CEK FAKTA: Tidak Benar Kalung Antivirus 'Shut Out' Mampu Cegah Virus Corona
Merdeka.com - Banyak cara digunakan untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. Salah satunya viral di masyarakat yakni menggunakan kalung bernama 'Shut Out' yang dipercaya dapat melindungi badan dari serangan bakteri atau virus.
Kalung tersebut diketahui berasal dari Jepang. Penggunaannya sangat sederhana, hanya digantungkan di leher. Bahkan artis ternama Indonesia terlihat menggunakan kalung 'Shut Out'.
Benarkah kalung antivirus 'Shut Out' ampuh mencegah virus masuk ke dalam tubuh? Berikut faktanya:
Penelusuran
Tim Cek Fakta merdeka.com menelusi terkait kalung antivirus 'Shut Out' dipercaya mampu mencegah virus masuk ke dalam tubuh. Dalam artikel Kompas.com berjudul "[HOAKS] Kalung "Shut Out" Dapat Cegah Virus Masuk ke Dalam Tubuh" dokter spesialis peremajaan kulit, dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) menegaskan, kalung tersebut tidak ada manfaatnya.
"Tidak ada manfaatnya itu, bahkan bisa menyebabkan gangguan pada tubuh," ujar Haekal kepada Kompas.com, Selasa (31/3/2020).
Dia mengungkapkan, jika kalung tersebut benar memiliki kandungan klorin (chlorine), maka hal itu bahkan berisiko bagi kesehatan manusia. Menurutnya, sesuatu yang tergolong disinfektan bukan untuk digunakan ke permukaan makhluk hidup. Sebab, disinfektan mengandung kompoisisi zat kimia yang digunakan untuk membersihkan, menghambat, dan membunuh kuman atau virus di permukaan benda mati.
"Klorin adalah senyawa yang digunakan untuk sterilisasi mulai dari sterilisasi air hingga kolam renang, klorin bisa menjadikan rabun pada manusia dan tergantung dari kadar tersebut," lanjut dia.
Adapun kadar rendah klorin dijelaskan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, menimbulkan batuk, nyeri tenggorokan, iritasi kulit dan mata, dan gatal-gatal. Sementara itu, kadar klorin yang tinggi dapat menyebabkan sesak napas akibat gangguan pasokan oksigen ke paru-paru dan penyempitan bronkus.
Penelusuran lainnya dalam artikel Kumparan berjudul "Viral Kalung ‘Virus Shut Out’ Bisa Cegah Corona, Ini Tanggapan Ahli" menurut laporan Hong Kong Free Press, Toamit selaku produsen kalung tersebut mengklaim produknya "terbukti secara eksperimental efektif memblokir partikel dan bakteri yang ada di udara, serta berbagai virus epidemi, mengurangi kemungkinan terinfeksi atau menginfeksi orang lain."
Lebih jauh, Toamit mengaku produknya cocok untuk orang sakit, orang tua, anak-anak, dan orang-orang dengan kekebalan tubuh yang rendah. Pada 18 Maret, Departemen Bea Cukai Hong Kong mengatakan pihaknya tengah menyelidiki produk tersebut.
Namun apa yang digembar-gemborkan produsen kalung Virus Shut Out ini ditolak mentah-mentah oleh ahli virologi dan imunologi Hong Kong, Dr. Ariane Davidson. Kepada Hong Kong Free Press, ia menyebut produk Virus Shut Out sebagai penipuan mutlak.
"(Kalung itu) Tidak akan melakukan apapun untuk melindungi Anda dengan menonaktifkan virus pernapasan," ujarnya.
"Alat ini dikenakan di leher Anda--jauh dari hidung dan mulut Anda yang mana merupakan portal utama untuk infeksi COVID-19. Kalau pun Anda mendekatkan alat ini ke wajah Anda, bahan aktifnya, klorin dioksida, akan menyebabkan iritasi pernapasan dan mata yang parah serta kulit terbakar, karena sangat korosif," lanjutnya.
Davidson mengatakan, klorin dioksida digunakan untuk mensterilkan permukaan benda yang keras dan tidak boleh digunakan dekat wajah. Apalagi, paparan virus corona tidak akan secara spesifik menempel di tempat kalung menyimpan klorin.Sebaliknya, partikel droplet batuk dan bersin yang terkontaminasi virus akan dengan mudah masuk ke tubuh orang sehat dengan banyak jalan melalui mulut, hidung, maupun mata.
"Alat ini tidak berguna dalam perlindungan terhadap COVID-19," ujar Davidson.
Platform eBay dan Facebook telah memblokir penjualan produk ini. Kebijakan serupa diambil otoritas berwenang di Vietnam dan Thailand. Vietnam menyebut produk Virus Shut Out tidak punya dasar ilmiah.
Kesimpulan
Jadi kesimpulan terkait kalung Antivirus 'Shut Out' dipercaya dapat menangkal virus corona masuk ke dalam tubuh tidak benar atau hoaks.
Bahkan beberapa negara Asia sudah melarang penjualan produk tersebut. Seperti Vietnam yang menyebut produk Virus Shut Out tidak punya dasar ilmiah.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaInfeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaViral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Petugas Damkar akhirnya berhasil melepas kaleng tersebut dalam waktu 5 menit. Aksi tersebut disambut histeris orang tua bocah itu.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.
Baca SelengkapnyaViral pelajar ini kejar mobil yang ditabraknya untuk minta maaf. Momen saat keduanya bertemu curi perhatian.
Baca SelengkapnyaKebiasaan penggunaan komputer atau laptop terlalu lama bisa menjadi pemicu masalah disfungsi ereksi.
Baca Selengkapnya