Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Imigran gelap Filipina diduga bantu penculikan dua nelayan Indonesia di Sabah

Imigran gelap Filipina diduga bantu penculikan dua nelayan Indonesia di Sabah Senjakala nelayan Yunani. ©REUTERS/Alexandros Avramidis

Merdeka.com - Otoritas keamanan dan mantan militan Filipina kemarin mengatakan kepada Channel News Asia, imigran gelap dari Filipina selatan yang tinggal di Sabah, Malaysia, diyakini telah menjadi kaki tangan dalam kasus penculikan dua orang nelayan WNI Kamis lalu.

Para imigran itu diduga memberikan informasi tentang kedua korban kepada aktor utama yang diduga jaringan Kelompok Abu Sayyaf (ASG) dan perompak yang berbasis di Filipina selatan, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (18/9).

Kasus penculikan terbaru terjadi pada tengah malam 11 September 2018, ketika dua pria bertopeng bersenjata senapan M16 menyerbu sebuah kapal ikan di perairan kota Semporna, Sabah dan menangkap kedua nelayan WNI.

Penculikan itu adalah kasus pertama dalam hampir dua tahun sejak koalisi badan keamanan maritim tiga negara (Malaysia, RI, Filipina) mulai meningkatkan patroli di lautan, setelah beberapa dasawarsa diteror oleh perompak dan kelompok militan.

"Ketika muncul peluang, penculik segera melaksanakan aksinya," kata Hazani Ghazali, Komandan Keamanan Sabah Timur (Esscom) kepada Channel News Asia.

Penculikan terbaru kembali menyoroti kerentanan pantai timur Sabah dan tantangan yang dihadapi badan keamanan dalam mengamankan garis pantai sepanjang 1.400 km yang terletak di sebelah Laut Sulu.

Kaki Tangan Orang Lokal

Perpaduan antara daratan berpori dan perbatasan laut, dan masuknya imigran gelap dari Filipina selatan serta Indonesia, membuat pantai timur Sabah rentan terhadap serangan oleh elemen kriminal dan militan yang bersembunyi di antara para penduduk yang memang berdomisili resmi di sana.

Pemerintah lokal Sabah memperkirakan bahwa ada sekitar 800.000 imigran gelap yang tinggal di negara bagian, beberapa di antaranya diyakini telah memberikan intelijen kepada para penculik dalam insiden terbaru.

"Kami percaya mereka (penculik) menerima bantuan dari orang lokal, kemungkinan besar dari para imigran gelap yang telah tinggal di sini untuk waktu yang lama," kata Hazani Ghazali, Komandan Keamanan Sabah Timur (Esscom) kepada Channel News Asia.

Abdullah Sandakan, yang berbasis di Sabah, mantan anggota Jemaah Islamiyah (JI) yang terafiliasi dengan Al Qaeda, berpendapat senada.

"Abu Sayyaf dan kelompok penculik lainnya dari Filipina selatan memiliki banyak anggota keluarga yang tinggal di sini," katanya kepada Channel News Asia.

"Mereka, (yang berstatus sebagai imigran gelap), bertindak sebagai informan dan sangat setia kepada penculik karena memiliki ikatan keluarga dengan pelaku. Mereka membantu para penculik memilih tempat yang bagus untuk melakukan aksinya.

"Para informan hidup di laut; beberapa dari mereka adalah nelayan, buruh atau pedagang. Beberapa dari mereka bahkan bekerja di kantor pemerintah Sabah dan juga hotel."

Reporter: Rizki Akbar Hasan

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir

Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.

Baca Selengkapnya
Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez
Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez

Dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
4 Orang Tewas di Pelataran Apartemen Penjaringan Jakut Satu Keluarga, Dugaan Kuat Bunuh Diri
4 Orang Tewas di Pelataran Apartemen Penjaringan Jakut Satu Keluarga, Dugaan Kuat Bunuh Diri

Hasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.

Baca Selengkapnya
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat

Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.

Baca Selengkapnya
Pulang Sosialisasi Pemilu, Polres Rohil Temukan 11 Warga Rohingya Diduga Bakal Dijual ke Malaysia
Pulang Sosialisasi Pemilu, Polres Rohil Temukan 11 Warga Rohingya Diduga Bakal Dijual ke Malaysia

Anggota Polsek Panipahan menemukan 11 orang Rohingya dan 11 Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan menyebrang ke Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya
3 Imigran Rohingya Kembali Kabur dari Tempat Penampungan Sementara, Ini Fakta di Baliknya
3 Imigran Rohingya Kembali Kabur dari Tempat Penampungan Sementara, Ini Fakta di Baliknya

Tiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).

Baca Selengkapnya
Keluarga Korban Berharap Serda Adan Dijatuhi Hukuman Mati
Keluarga Korban Berharap Serda Adan Dijatuhi Hukuman Mati

Pembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya