Sambut Industri 4.0, Kemenperin Dorong Santri Milenial Melek Teknologi Digital
Merdeka.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mendorong pertumbuhan wirausaha baru di kalangan pondok pesantren melalui Program Wira Usaha Baru (WUB) Santri Berindustri. Salah satu implementasinya dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin, Wibawaningsih, mengatakan langkah strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para santripreneur dalam menghadapi era industri digital serta agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital terkini.
"Santri masa kini dituntut untuk tidak hanya mendalami ilmu agama tetapi juga melek terhadap perkembangan teknologi digital apalagi menghadapi era industri 4.0," ujar Gati melalui keterangan resminya, Sabtu (26/7).
Dia meyakini, pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri 4.0 di Indonesia. Sebab, selain dikenal menjadi tempat untuk menempa para santri yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur, ulet, jujur, dan pekerja keras, pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi.
"Hingga saat ini, sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi serta mengembangkan berbagai unit bisnis. Seluruh potensi ini merupakan modal yang cukup kuat dalam menghadapi revolusi industri 4.0," terangnya.
Guna membekali kemampuan dalam berwirausaha di kalangan pondok pesantren, Kemenperin juga berupaya memberikan bimbingan teknis Industri Kecil dan Menengah (IKM) konveksi kepada 30 orang peserta yang berasal dari santriwati Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo.
Di mana, Kemenperin juga memfasilitasi mesin dan peralatan WUB yaitu mesin jahit high speed, mesin obras benang, bartack, buttonhole, iron, steam, mesin cutting, mesin jahit single needle cutter, mesin overdeck, button attaching, dan mesin waist band.
Program santripreneur yang digagas oleh Kemenperin, telah dilaksanakan sejak 2013. Hingga triwulan II 2019, program ini telah membina sebanyak 32 pondok pesantren di lima provinsi. Cakupan ruang lingkup pembinaan yang dilakukan, antara lain pelatihan produksi serta bantuan mesin atau peralatan di bidang olahan pangan dan minuman (roti dan kopi).
Selain itu, perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim dan seragam, daur ulang sampah, produksi pupuk organik cair serta pendampingan SNI garam beryodium. "Kami meyakini, para santri generasi baru akan mampu menjadi agen perubahan yang strategis dalam membangun bangsa dan perekonomian Indonesia di masa mendatang," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesantren ini terkenal dengan program pemberdayaan masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah deretan teknologi terbaru yang cocok dibawa ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaSebanyak 1000 petani berdialog dengan Ganjar Pranowo di Desa Cangkrep Lor, Kabupaten Purworejo.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wamenaker Hubungan industrial yang mengacu pada nilai-nilai Pancasila efektif dalam menanggulangi gejolak di sektor industri.
Baca SelengkapnyaIndustri mesin sangrai kopi pun kini turut berkembang mengikuti perubahan zaman.
Baca SelengkapnyaSiswanto bercerita dia pernah mencoba segala macam usaha dan pekerjaan, namun belum ada yang bertahan lama.
Baca SelengkapnyaKerangka strategi INOVASI mencakup sejumlah langkah yang dinilai sangat relevan dengan perkembangan industri kripto.
Baca SelengkapnyaAda banyak hal dinilai para perajin perlu mendapat perhatian, di antaranya akses permodalan karena selama ini perajin hanya mengandalkan bantuan modal.
Baca SelengkapnyaProduksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca Selengkapnya