Nostalgia Masa Kecil, Ini Sosok A.T. Mahmud Pencipta Lagu Anak 'Pelangi', Musisi Legendaris dari Palembang
Lagu Pelangi yang Terus Populer dan Kisah di Baliknya
Salah satu mahakarya dari A.T. Mahmud yang masih terus dikenal sampai detik ini adalah lagunya yang berjudul 'Pelangi'. Selain lagunya yang menyenangkan, ternyata ada nilai dan makna di dalamnya.
Lagu Pelangi ini berangkat dari pengalaman pribadi dari A.T Mahmud ketika masa menjemput anaknya ke sekolah. Pada suatu ketika, ia menjemput anaknya di sekolah menggunakan sepeda motor.
Saat Abdullah Menengok, benar saja terdapt pelangi melengkung yang indah.
Makna dari lagu Pelangi ini sendiri adalah tentang seorang anak kecil yang melihat salah satu bentuk kebesaran Tuhan melalui fenomena di langit. Mungkin, selama ini anak hanya melihat pelangi melalui buku atau gambar saja.
A.T Mahmud punya kisah hidup yang panjang sebelum akhirnya memutuskan menjadi pencipta lagu anak-anak. Berikut kisah selengkapnya.
Sosok A.T. Mahmud Pencipta Lagu Anak-anak
Abdullah Totong Mahmud, lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 3 Februari 1930.
Ia merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara dari pasangan Masayu Aisyah (ibu) dan Masagus Mahmud (ayah).
Sejak kecil ia kerap dipanggil Dola oleh orang tuanya. Sementara itu, di rumah, kampung, dan lingkungan sekolah pun memanggil dirinya dengan sebutan Totong.
Ada seorang tetangga di lingkungan tempat tinggalnya yang berasal dari Sunda, ketika masih bayi kerap digendong dan sambil mengucap Otong. (Foto: Wikipedia)
Lantas, sang ibunda pun mendengar panggilan tersebut dengan nama Totong. Sejak itu ibunya kerap memanggil Abdullah dengan sebutan Totong yang menyebar di lingkungan keluarga besarnya. Sejak saat itu ia memiliki nama tengah Totong.
Sedari kecil kita pasti pernah mendengarkan lagu-lagu anak yang mungkin jika kita dengarkan kembali tentunya akan kembali ke memori masa kecil.
A.T. Mahmud-lah salah satu sosok dari pencipta lagu anak tersebut. Seperti apa sosoknya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
berita untuk kamu.
Masa Pendidikan
Ketika dirinya berada di bangku SD, ia sempat bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) 24 Hilir.
Di sana, ia diajarkan oleh guru musiknya dalam membaca notasi nada menggunakan kata-kata yang unik.
Sang guru memperkenalkan notasi angka dari nada terendah ke nada tertinggi dengan kata-kata do-dol-ga-rut-e-nak-ni-an. Begitu juga sebaliknya, dari nada tinggi ke nada rendah dengan kata e-nak-ni-an-do-dol-ga-rut.
Tahun 1942 tepatnya saat pendudukan Jepang, ia masih duduk dibangku kelas 5.
Dengan situasi yang sedang bergejolak, ia pindah ke Muaraenim. Kemudian di sana ia mendaftar di sekolah eks HIS yang berganti nama menjadi Kanzen Syogakko.
Di sekolah ini Abdullah mulai mengenal sandiwara dan dunia permusikan.
Mulai Terjun di Dunia Musik
Sejak pindah ke Muaraenim, ia berkenalan dengan Ishak Mahmuddin, seorang anggota orkes musik Ming yang terkenal di sana.
Salah satu keahlian Ishak adalah mengarang lagu, Abdullah pun mulai mengikui jejaknya.
Ishak yang melihat perkembangan Abdullah dalam memainkan berbagai instrumen musik, memutuskan untuk mengajaknya bergabung dengan Orkes Ming yang terkenal itu.
Namun kehidupannya itu berubah setelah masa revolusi tahun 1945-1949. Saat itu keadaan membuat dirinya tidak dapat bersekolah dengan baik. Lalu, ia malah ikut di kancah perjuangan sebagai anggota Tentar Pelajar.
Gonta-Ganti Pekerjaan
Setelah dinyatakan lulus dari SMU, ia sempat bekerja di salah satu bank milik Belanda yang diajak oleh pamannya. Selama bekerja ia merasa tidak betah, perasaannya mulai gelisah dan ingin segera kembali ke sekolah.
Kemudian, ia mendaftar sekolah pendidikan Sekolah Guru bagian A (SGA). Selama pendidikan kurang lebih 3 tahun ia pernah mengarang lagu untuk sang ibunda. Tahun 1956 ia pindah ke Jakarta dan diangkat menjadi guru di SGB V Kebayoran Baru.
Ia pindah ke Jakarta bersama kekasihnya Mulyani yang juga berprofesi serupa. Mulyani ditempatkan di SMP 11 Kebayoran Baru tepat berhadapan dengan sekolah SGB V tempat Abdullah mengajar.
Menciptakan Lagu Anak
Momen ia mulai melahirkan lagu untuk anak-anak ketika tahun 1962. Ia mendapatkan biaya dari Colombo Plan untuk bersekolah di University of Sydney, Australia untuk mendapatkan sertifikat The Teaching Of English As A Foreign Language.
Setelah menyelesaikan pendidikan selama satu tahun, ia kembali ke Tanah Air dan mendaftar sebagai guru di Taman Kanak-Kanak (SGTK) di Jakarta Selatan. Di sinilah ia mengasah skill bermusiknya dan mulai berkembang pesat.
Di saat waktu senggang, Abdullah mencoba mengarang lagu anak-anak menggunakan gitarnya. Perbedaannya antara lagu anak dan dewasa terletak pada pikiran, perasaan, dan perilaku anak itu sendiri. Ia pun mempelajari pola lagu anak yang sudah ada, seperti ciptaan dari ibu Sud, salah satunya.
Melansir dari beberapa sumber, berikut hasil karya dari Abdullah Totong Mahmud yang sudah sangat populer di telinga masyarakat Indonesia, di antaranya: Aku Anak Indonesia, Pelangi, Burung Nuri, Mendaki Gunung, Tidurlah Sayang, Timang Adik Timang, dan masih banyak lagi.
- Adrian Juliano
Kue jadul di sana ditandai dengan label khusus sebagai bukti resepnya original sejak masa silam.
Baca SelengkapnyaTepat pada hari ini putra dari musisi legendaris bernama Galang Rambu Anarki telah berpulang di usianya yang masih sangat muda yakni 15 tahun.
Baca SelengkapnyaKedatangan Mahfud sendiri sudah mendapat sambutan hangat bernuansa Melayu di Bandara Raja Haji Abdullah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pensiunan jenderal bintang 4 TNI, Dudung Abdurachman bernostalgia dengan istrinya makan kupat tahu dan bandros koboi di Bandung.
Baca SelengkapnyaDetty Kurnia populer era 1980-2000 an. Pada lagu pop Sunda, ia menyanyikan musik dengan berbagai latar belakang mulai rock, pop, disco sampai tradisional rampak
Baca SelengkapnyaPara generasi 90-an atau lebih lama dari itu sudah cukup familiar dengan kebiasaan minta tanda tangan imam salat tarawih.
Baca SelengkapnyaArmand Maulana menghabiskan masa kecilnya di daerah Buahbatu, Bandung. Berikut cerita selengkapnya.
Baca SelengkapnyaKepergiannya pada awal Maret 2024 lalu jadi duka mendalam bagi warga Trenggalek
Baca SelengkapnyaPulang kampung seringkali dianggap sebagai momen yang penuh dengan rasa haru, nostalgia, dan kehangatan.
Baca Selengkapnya