Pengusaha Minuman Ringan Keluhkan Mahalnya Harga Gula Dunia
Tercatat, tingkat pertumbuhan penjualan minuman ringan tahun 2023 hanya tumbuh 3,1 persen.
Tercatat, tingkat pertumbuhan penjualan minuman ringan tahun 2023 hanya tumbuh 3,1 persen.
Naiknya harga gula dunia sebesar 16,48 persen pada tahun 2023 mengganggu kinerja industri minuman ringan di Tanah Air. Tercatat, tingkat pertumbuhan penjualan minuman ringan tahun 2023 hanya tumbuh 3,1 persen.
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Triyono Prijosoesilo menyebut, yang mempengaruhi mahalnya harga gula global adalah kemarau berkepanjangan atau el nino, sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas pertanian di berbagai negara.
"Kemarau berkepanjangan menjadi tantangan bagi kami di tahun 2024," kata Triyono dalam Konferensi Pers bertajuk “Kinerja Industri Minuman di Tahun 2023, serta Peluang dan Tantangan di Tahun 2024” di Jakarta Selatan, Rabu (13/3).
Padahal, kata Triyono, gula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Selain dampak harga gula secara global yang naik, kata Triyono terdapat faktor lain yang membuat pertumbuhan industri minuman rendah, yakni laju tingkat inflasi komponen harga pangan mencapai 8,47 persen pada Februari 2024, lebih tinggi dari laju inflasi secara umum yaitu 2,61 persen (yoy).
Hal ini berimbas terhadap menurunnya daya beli masyarakat, di mana fokus konsumen yang tersita oleh kebutuhan primer.
Kemudian faktor lainnya, yakni krisis geopolitik, termasuk dinamika terkait perang Rusia-Ukraina yang berimbas pada melonjaknya biaya logistik dan menganggu rantai pasokan global.
"Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan kami, ada geopolitik yang berimbas pada biaya logistik dan supply chain," ujarnya.
Lebih lanjut, meskipun pertumbuhan penjualan minuman ringan tahun 2023 tumbuh 3,1 persen. Namun, sebetulnya kinerja industri minuman ringan belum sepenuhnya baik.
"Kita lihat kinerjanya masih belum baik. Kita lihat pertumbuhan industri minuman belum sustainable, kita pikir ulang bagaimana agar bisa lebih baik," pungkasnya.
Selama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaTriyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSempat ditipu hingga ratusan juta, pengusaha bawang goreng satu ini justru makin sukses dengan penghasilan mencapai ratusan juta.
Baca SelengkapnyaKampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaSiapa bilang bawang goreng hanya jadi makanan favorit masyarakat Indonesia?
Baca Selengkapnya