Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Alexei Navalny Terima Penghargaan Sakharov Bidang HAM dari Parlemen Eropa

Alexei Navalny Terima Penghargaan Sakharov Bidang HAM dari Parlemen Eropa Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny. ©REUTERS

Merdeka.com - Parlemen Eropa pada Rabu memberikan Sakharov Prize bidang HAM kepada oposisi Rusia yang saat ini ditahan, Alexei Navalny, yang tahun lalu selamat dari serangan racun yang dia sebut dilakukan Kremlin.

Organisasi Navalny menyebut penghargaan itu sebagai kemenangan bagi semua pendukung "kebenaran".

"Sakharov Prize adalah, tentu, sebuah penghargaan untuk kalian semua. Untuk semua orang yang tidak acuh, yang bahkan dalam masa-masa paling suram tidak takut menyatakan kebenaran," jelas yayasan anti korupsi Navalny, FBK di Twitter, dikutip dari France 24, Kamis (21/10).

Dalam sebuah tweet, kelompok sayap kanan-tengah parlemen Eropa atau EPP mengumumkan penghargaan tersebut dan menyerukan Presiden Rusia Vladimir Putin "untuk membebaskan Alexei Navalny. Eropa menyerukan kebebasan bagi dia dan semua tahanan politik lainnya".

Navalny, yang juga dinominasikan untuk Nobel Perdamaian tahun ini, ditahan pada Januari lalu setelah pulang ke Rusia dari Jerman di mana dia menjalani pengobatan setelah serangan racun.

Gerakan yang dipimpin Navalny dilarang karena dianggap sebagai "ekstremis" dan beberapa sekutunya dipaksa meninggalkan Rusia di bawah tekanan pihak berwenang.

Sakharov Prize, dibentuk pada 1988 dan namanya diambil dari nama pembelot Soviet, Andrei Sakharov, diberikan setiap tahun bagi mereka yang memperjuangkan HAM atau demokrasi. Penerima Sakharov Prize menerima hadiah sebesar 50.000 Euro atau sekitar Rp 824 juta.

Tahun lalu, penghargaan ini diberikan kepada gerakan yang menentang Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, sekutu dekat Presiden Rusia, Vladimir Putin. Penghargaan ini akan diserahkan dalam acara sidang paripurna Parlemen Eropa pada Desember mendatang di Strasbourg.

Finalis lain Sakharov Prize adalah kelompok perempuan Afghanistan yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam pemerintahan Taliban di Afghanistan, dan Jeanine Anez, mantan presiden sementara Bolivia yang dipenjara atas dugaan memimpin kudeta pada 2019.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
Demokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata

AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Kisah Perempuan Militer, Bertugas Jatuhkan Bom dan Selalu Tepat Sasaran ke Arah ke Musuh
Kisah Perempuan Militer, Bertugas Jatuhkan Bom dan Selalu Tepat Sasaran ke Arah ke Musuh

Bahkan, Jerman menjuluki pilot pengebom Rusia sebagai Nachthexen, atau “penyihir malam”.

Baca Selengkapnya
Putin Kembali Menang Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Putin Kembali Menang Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin

Putin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan

Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Baca Selengkapnya
Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial mulai Diadopsi pada 21 Desember 1965
Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial mulai Diadopsi pada 21 Desember 1965

Konvensi ini lahir sebagai tanggapan terhadap tantangan yang dihadapi oleh banyak negara yang berjuang untuk melawan diskriminasi rasial.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Putin Menang Telak di Pilpres Kelima: Raih 87 Persen Suara dan Jadi Pemimpin Rusia Terlama
FOTO: Ekspresi Putin Menang Telak di Pilpres Kelima: Raih 87 Persen Suara dan Jadi Pemimpin Rusia Terlama

Dengan kemenangan ini Putin akan menjadi presiden terlama Rusia melampaui diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.

Baca Selengkapnya
Tak Terima Sikap Surya Paloh, Relawan Turunkan Bendera NasDem di Markas Pemenangan AMIN
Tak Terima Sikap Surya Paloh, Relawan Turunkan Bendera NasDem di Markas Pemenangan AMIN

Bendera milik Partai NasDem yang berada di halaman Markas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) diturunkan oleh relawan.

Baca Selengkapnya
Relawan Dianiaya TNI di Boyolali, TPN Ganjar Bakal Lapor Komnas HAM
Relawan Dianiaya TNI di Boyolali, TPN Ganjar Bakal Lapor Komnas HAM

Menurutnya, dunia internasional melihat Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga dunia menjalankan pemilu yang tidak cacat dan bermasalah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya