam. Menurut catatan Komisi Pemantau Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tercatat ada dua lusin orang meninggal di Pusat Rumah Tahanan Imigrasi Malaysia sejak 2015 lalu.
Menurut laporan dilansir dari laman The Guardian, Jumat (19/5), para pencari suaka dan pengungsi dipaksa tinggal dengan kondisi serba terbatas, ruangan yang terlalu penuh, dan mereka juga kekurangan air, makanan, dan obat-obatan. Dari beberapa orang yang dibebaskan dan berhasil diwawancara, mereka mengaku melihat secara langsung setidaknya ada seorang rekan meninggal saat ditahan. Menurut mereka kebanyakan karena penyakit, tetapi ada juga yang disiksa.
"Mereka cuma memberi kami air dalam gelas kecil bersamaan dengan makanan diantarkan. Kalau kami haus terpaksa minum air dari toilet," kata seorang pengungsi Rohingya, Mouyura Begum (18).
Mouyura ditahan selama lebih dari setahun di Detensi Imigrasi Belantik. Dia lantas membeberkan bagaimana sikap para penjaga di sana.
"Penjaga itu datang cuma kalau ada tahanan yang mau meninggal. Kalau kami protes atau minta izin ke rumah sakit, mereka malah memukuli kami," ujar Mouyura.
Kebanyakan dari mereka yang meninggal itu berasal dari Myanmar. Namun, jumlah itu bukan berasal dari satu detensi imigrasi saja. Namun dari 17 lokasi penahanan imigrasi.
"UNHCR hanya diberitahu cuma kalau pengungsi kami catat meninggal. Sedangkan ada juga yang tidak terdata oleh kami," kata perwakilan UNHCR di Malaysia, Richard Towle.
Mantan penghuni detensi mengaku mereka bisa mendekam berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, sambil menunggu permohonan status pengungsi mereka terbit dan menghindari deportasi. Rata-rata mereka dibui sekitar 16 bulan.
"Kematian ini sulit dicegah. Cara menanganinya mudah saja. Malaysia harus berhenti memperlakukan pengungsi seperti penjahat," kata Direktur Eksekutif lembaga nirlaba Fortify Rights, Amy Smith.
Sedangkan menurut Kementerian Dalam Negeri Malaysia menyatakan ada 161 orang meninggal sepanjang 2014 sampai 2016 di tahanan imigrasi.
"Hal ini yang ditutupi pemerintah," kata Wakil Ketua Dewan Komite Hak Asasi Manusia Malaysia, Andrew Khoo.
Kebanyakan memang pengungsi dan pencari suaka di Malaysia berasal dari etnis muslim Rohingya di Myanmar. Sayangnya, hukum di Malaysia membolehkan pendatang asing ilegal ditahan tanpa batas selama diperlukan.
Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia, SUHAKAM, menyatakan telah mengajukan permintaan otopsi buat orang-orang dicurigai meninggal tak wajar di detensi imigrasi.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menahan air kecil atau kencing saat perjalanan bisa memicu munculnya penyakit.
Baca SelengkapnyaInkontinensia urine atau kebocoran urine adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mengendalikan buang air kecil.
Baca SelengkapnyaDuduk di toilet bukan hanya momen untuk membuang hajat saja namun juga bisa memunculkan inspirasi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Genangan air mencapai ketinggian lebih dari 10 cm dari bagian rel paling atas.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog lepas peserta mudik gratis dengan destinasi tujuan ke tujuh kota.
Baca SelengkapnyaJika penumpang membawa barang bawaan/bagasi melebihi ketentuan tersebut maka akan dikenakan denda.
Baca SelengkapnyaAir terjun ini dijamin "menggoda" para pengguna jalan.
Baca SelengkapnyaKabarnya, air yang ada di pemandian Umbul Manten bersumber dari dua buah mata air.
Baca SelengkapnyaTelaga Kautsar diperuntukan oleh orang muslim kelak di padang Mahsyar. Berikut golongan yang diusir dari telaga Kautsar.
Baca Selengkapnya