Hary Tanoe beli saham antv seharga Rp 4,7 triliun
Merdeka.com - Teka-teki pembelian saham VIVA grup akhirnya terkuak. Saham salah satu anak usahanya yakni PT Visi Media Asia atau antv sudah resmi dibeli oleh MNC grup.
Informasi dari twitter Mandiri Sekuritas, saham anak usaha emiten grup Bakrie tersebut dijual dengan harga USD 500 juta atau setara Rp 4,7 triliun.
"Saham ANTV, anak usaha emiten media Grup Bakrie PT Visi Media Asia Tbk #viva, telah dijual di harga USD 500 juta kepada Grup MNC," tulis twitter Mandiri Sekuritas, @Mandiri_OLT seperti dikutip merdeka.com, Rabu (19/6).
Laporan keuangan VIVA menunjukkan, aset antv yang merupakan anak usaha tidak langsungnya mencapai Rp 989,58 miliar pada akhir 2012. Pihak MNC grup maupun VIVA saat ini masih dalam tahap dikonfirmasi.
Sebelumnya, bos MNC Grup Hary Tanoesoedibjo gencar diberitakan berambisi membeli saham VIVA. Kabar tersebut pertama kali dihembuskan oleh bos media grup yakni Surya Paloh yang menyatakan bahwa Hary Tanoe ingin membeli saham antv dan tvOne.
"Kita biasa mendiskusikannya banyak hal lainnya termasuk bagaimana beliau juga ingin mau beli tvOne. Hehehehe itu benar. Jadi Hary dan saya membicarakan tadi. Dia tidak hanya itu, dia sedang ikut dalan pelelangan tvOne dan antv. Jadi suasananya biasa lah. Jadi saya sudah tahu, Hary mau ngasih press conference supaya ada kejelasan," papar Surya Paloh awal Januari lalu.
Bos MNC grup Hary Tanoesoedibjo pernah menyampaikan rencana pembelian stasiun televisi milik Aburizal Bakrie tersebut. Hary mengaku, awalnya sangat tertarik membeli dua stasiun televisi tersebut.
"Kita bisnis di media. Kalau ada perusahaan media berkembang bagus ya minat saja," ujar Hary Tanoe di Jakarta, Selasa (19/2).
Namun, ambisi tersebut harus ditutup rapat-rapat. Sebab, rencana menguasai tvOne dan antv terhenti di tengah jalan.
"Gini awalnya Ada indikasi melakukan penjualan, tetapi di tengah jalan rencananya dibatalkan tidak jadi dijual," jelasnya. Hary Tanoe mengaku tidak mengetahui alasan pembatalan.
Tidak hanya Hary Tanoe, taipan media lainnya yakni Chairul Tanjung juga menyatakan keseriusannya. Bos CT Corps tersebut justru menantang keseriusan Bakrie menjual VIVA. CT mengungkapkan niatnya menjadi pemegang saham pengendali di tvOne, ANTV dan portal berita online VivaNews.com dengan nilai penawaran mencapai USD 18 miliar.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies Tuding Miliki Lahan 340 Ribu Hektare, Prabowo: Salah, Mendekati 500 Hektare
Prabowo menegaskan tanah itu tak perlu didebatkan. Karena kepemilikan tanah itu merupakan sistem pinjam pakai dengan negara.
Baca SelengkapnyaCrazy Rich Asal Surabaya Budi Said Ditetapkan Tersangka Jual-Beli Emas PT Antam, Begini Modusnya
Kuntadi menjelaskan duduk perkara kasus dugaan korupsi jual - beli emas ini berawal.
Baca SelengkapnyaCurhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang
Kenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tahan Crazy Rich Surabaya Budi Said, Kejagung Tak Terpengaruh Hasil Gugatan di MA
Beberapa waktu lalu, Mahkamah Agung memenangkan gugatan Budi Said sehingga PT Antam harus membayar 1,1 ton emas atau setara 1,1 triliun.
Baca SelengkapnyaAda 123 Emiten Antre Melantai di BEI, Siap Serok Dana Rp59,68 Triliun
Inarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaSosok Pendiri Toko Daiso, Meninggal Dunia Usia 80 Tahun dan Tinggalkan Kekayaan Rp29,7 Triliun
Yano meninggalkan kekayaan sebesar USD1,9 miliar setara dengan Rp29,7 Triliun lebih, menurut Indeks Milliarder Bloomberg.
Baca SelengkapnyaMendag: Harga Beras Mahal karena Musim Panen Mundur
Hari ketiga Ramadan harga beras masih tinggi, Menteri Perdagangan klaim hal ini penyebabnya.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Menteri Bahlil 'Ngotot' Ingin Pilpres Satu Putaran
Bahlil berharap pemilihan presiden (pilpres) kali ini hanya berlangsung satu putaran saja.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bantah Program Bansos Beras Jadi Pemicu Kenaikan Harga Beras
Mengingat program ini hanya ditujukan kepada 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdata di Kementerian Sosial.
Baca Selengkapnya