4 BUMN-nya pakai software bajakan, China diprotes Microsoft

Merdeka.com - Pembajakan software ternyata mencapai tingkat yang sangat parah di China. Hal ini terbukti ketika empat BUMN China ternyata menggunakan software bajakan dalam bisnis mereka.

Merasa dirugikan ke empat BUMN China tersebut, Microsoft akhirnya menyampaikan protes ke pemerintah China. Dalam protesnya, menurut informasi Reuters (20/09), Microsoft menyebut China Railway Construction Corp, TravelSky Technology, China Post Group and China National Petroleum Corp (CNPC) menggunakan software miliknya tanpa lisensi. Ke empat perusahaan tersebut, sebagian atau seluruh sahamnya dikuasai oleh pemerintah China.

Microsoft menyatakan China Railway Construction menggunakan Office bajakan sebanyak 84 persen dan Windows server client bajakan 97 persen. CNPC dituduh Microsoft, lebih dari 40 persen Office dan Windows yang mereka gunakan adalah versi bajakan. Travelsky lebih parah karena hampir semua Office yang mereka gunakan adalah bajakan. Sedangkan China Post dituduh menggunakan 93 persen software bajakan dari seluruh Office yang mereka gunakan.

Protes Microsoft ini sekaligus menagih janji wakil perdana menteri China, Wang Qishan, dalam pertemuan dengan CEO Microsoft, Steve Balmer, Mei lalu. Wang berjanji akan mengurangi tingkat pembajakan di China. Pada pertemuan itu Wang juga menyatakan bahwa seluruh kantor pemerintahan China telah menggunakan software asli.

Penggunaan software bajakan di China memang begitu marak. Hal ini menyebabkan Microsoft kesulitan memasarkan produknya di China. Untuk itu Microsoft berusaha mendekati pemerintah untuk menekan angka pembajakan software. Mereka sekarang juga lebih aktif dalam menuntut hak intelektualnya tersebut.

Beberapa bulan lalu, Microsoft menuntut Gome Electrical Appliances Holding, salah satu distributor elektronik terbesar di China, karena menggunakan software bajakan.

Bagaimana dengan BUMN Indonesia?