CEK FAKTA: Tidak Benar Kulit Bayi Baru Lahir Melepuh karena Sang Ibu Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Beredar unggahan gambar seorang bayi yang kulitnya memerah di sekitar paha dan punggungnya. Kulit bayi itu diklaim melepuh karena efek dari vaksin yang diterima sang ibu saat hamil.
"KULIT BAYI BARU LAHIR MELEPUH SANG IBU V*KS*N SEBELUM MELAHIRKAN," demikian narasi dalam gambar tersebut.
Liputan6.comPenelusuran
Dilansir dari Liputan6.com, Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto, Sp. PK (K), Ph.D, FISQua, mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada bukti vaksinasi Covid-19 saat hamil dapat menyebabkan kulit bayi yang baru lahir melepuh.
"Kalau itu suatu kasus nyata, maka tentu penelusuran, Tim Komnas KIPI yang menjawabnya. Tapi kalau itu gambar yang disambung-sambungkan, maka sampai saat ini tidak terbukti hubungan antara vaksinasi COVID-19 saat hamil dengan kejadian tersebut," kata dr Tonang kepada Liputan6.com, Rabu (2/3/2022).
Menurut dr Tonang, gangguan pada kulit bayi ada beberapa jenis. Pertama, Hemolytic Disease of Newborn (HDN). HDN adalah penggumpalan dan pecah (lisis) nya eritrosit (sel darah merah) janin atau bayi baru lahir.
Hal ini diakibatkan ketidakcocokan (incompatibilitas golongan darah rhesus) antara ibu dan janin yang dikandungnya. Ketidakcocokan itu memicu reaksi imunologi, berujung pada penggumpalan dan pecahnya sel darah merah janin.
"Pecahan tersebut kemudian menumpuk di bawah kulit. Pada reaksi yang berat dan hebat, dapat menimbulkan kematian dari janin atau bayi yang baru saja dilahirkan. Kondisi dapat terjadi - tidak pasti terjadi - pada Ibu dengan rhesus negatif yang mengandung janin dengan golongan darah rhesus positif. Angka kejadian sekitar 3-80 per 100.000 kelahiran," ungkap dr Tonang.
Kemudian ada Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (S4). Hal ini terjadi karena infeksi oleh bakteri Staphylococcus Aureus. Bakteri tersebut memicu peradangan berat sampai kulit bisa mengelupas. Biasanya terjadi pada bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan daya tubuh melemah (immunocompromised).
"Angka kejadiannya sangat jarang, tapi harus selalu diwaspadai," ucap dr Tonang.
"Jadi kedua penyakit tersebut, tidak berhubungan dengan pemberian vaksin pada ibu hamil. Sebelum era Covid-19 pun, pada ibu hamil kadang diberikan vaksinasi Tetanus Toksoid untuk mencegah risiko infeksi tetanus," sambung dr Tonang.
Kesimpulan
Kulit bayi diklaim melepuh karena efek dari vaksin yang diterima sang ibu saat hamil adalah tidak benar. Faktanya tidak ada bukti vaksin Covid-19 saat hamil dapat menyebabkan kulit bayi yang baru lahir melepuh.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4901343/cek-fakta-tidak-terbukti-kulit-bayi-baru-lahir-melepuh-karena-sang-ibu-divaksin-covid-19
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSaksi melihat ada darah di depan teras musala. Ketika ditelusuri, saksi melihat bayi yang masih dalam kondisi hidup.
Baca SelengkapnyaMengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca SelengkapnyaPada masa ini, risiko penyakit pada bayi meningkat, memerlukan perhatian khusus dalam hal pencegahan dan perawatan.
Baca Selengkapnya