Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung

Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung<br>

Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung

Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.

Radin Intan II merupakan pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 1834. Ia merupakan putra dari Radin Intan Kesuma II dan merupakan cucu dari Radin Intan I.

Secara garis keturunan, Radin Intan II masih termasuk dalam keluarga darah biru yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Kerajaan Banten.

Sejak lahir, ia tidak pernah melihat ayahnya secara langsung karena telah dibawa ke pengasingan oleh Belanda.

Selama hidup, sang ibu kerap bercerita kepada Radin Intan II tentang sosok ayahnya itu. Sejak saat itu semangat juang dan keinginan untuk mempertahankan tanah kelahiran sudah terbentuk di dalam diri Radin Intan II.

Simak kisah perjuangan pahlawan dari Lampung ini yang dirangkum oleh merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.

Pimpin Rakyat Lampung

Beranjak dewasa, Radin Intan II memiliki jiwa pejuang yang kuat dan melanjutkan perjuangan melawan kolonial Belanda dan mempertahankan kedaulatan wilayah kelahirannya.

Selama berjuang, ia mendapat bantuan dari tokoh asal Banten bernama H. Wakhia yang turut melawan kolonial Belanda lalu menyingkir ke wilayah Lampung. Radin Intan II kemudian mengangkat Wakhia menjadi penasihatnya.

Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun. Ia juga memiliki fisik yang begitu kuat dan memiliki pemikiran yang begitu cemerlang. 

Lakukan Perundingan

Perlawanan kolonial Belanda terhadap rakyat Lampung sempat terhenti selama belasan tahun. Kemudian pada 1851, Belanda mengirimkan pasukan dari Batavia akan tetapi berhasil dipukul mundur oleh pasukan Radin Intan II. Sejak saat itu, Belanda mencoba dengan pendekatan lain yaitu berunding.

Berkali-kali perindungan kedua belah pihak tidak mencapai titik terang. Belanda tetap bersikeras untuk mengalahkan Radin Intan II bagaimanapun caranya, termasuk dengan mengadu doma masyarakat Lampung Selatan.

Di beberapa lokasi, cara adu domba ini berhasil khususnya di daerah perkebunan. Banyak masyarakat termakan hasutan untuk membenci dan memusuhi Radin Intan II. Maka dari itu, Belanda dengan licinnya melancarkan serangan dan berpatroli.

Tahun 1856, Belanda mengirim pasukan dari Batavia dengan kapal-kapal perang. Mereka datang untuk memberikan ultimatum agar Radin Intan II beserta pasukannya menyerahkan diri. Bila tidak, Belanda akan melakukan serangan besar-besaran.

Belanda Memburu

Ketika Belanda mulai melancarkan serangan, mereka mengincar beberapa benteng strategis yang dikuasai oleh Radin Intan II. Akan tetapi benteng-benteng itu sudah kosong, pasukan telah disebar ke berbagai wilayah untuk menghindari perang langsung.

Kolonel Welson, sosok yang memburu Radin Intan II ini sempat mendengar kabar palsu bahwa dirinya sudah menyerah di Way Urang. Ketika tiba di lokasi, Radin Intan II tak ditemukan dan Welson baru menyadari bahwa itu berita palsu.

Sudah hampir dua bulan sejak serangan Belanda, Radin Intan II tak kunjung ditemukan. Akhirnya Welson memperalat Radin Ngerapat dan di sinilah pengkhianatan terjadi. Radin Intan II diajak bertemu dengan Radin Ngerapat di suatu tempat, pihak Belanda sudah mengepungnya dan bersiap untuk menyerang.

Pada akhirnya, Radin Intan II diserang oleh Radin Ngerapat dan beberapa orang lainnya. Kemudian perkelahian tidak terhindarkan, pasukan Belanda akhirnya terjun dan ikut berkelahi. Kalah jumlah, Radin Intan II tewas dalam perkelahian yang di usianya masih 22 tahun.

Pada 1986 Pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya gelar pahlawan nasional (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 082 Tahun 1986 tanggal 23 Oktober 1986) 

Namanya juga diabadikan sebagai nama bandara, perguruan tinggi, dan halte busway.

Ribuan Orang Kumpul di Konser Pesta Rakyat Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud
Ribuan Orang Kumpul di Konser Pesta Rakyat Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud

Relawan Ganjar Pranowo, KawanJuangGP menggelar peta rakyat di Lapangan Baru Jati, Kabupaten Bandung, Selasa (28/11)

Baca Selengkapnya
Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Sesepuh Jabar Solihin GP
Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Sesepuh Jabar Solihin GP

Mantan Gubernur Jawa Barat, Letnan Jenderal (Purn) Solihin Gautama Purwanegara (GP) meninggal dunia pada Selasa (5/2).

Baca Selengkapnya
Hadiri Istigasah Kemenangan di Tangerang, Cak Imin Janji Ubah Undang-Undang yang Tidak Adil
Hadiri Istigasah Kemenangan di Tangerang, Cak Imin Janji Ubah Undang-Undang yang Tidak Adil

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menghadiri istigasah kemenangan di lapangan Taman Kirana Surya II, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Jumat (2/2).

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Nasib Gedung Pemerintah Saat Ibu Kota Pindah ke IKN Nusantara
Begini Nasib Gedung Pemerintah Saat Ibu Kota Pindah ke IKN Nusantara

Ini menyusul, rencana pemerintah untuk memindahkan usai Ibu Kota Negara ke Nusantara di Kalimantan Timur mulai 2024 nanti.

Baca Selengkapnya
Mahfud Dapat Gelar Batin Perkasa Saibani Niti Hukum dari Kepaksian Pernong Lampung
Mahfud Dapat Gelar Batin Perkasa Saibani Niti Hukum dari Kepaksian Pernong Lampung

Gelar Batin Perkasa Saibani Niti Hukum yang berarti Bangsawan Tangguh yang Berani Menjaga Hukum .

Baca Selengkapnya
18 Februari: Kelahiran Singsingamangaraja XII, Sosok Raja di Negeri Toba yang Getol Melawan Belanda
18 Februari: Kelahiran Singsingamangaraja XII, Sosok Raja di Negeri Toba yang Getol Melawan Belanda

Sisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.

Baca Selengkapnya
Ratu Kalinyamat Resmi jadi Pahlawan Nasional Asal Jepara, Begini Sosoknya
Ratu Kalinyamat Resmi jadi Pahlawan Nasional Asal Jepara, Begini Sosoknya

Portugis menjulukinya sebagai sosok wanita kuat dan pemberani.

Baca Selengkapnya
Ada Jejak Peninggalan Belanda dan Tempat Pelestarian Penyu, Intip Pesona Pulau Pandan di Kota Padang
Ada Jejak Peninggalan Belanda dan Tempat Pelestarian Penyu, Intip Pesona Pulau Pandan di Kota Padang

Pada zaman kolonial Pulau Pandan sempat digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang dari Belanda.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Lezatnya Sekubal, Hidangan Penanda Kemenangan Ala Masyarakat Lampung
Mencicipi Lezatnya Sekubal, Hidangan Penanda Kemenangan Ala Masyarakat Lampung

Sajian kuliner ala masyarakat Lampung sejenis kue ini menjadi andalan ketika perayaan hari-hari besar Islam.

Baca Selengkapnya