127 Tahun Beroperasi, Produsen Bir Tertua di AS Akhirnya Gulung Tikar
Produsen bir tertua di Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk menutup bisnisnya setelah beroperasi selama 127 tahun.
Perusahaan telah menghentikan operasi dan melikuidasi bisnis mereka menyusul kombinasi faktor ekonomi yang menantang dan penjualan yang menurun sejak 2016.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit yang dicapai Anchor hanya setelah berbulan-bulan melakukan evaluasi yang cermat," kata juru bicara Anchor Brewing Sam Singer, Jumat (14/7).
CNN Business
Dia menambahkan, dampak pandemi, inflasi, terutama di San Francisco, dan pasar yang sangat kompetitif membuat perusahaan tidak punya pilihan selain membuat keputusan sulit untuk menghentikan operasi.
Pekerja di Anchor, yang mempekerjakan 61 orang akan menerima dukungan transisi dan paket pemisahan.
"Pembuatan bir segera dihentikan dan bir yang sudah jadi masih akan dijual hingga akhir Juli," terang perusahaan itu.
Sebelum menutup bisnisnya, Anchor sempat memangkas distribusi secara nasional, membatasi penjualannya hanya di California, dan mengumumkan akan mengakhiri produksi Christmas Ale favorit penggemarnya setelah hampir 50 tahun. "(Keputusan) itu dibuat untuk mengurangi biaya sementara upaya terakhir dilakukan untuk mengevaluasi semua hasil yang mungkin. Namun pada akhirnya, pengeluaran terus melampaui pendapatan, membuat perusahaan tidak memiliki pilihan lain yang layak," ungkap pihak Anchor.
berita untuk kamu.
Anchor juga menghadapi masalah dari pembeli mereknya, Sapporo, perusahaan bir Jepang.
Pegawai pembuat bir itu mengeluh kepada VinePair bulan lalu tentang dugaan kesalahan pengurusan oleh Sapporo dan kurangnya pemahaman tentang bir rumahan di AS.
Selain itu, penggantian nama Anchor pada tahun 2021 dikritik karena berputar terlalu jauh dari tampilan klasik merek tersebut.
Brewbound, sebuah situs web industri bir, sebelumnya melaporkan bahwa pembelian Sapporo baru-baru ini terhadap pembuat bir Stone Brewing memicu kekhawatiran di antara karyawan Anchor tentang kesesuaian tempat pembuatan bir mereka dengan rencana Sapporo.
Dilansir CNN Business
Anchor memulai bisninya pada tahun 1896 di San Francisco, menjadi tempat pembuatan bir pertama di AS.
Fritz Maytag, membeli Anchor pada tahun 1965 ketika berada di ambang kebangkrutan dan membantu mengantarkan industri kerajinan bir di Amerika Serikat. Produk minumannya yang paling terkenal saat itu adalah Steam Beer.
Keadaan pabrik bir di AS belum membaik tahun ini. Data NIQ yang diberikan kepada Craft Business Daily menunjukkan penjualan kategori turun hampir 4 persen tahun ini dan volume turun lebih dari 7 persen, menunjukkan bahwa "kerajinan memiliki awal yang sulit hingga 2023," kata publikasi itu.
Reporter: Natasha Khairunisa Amani Sumber: Liputan6.com
- Siti Nur Azzura
Ryu menjadi pemegang saham terbesar Kumyang, yang terdaftar di bursa saham Kosdaq Korea Selatan.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaPabrik ini didirikan pengusaha asal China namun memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi mengamankan 20 kg sabu serta beberapa bahan baku pembuatan sabu.
Baca SelengkapnyaProdusen motor asal Inggris ini menjadi kendaraan angkutan bagi masyarakat Pematangsiantar dan motor ikonik.
Baca SelengkapnyaPenyediaan CNG untuk CCS menambah portofolio PTGN di wilayah Jawa Tengah dan menjadi pemacu untuk terus memperluas pasar CNG.
Baca SelengkapnyaBRILIANPRENEUR merupakan inisiatif BRI untuk memperkenalkan keunikan UMKM dan produk nasabah binaannya.
Baca SelengkapnyaPLN memfasilitasi SIG untuk menghadirkan industri hijau melalui sumber EBT dalam operasinya untuk memenuhi kebutuhan listrik di pabrik SIG.
Baca SelengkapnyaGanjar meminta perusahaan lokal meningkatkan inovasi dan terus mengembangkan produk-produknya.
Baca Selengkapnya