RUPS BNI Rombak Besar-Besaran Direksi dan Komisaris, Ini Daftar Lengkapnya
Pada RUPS tahunan menyepakati perombakan susunan direksi dan komisaris BNI.
Pada RUPS tahunan menyepakati perombakan susunan direksi dan komisaris BNI.
Jajaran direksi dan komisaris Bank Negara Indonesia (BNI) mengalami perombakan.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan menyepakati Muhammad Yusuf Permana diangkat menjadi Komisaris Bank Negara Indonesia (BNI). Dalam hal ini Yusuf menggantikan Susyanto yang diberhentikan dengan hormat.
Tak hanya itu, hasil RUPS juga menyetujui pengangkatan kembali Askolani sebagai Komisaris BNI.
Diketahui, Askolani merupakan Direktur Jenderal Bea dan Cukai di Kementerian Keuangan.
Nantinya, tugas Adi dialihkan kepada Putrama Wahju Setyawan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Retail Banking BNI.
Selanjutnya, Corina Leyla Karnalies mendapatkan tugas baru menjadi Direktur Retail Banking BNI dari sebelumnya Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI.
Perombakan juga terjadi kepada Hussein Paolo Kartadjoemena yang diangkat sebagai Direktur Digital & Integrated Transaction Banking BNI.
Sebelumnya, Huseein menjabat sebagai SEVP of Corporate Development & Transformation BNI.
Kemudian menyetujui pengangkatan Agung Prabowo sebagai penggantinya.
Mengingat sebelumnya, Munadi menjabat sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan Jasa Raharja.
Dalam RUPS Tahunan juga menyetujui pemberhentian dengan hormat Sis Apik Wijayanto sebagai Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI. Selanjutnya, Made Sukajaya diangkat sebagai penggantinya yang sebelumnya menjabat sebagai SEVP Remedial & Recovery BNI.
merdeka.com
Ada pun, porsi 50 persen lainnya dari laba bersih Perseroan atau senilai Rp10,45 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depan.
Perseroan juga berhasil mengelola rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 22 persen di Desember 2023.
Sepanjang tahun 2023, Perseroan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 7,6 persen Year on Year (yoy), dengan nilai mencapai Rp695 triliun.
Capaian ini didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta maupun BUMN, kredit konsumen, dan Perusahaan Anak.
"Berdasarkan sektor ekonomi, seluruh sektor secara umum tumbuh positif dengan kontributor terbesar antara lain dari sektor perdagangan, industri manufaktur, energi, dan jasa dunia usaha," ujar Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar.
Royke juga menegaskan komitmen Perseroan terhadap target Net Zero Emission (NZE) Operasional pada tahun 2028 dan NZE Pembiayaan pada tahun 2060.
Perubahan susunan pengurus Dewan Komisaris BTN disebabkan adanya pemberhentian dengan hormat alm Ahdi Jumhari Luddin dan M Yusuf Permana sebagai Komisaris.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca SelengkapnyaKorupsi yang diduga dilakukan Budi Said di Antam ditaksir mencapai Rp1,1 triliun
Baca SelengkapnyaTidak logis lantaran PSI sudah berkampanye dimana-mana.
Baca SelengkapnyaBank BJB kini menjadi salah satu pemegang saham pengendali Bank Bengkulu, setelah penyetoran modal sebesar Rp250 miliar untuk proses KUB.
Baca SelengkapnyaRizal Ramli pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di masa pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Baca SelengkapnyaPara penerima berdasarkan data Pemkot Bontang melalui Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM).
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan.
Baca Selengkapnya