Arkeolog Temukan Kota Hilang Bangsa Maya di Tengah Hutan Meksiko, Begini Wujudnya
Teknologi saat ini semakin bertumbuh pesat. Melalui citra satelit dan beragam alat modern lain, berbagai tempat di dunia bisa dipetakan secara komprehensif.
Teknologi saat ini semakin bertumbuh pesat. Melalui citra satelit dan beragam alat modern lain, berbagai tempat di dunia bisa dipetakan secara komprehensif.
Salah satunya adalah kota kuno milik Bangsa Maya di tengah hutan Meksiko. Konon kota ini hilang di masa lalu.
Hasil kerja Arkeolog berupa temuan benda rumah tangga hingga arsitektur bangunan menjadi satu dari sekian bukti keberadaan kota ini di masa lalu. Bagaimana penampakan kota hilang Bangsa Maya di tengah hutan Meksiko yang berhasil ditemukan para Arkeolog? Dikutip dari laman sciencealert, Rabu (5/7) berikut ulasannya.
Ocomtún, nama sebuah kota kuno yang ditemukan oleh Arkeolog belum lama ini di sebuah hutan di Meksiko. Nama tersebut memiliki arti "pilar batu". Situs itu meliputi alun-alun, sebuah bangunan besar berbentuk piramida, kolom batu, dan struktur lain yang disusun dalam pola cincin konsentris.
Selain itu, adanya lapangan sepak bola yang bertujuan untuk rekreasi warga hingga kegiatan keagamaan.
Para peneliti melakukan upaya pemetaan lapangan menggunakan teknologi LIDAR Scans di seluruh area Ocomtún.
Arkeolog senior Ivan Šprajc, dari Akademi Ilmu Pengetahuan dan Seni Slovenia mengatakan bahwa situs yang terletak di semenanjung dataran tinggi itu ternyata dikelilingi lahan basah yang luas.
"Intinya yang monumental mencakup lebih dari 50 hektar (124 hektar) dan memiliki berbagai bangunan besar, termasuk beberapa struktur piramida setinggi lebih dari 15 meter (49 kaki)."
Keberadaan kota kuno ini diketahui berada di hutan tropis yang sangat besar. Diketahui ukuran hutan ini mencapai 3.000 kilometer persegi (1.158 mil persegi) dan tak terjamah. Sehingga tak banyak yang tau apa yang ada di dalam hutan ini. Bahkan terpencilnya hutan ini membuat dedaunannya sangat lebat.
Tim peneliti Ivan Šprajc kota ini diperkirakan menjadi pusat lokal yang penting antara tahun 250 dan 1000 M, yang dikenal sebagai era Klasik dalam istilah peradaban Maya. Ditemukannya pecahan pot keramik yang ditemukan di situs tersebut bisa membantu para peneliti menemukan lebih banyak bukti tentang kapan wilayah itu dihuni.
Suku Maya memang dikenal dengan peradaban yang dominan di seluruh Mesoamerika – yang sekarang menjadi Amerika Tengah dan bagian paling selatan Amerika Utara. Peradaban ini sangat besar terlebih dengan kemajuan mereka dalam arsitektur, budaya, sistem kalender, matematika, dan banyak lagi. Peradaban Maya mengalami kehancuran pada abad ke-9 Masehi, yang diduga karena konflik dan perang saudara, kekeringan, dan faktor lingkungan lainnya. Namun, baru pada abad ke-17 kota Maya terakhir jatuh ke tangan penjajah Spanyol.
Sistem LIDAR Scans sedikit banyak akan membantu para peneliti untuk menguatkan dugaan adanya permukiman peninggalan suku Maya. Para Arkeolog yang bertugas di lapangan berusaha untuk memulihkan artefak yang mengungkapkan lebih banyak tentang orang-orang dari peradaban kuno ini.
Para ahli arkeologi menemukan sebuah kota kuno di Palaiokastro, Serres di Yunani.
Baca SelengkapnyaPara arkeolog yang melakukan penggalian terpukau dengan temuan sarkofagus atau peti mati kuno ini.
Baca SelengkapnyaArkeolog meyakini, sebelumnya wilayah ini telah berkembang dan ditinggalkan pada tahun 1600 SM.
Baca SelengkapnyaArkeolog menemukan sebuah piring Maya bergambar roh pelindung Wahyis selama penggalian di Cansacbé, Negara Bagian Campeche, Meksiko.
Baca SelengkapnyaPara arkeolog yang beroperasi di situs Abusir, umumkan penemuan yang menarik selama penggalian pada bulan April dan Mei. Yuk lihat lengkapnya!
Baca SelengkapnyaTemuan tulang manusia itu termasuk yang paling awal dari masa Neolitikum di Spanyol.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini mengungkap kemampuan arsitektur manusia purba.
Baca SelengkapnyaArkeolog baru menemukan isi tulisan yang ada di tembikar itu dengan teknologi pemindaian.
Baca SelengkapnyaMakam keramat ini ditemukan gabungan arkeolog Jepang dan Peru.
Baca Selengkapnya