Viral Siswa Dianiaya dalam Kelas di Tangerang, Polisi: Itu Perkelahian
Berdasarkan rekaman video yang beredar, tampak seorang pelajar jatuh terkapar di lantai dan dipukuli seorang pelajar lainnya. Tindak kekerasan itu diduga terjadi dalam ruang kelas.
Kepala Unit Reskrim Polsek Curug, AKP Nurbianto membenarkan adanya peristiwa kekerasan itu. Dia menyatakan, kejadian itu adalah perkelahian antarsiswa. Keduanya dilaporkan telah kembali bersekolah seperti biasa.
Akibat perkelahian itu, korban dan pelaku sama-sama mengalami luka. "Sama-sama luka. Awalanya ini dikatain, dibilang biasa saja, jangan kaya perempuan. Terus salah satunya marah dan terjadi perkelahian," ungkap Nurbianto.
Polisi didampingi para orang tua siswa dan sekolah tengah melakukan mediasi.
"Hari ini mau mediasi, kemarin sebenarnya sudah mediasi cuma belum tuntas," ungkap Nurbianto.
Sementara pihak sekolah menyatakan perkelahian siswa akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan. Penyelesaiaan itu diinisiasi pihak Kepolisian,TNI dan tokoh masyarakat Curug, Kabupaten Tangerang.
Wakil kepala SMK 2 Yuppentek Muhamad Farihin menegaskan pihak sekolah tak jadi mengeluarkan dua siswa pelaku perkelahian.
"Sepakat kekeluargaan, karena yang satu mengaku benar. satunya mengaku benar. Sebenarnya pada hari kejadian juga telah diselesaikan dan disepakati damai. Karena viral akhirnya disaksikan Pak Kapolsek, Babinsa dan tokoh masyarakat memediasi peristiwa kemarin,” ungkap Muhamad Farihin.
Farihin menegaskan, berdasarkan aturan dan kesepakatan pihak sekolah, orang tua dan siswa sebelum resmi diterima menandatangani surat kesepakatan terkait tata tertib sekolah. Di antaranya tidak melakukan kekerasan dan tindak pelanggaran lain baik di dalam dan luar sekolah.
berita untuk kamu.
"Sanksinya jelas, kalau mengacu pada aturan sekolah ini harus ya kita keluarkan. Sebelum viral ini kedua belah pihak sudah damai 12 Oktober. Karena sudah damai saya berkewajban melakukan pembinaan, agar enggak putus sekolah. Kita lihat juga latar belakang orang tua pelaku (ibu cuci). Makanya dari sekolah tidak memutus untuk belajar."
Wakil kepala SMK 2 Yuppentek Muhamad Farihin.
Menurut Farihin, dua siswanya yang berkelahi itu adalah siswa kelas I SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Kedua siswa itu juga berada dalam satu kelas yang sama.
"Satu angkatan, satu kelas, satu meja. Karena anak-anak kadang bercanda, enggak tahu kalau anak itu sakit hati," ucap Farihin.
Farihin juga menerangkan kalau peristiwa keributan di dalam kelas itu terjadi saat pergantian jam pelajaran sekitar pukul 10.00 WIB. Mulanya, pelaku diduga sakit hati dengan ejekan korban yang mengatai pelaku.
"Usai belajar, saat pergantian guru dari IT ke Bahasa Indonesia jam 10," terang Farihin.
Meski begitu, pihak sekolah dan kepolisian masih memburu siswa yang melakukan perekaman dan penyebaran video perkelahian di dalam ruang kelas SMK 2 Yuppentek.
"Polisi juga minta sumber dari mana, ini masih pengembangan. Baru dua siswa diminta keterangan," tandas Farihin.
- Kirom
Video pengeroyokan terhadap seorang siswi SMP di Sumatera Barat viral di media sosial. Tiga pelaku yang juga siswi SMP kini diamankan polisi.
Baca SelengkapnyaVideo pembubaran acara turnamen bola voli oleh seorang polisi tidak berseragam viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaTernyata warga yang melawan petugas adalah seseorang yang mengalami gangguan jiwa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Video yang memperlihatkan anggota TNI yang nyaris adu jotos dengan polisi di Kabupaten Sikka, NTT, viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKorban dipukul dan ditendang berkali-kali oleh temannya hingga tersungkur.
Baca SelengkapnyaVideo anjing polisi menggigit komandan viral di media sosial. Warganet ikut berkomentar.
Baca SelengkapnyaViral video simbah nikah yang ramai di media sosial. Sosok tersebut polisi bernama Mbah Panut.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Sebuah video yang memperlihatkan puluhan anggota TNI berseragam lengkap sedang menggeruduk Mapolrestabes Medan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKronologi dan penyebab kecelakaan yang dialami mobil dinas tersebut belum diketahui.
Baca Selengkapnya