Jalan Sukses Tak Ada yang Tahu, Ibu ini Raup Omzet Jutaan Rupiah Berbekal Resep dari Brosur Panci
Perempuan asal Blitar, Jawa Timur itu bercerita usaha sari buah berbahan dasar belimbing, dimulai pada tahun 2010.
Perempuan asal Blitar, Jawa Timur itu bercerita usaha sari buah berbahan dasar belimbing, dimulai pada tahun 2010.
Jangan sepelekan jika Anda punya peluang. Sebab, ini yang menjadi kunci Asna Rosida meraup omzet jutaan rupiah di saat bisnis sari buah belimbingnya gagal.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, perempuan asal Blitar, Jawa Timur itu bercerita usaha sari buah berbahan dasar belimbing, dimulai pada tahun 2010.
Sebelum merintis usaha, dia merupakan pekerja di perusahaan swasta. Namun, seiring berjalannya waktu, dia mulai merasa jenuh dengan rutinitasnya sebagai pekerja. Setiap salat, dia berdoa agar cita-citanya memiliki sebuah bisnis dapat terwujud.
"Saya enggak spesifik menjadi pengusaha tapi saya minta pekerjaan yang tidak dibatasi dengan waktu," kata Asna, dikutip pada Selasa (6/2).
Hingga satu waktu, dia mengikuti pelatihan wirausaha dengan bahan baku belimbing, yang digelar oleh Dinas Perdagangan Kota Blitar. Dari olahan belimbing, Asna memilih sari buah.
Setelah mengikuti beberapa kali pelatihan dan memproduksi sari buah belimbing untuk dijual, Asna tidak cukup puas.
Alasannya, masa tahan sari buah belimbing sangat singkat. Produk yang belum terjual seringkali basi atau rusak hingga tidak layak untuk dijual.
Satu waktu, di tempat tinggal Asna ada kegiatan pameran panci. Di dalam panci, terdapat brosur resep perihal makanan yang tepat dimasak menggunakan panci tersebut. Asna tertarik, dan membeli panci itu.
"Saya ikuti resep yang ada di brosur itu, loh ternyata enak juga. Waktu itu saya buat enting-enting geti. Kalau enting-enting saja kan itu kacang saja enting-enting geti itu ada wijennya," ujarnya.
Insting bisnis Asna muncul kembali. Dia akhirnya percaya diri menjual enting-enting geti. Awalnya, produk itu dia tawarkan ke tetangga sekitar. Mendapatkan respons positif, Asna gencar menawarkan produknya ke toko oleh-oleh.
Bukan perkara mudah bagi Asna agar produknya bisa dikenal luas di pasaran. Banyak pihak yang menyangsikan enting-enting geti Asna tidak cukup baik untuk dijual karena kemasan yang kurang menarik.
"Akhirnya saya belajar lagi bagaimana kemasan yang menarik untuk sebuah produk. Saya ikut pelatihan dan seminar lagi," ucapnya.
Terus meningkatkan kualitas menjadi jalan enting-enting geti Asna dikenal luas di pasaran. Beberapa toko oleh-oleh di Kota Blitar, Jawa Timur, telah menjajakan enting-enting geti yang diproduksi Asna.
Dia mengatakan, dari satu toko oleh-oleh saja, Asna bisa meraup omset sekitar Rp10 juta. Menurutnya ini wajar karena camilan kacang cukup digemari banyak orang.
Di masa-masa awal kerugian, Dwi Masih beranggapan bahwa kerugian tersebut merupakan risiko bisnis.
Baca SelengkapnyaMemperluas jejaring dan perbanyak sedekah menjadi kunci yang Adibayu yakini menjadi perantara kesuksesannya saat ini.
Baca SelengkapnyaBerkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.
Baca SelengkapnyaAwal merintis bisnisnya, Sueb mendapat omzet puluhan juta. Kini Sueb mampu meraih omzet hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca SelengkapnyaKisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaIa memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak.
Baca SelengkapnyaDengan modal terbatas, Dicky merintis usaha martabak di pelataran rumahnya. Dia sempat ragu dan takut memulai usaha.
Baca Selengkapnya