CEK FAKTA: Tidak Benar Kampus di Bandung Digunakan Untuk Aktivitas Mistis
Merdeka.com - Viral di media sosial Twitter terkait adanya pemujaan setan yang dilakukan di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung, Jawa Barat.
Salah satunya akun Twitter @imamdigmi yang mengunggah narasi sebagai berikut:
"Aku pernah tau ini dari temen, bahwa di bandung emang ada sekte pemuja setan dan itu di duga mengarahnya ke Dajjal, wallahu'alam"
TwitterPenelusuran
Cek Fakta merdeka.com menelusuri klaim pemujaan setan yang dilakukan di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung.
Dilansir dari Detik.com berjudul "Heboh Video Hoaks Ritual 'Sekte Pemuja Setan' di Itenas Bandung", pihak kampus menjelaskan jika kegiatan tersebut adalah aktivitas Jumat Seren yang dilakukakan oleh mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.
Berikut isi artikelnya:
Bandung - Publik media sosial Twitter sempat dihebohkan dengan adanya video aktivitas Jumat Seram yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Banyak warganet yang mengaitkan video tersebut dengan aktivitas-aktivitas 'Sekte Pemuja Setan'.
Kasus bermula dari sebuah utas yang dibuat oleh akun Twitter @mwv.***** dengan mencantumkan sebuah cerita netizen dalam bidikan layar. Dalam status tersebut memuat cerita dugaan aktivitas sekte yang dilakukan oleh mahasiswa perguruan tinggi swasta di Bandung.
"Jadi gini waktu itu temen saya ada kumpul angkatan di kampus malem hari. Nah pas lagi kumpul, teman saya izin ke kamar mandi dan kebetulan lewat tempat sekre tersebut. Cerita dari teman saya dia ngeliat kumpulan orang pake jubah hitam gt sambil bawa lilin pas jam lewat 12 (sekitar jam 1 ato jam 2 pagi)," tulis sebuah akun.
Singkat cerita, lanjut dia, ada sebuah kelompok yang dibuat kakak tingkatnya untuk menelusuri dugaan sekte tersebut. Alhasil, penelusuran tersebut dihentikan tepat sehari sebelum dimulai karena ketua kelompok diceritakan sakit.
"Kelompok itu seperti sudah rahasia umum di kalangan mahasiswa di kampus tersebut," kata seorang netizen dalam sebuah utas Twitter yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sementara itu, seperti dilihat detikcom pagi ini, Minggu (26/7/2020) status tersebut sudah tidak ada (takedown).
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan DKV Itenas Farjus mengatakan, acara itu memang disebut Jumat Seram (Jumat Senang Ramai-ramai) yang berisi pesta kostum. Kejadian dalam video viral itu terjadi pada tahun 2019.
"Ya kurang-lebih pesta kostum begitulah. Kurang-lebih ceritanya tahun lalu mahasiswa baru 2019 diminta performing art. Kita cenderung membebaskan 'tema' senyamannya. Kebetulan mereka menyusun tema lebih dark dan ada bagian-bagian yang cenderung seperti sebuah 'sekte'," kata Farjus.
Dia mengatakan secara kebetulan aktivitas pada rekaman video yang beredar itu terjadi saat mereka gladiresik di luar gedung fakultas. Kejadian ini juga sempat viral di kalangan mahasiswa satu perguruan tinggi akhir tahun lalu. Namun, karena masih dalam lingkup internal, pihaknya mudah memberikan klarifikasi.
"Yang beredar kemarin adalah narasi yang tidak bertanggung jawab hanya bermodalkan dengar-dengar dan 'kata temen saya' yang padahal bukan mahasiswa di sini juga," ujarnya.
Namun kali ini, kata dia, narasi tersebut dikemas dengan misteri dan di-posting akun misteri sehingga terkesan berbeda dan melenceng dari kejadian sebenarnya.
Penampilan mahasiswa baru ini, kata dia, merupakan kegiatan rutin setiap tahun dan menjadi agenda BEM Jurusan DKV. "Bisa dibilang rutin. Tahun-tahun sebelumnya malah dibarengi sama live music dan memang seru-seruan bareng-bareng gitu, Kak," ucapnya.
Senada dengan itu, pihak Kampus Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung angkat bicara mengenai beredarnya video aktivitas Jumat Seram dan Pemujaan Setan yang diduga dilakukan oleh mahasiswa mereka.
Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Itenas Yulianti Pratama membantah informasi mengenai keberadaan sekte pemuja setan di kampus tersebut.
Dia menegaskan, rekaman video tersebut tidak sesuai fakta. Isi unggahan tentang 'Sekte Pemujaan Setan di Kampus' menurutnya terkesan digiring ke Kampus Itenas.
Selain itu, lanjut Yulianti, sumber informasi perihal sekte yang diduga melibatkan mahasiswanya tidak jelas, sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Yulianti membenarkan sebagian foto termasuk dalam kegiatan mahasiswa Itenas. Namun foto tersebut, kata dia, tidak ada sangkut pautnya dengan ritual pemujaan setan atau sekte pemujaan setan.
"Beberapa foto yang disampaikan merupakan kegiatan mahasiswa kami, tetapi sama sekali tidak ada hubungannya dengan 'Ritual Pemujaan Setan' atau 'Sekte Pemujaan Setan," kata Yulianti dalam Surat Klarifikasi yang dikeluarkan Itenas pada Kamis (24/7) lalu.
"Kegiatan tersebut adalah bagian dari kegiatan Jumat Seram (Jumat Senang Ramai-ramai) yang diadakan oleh mahasiswa kami pada bulan November 2019," tambahnya.
Dia menegaskan, di Kampus Itenas tidak ada kegiatan sekte pemujaan setan atau sejenisnya. Pihaknya berencana memperkarakan akun penyebar video hoaks yang mengatakan ada 'Sekte Pemuja Setan' di kampus Itenas.
"Apabila setelah klarifikasi ini kami masih menemukan narasi atau postingan tersebut, kami akan menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarluaskan," katanya
Alasannya memperkarakan kejadian tersebut, lantaran narasi atau postingan tersebut berpotensi dan bertendensi mencemarkan nama baik kampus Itenas dan civitas akademika. Kemudian, kata dia, melanggar Undang-Undang ITE.
"Oleh karena itu, kami meminta agar pihak-pihak yang dengan sengaja menyebarkan postingan tersebut agar segera menghentikan dan menghapusnya. Atau pihak-pihak yang menerima agar tidak menyebarluaskannya," ujarnya.
Sementara itu dilansir dari Kumparan berjudul "Viral Sekte Pemuja Setan di Kampus Bandung, Itenas Angkat Bicara". Melalui keterangan tertulis yang diterima kumparan, Itenas menjelaskan soal kabar tersebut. Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Pemasaran Itenas, Yulianti Pratama, menilai informasi yang beredar tersebut bermaksud menggiring opini hingga merujuk ke Itenas.
"Kami menilai adanya penggiringan opini/persepsi bahwa kegiatan pemujaan setan yang dimaksud terjadi di kampus kami, Institut Teknologi Nasional Bandung. Hal ini terlihat dari adanya pernyataan *di kampus it*n*s yang terletak di Jalan. PHH Mustapa Bandung," kata Yulianti, Jumat (25/7).
Yulianti menegaskan, informasi yang menyebut adanya sekte pemuja setan di kampusnya tidak benar dan tidak sesuai dengan fakta. Sebab, informasi tersebut tidak berdasarkan atas sumber yang jelas.
"Berita atau informasi atau video atau gambar yang disampaikan tersebut tidak menyebutkan identitas sumber yang jelas sehingga tidak dapat dipertanggungjawabkan," ucap dia.
Berdasarkan foto atau video yang viral di media sosial dan disebut sebagai kegiatan sekte pemuja setan, Yulianti mengakui foto atau video itu merupakan kegiatan mahasiswa Itenas namun tak ada hubungan dengan ritual pemujaan terhadap setan. Kegiatan itu diberi nama Jumat Seram atau Jumat Senang Ramai-Ramai yang diadakan pada bulan November 2019 lalu.
"Kegiatan tersebut adalah bagian dari kegiatan "Jumat Seram" atau "Jumat Senang Ramai-Ramai" yang diadakan oleh mahasiswa kami pada bulan November 2019," ucap dia.
Atas dasar itu, Yulianti menegaskan bahwa di kampus Itenas tak ada sekte pemujaan setan ataupun ritualnya. Dia pun menilai informasi di media sosial berpotensi mencemarkan nama baik kampus. Sehingga siapa pun yang menyebarkan informasi diharapkan agar segera menghapusnya. Jika tidak, maka pihaknya menyiapkan jalur hukum."Kami meminta agar pihak-pihak yang dengan sengaja menyebarkan berita/narasi/foto/postingan tersebut agar segera menghentikan dan menghapusnya. Atau pihak-pihak yang menerima berita/narasi/foto/postingan tersebut agar tidak menyebarluaskannya," kata dia.
"Apabila setelah klarifikasi ini kami masih menemukan berita/narasi/foto/postingan tersebut, kami akan menempuh jalur hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarluaskan," ungkap dia.
Kesimpulan
Klaim pemujaan setan yang dilakukan di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Pihak kampus mengatakan kegiatan tersebut adalah bagian dari kegiatan Jumat Seram (Jumat Senang Ramai-ramai) yang diadakan oleh mahasiswa pada bulan November 2019.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Baca SelengkapnyaTujuh caleg dipastikan lolos dari Dapil Jawa Barat I.
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaJakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaKisah seorang ojol perempuan yang tiba-tiba rindu kuliah saat ngetem di kampusnya mendapat banyak sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaProses rekrutmen telah dibuka secara online sejak 18 Desember 2023 lalu dan berakhir pada 31 Desember 2023 melalui website https://daftarin.kemkes.go.id.
Baca Selengkapnya