Walhi: Reklamasi Teluk Benoa merupakan kejahatan korporasi
Merdeka.com - Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Suradi Darmoko menilai analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) Teluk Benoa seharusnya batal ketika semua masyarakat adat Bali menolak reklamasi. Baginya, permasalahan lingkungan tidak bisa dipisahkan dengan sosial budaya yang ada di masyarakat.
"Ketika suara masyarakat sudah bulat, amdal tersebut seharusnya gugur dengan sendirinya," kata Suradi di kantornya, Selasa (16/2).
Menurutnya, Perpres No. 50 tahun 2014 berpotensi menimbulkan perpecahan yang lebih besar. Penetapan kawasan reklamasi kata dia hanya memanipulasi kawasan konservasi menjadi kawasan revitalisasi.
"Kenapa tidak dicabut saja perpres 51 tahun 2014 itu padahal itu kan kawasan konservasi bukan kawasan pemanfaatan," lanjut dia.
Dalam analisisnya, praktik-praktik tersebut merupakan kejahatan korporasi. Kejahatan korporasi memiliki ciri seperti penyelusupan kepentingan dalam kebijakan. Tak hanya itu ciri lainnya dengan memanipulasi kata-kata dalam kebijakan dari revitalisasi menjadi reklamasi. Tindakan lainnya yaitu bagaimana tindakan ilegal menjadi legal dengan kebijakan pemerintah.
"Sebenarnya reklamasi itu ilegal tapi karena gubernur mengizinkan dan keluarnya perpres 51 tahun 2014 itu yang mengubah kawasan konservasi menjadi reklamasi. Pasti ini kejahatan korporasi," tegas dia.
Bersama 14 Bandesa Adat dari Bali, Walhi mendatangi Kantor Staf Kepresidenan di Gedung Bina Graha Jl. Veteran No. 16 Jakarta Pusat. Kedatangannya tersebut diterima oleh Deputi II, Yanuar Nugroho dan staf khusus kepresidenan, Noer Fauzi Rachman. Dalam pertemuan tersebut para Bandesa Adat menyampaikan sejumlah fakta penolakan reklamasi Teluk Benoa.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal Bintang Empat tersebut tetap memastikan tidak akan pandang bulu apabila ada prajurit TNI AD yang terbukti tidak netral.
Baca SelengkapnyaMantan orang nomor satu di BUMN kini alih profesi jadi tukang batu dan gali parit. Siapa sosoknya?
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Merdeka.com merangkum informasi 7 cerita lucu yang bikin ngakak dan cocok untuk cairkan suasana.
Baca SelengkapnyaTudingan Melki melakukan kekerasan seksual pertama kali ramai diperbincangkan di media sosial setelah diunggah akun @BulanPemalu.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian perlu dilakukan tidak hanya soal menurunkan bunga, namun perlu mempertimbangkan dampak keberlanjutan di waktu mendatang.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan berlakunya masa kampanye pemilu 2024, iklan lawas pemilu kembali dikenang.
Baca SelengkapnyaMeski dirasa cukup receh di kalangan generasi muda, namun nyatanya tebak-tebakan lucu ala bapak-bapak justru tetap bisa menghadirkan gelak tawa.
Baca SelengkapnyaPadahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.
Baca Selengkapnya