Viral Ricuh di Seruyan Kalteng hingga Ada Suara Tembakan, Begini Kata Polisi
Sejumlah selongsong peuru ditemukan
Sejumlah selongsong peuru ditemukan
Viral video di media sosial merekam sejumlah warga yang menemukan sejumlah selongsong.
Usai kericuhan yang terjadi saat aksi unjuk rasa massa
di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng), Sabtu (23/9) Kemarin Malam.
Menanggapi video viral tersebut, Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Erlan Munaji membenarkan, selongsong itu berasal dari peluru karet yang ditembakan petugas.
Ketika berusaha membubarkan aksi unjuk rasa warga yang berujung penyerangan kepada aparat patroli.
"Karena ini mengancam jiwa bagi tim patroli kita melakukan tembakan peluru karet. Iya peluru karet bukan peluru tajam," kata Erlan saat dihubungi Senin (25/9).
Erlan menjelaskan alasan penembakan peluru karet. Karena, saat itu posisi petugas yang berpatroli di sekitar area perusahaan sawit PT Hamparan Mawasit Bangun Persada (HMBP) semakin nekat menghalangi petugas.
"Iya, karena mereka malam itu sambil menghunus parang, dan mandau gitu kan. Itu kan ibaratnya mengancam jiwa kita tim patroli, sehingga kita lakukan upaya itu (tembakan peluru karet)," kata Erlan.
Adapun, klaim Erlan, penembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Namun, massa yang menghadang jalan akses perkebunan sawit tak kunjung membubarkan diri.
Terlebih, saat itu tujuan petugas melakukan patroli di lokasi perkebunan sawit. Karena sempat mendapatkan informasi dua mobil pikap ke area tambang yang diduga hendak menjarah hasil sawit.
merdeka.com
"Dengan menutup jalan, memakai portal dan sebagainya melempar batu, sehingga kita lakukan penembakan gas air mata. Terus mereka menyerang terus akhirnya kita mundur, mengimbau. Akhirnya kita melakukan prosedur setelah imbauan, gas air mata, imbauan kembali," tambah dia.
Kondisi Terkini
Sementara pasca kerusuhan yang terjadi, Erlan menyampaikan hari ini kepolisian akan memantau dan mengamankan persiapan mediasi antara masyarakat dengan perusahaan sawit PT Hamparan Mawasit Bangun Persada (HMBP).
"Polisi hari ini kita kan memantau mediasi kedua belah pihak masyarakat dan perusahaan. Tentunya kita akan memantau situasi bagaimana, dengan melakukan pengamanan di beberapa pos. agar situasi tetap kondusif," kata dia
Dengan mengerahkan sekitar 500 personel dari Polda dan Polres setempat yang disiagakan di sekitar lokasi Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng). Hal itu guna mencegah terjadinya bentrokan susulan.
Sekedar informasi jika kerusuhan yang terjadi karena protes warga yang tidak puas, karena perusahaanbelum merealisasikan seperti kebun plasma sebesar 20 persen dari Luasan Lahan Hak Guna Usaha (HGU) atau lahan inti dari PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) kepada masyarakat di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan.
Selain itu, massa juga menuntut agar pihak perusahan memberikan lahan yang berstatus kawasan hutan dengan luas kurang lebih 1.175 hektare agar bisa dikelola oleh masyarakat. Serta lahan yang berada di kiri dan kanan jalan negara, termasuk pinggiran danau dan sungai yang berjarak kurang lebih 500 meter yang masuk areal PT HMBP harus dikembalikan dan diserahkan kepada masyarakat Desa Bangkal.
Saat digerebek, pelaku sedang melancarkan aksi tak terpujinya.
Baca SelengkapnyaSeorang perempuan mengenakan pakaian adat yang merupakan rekan korban berusaha mencegah aksi itu, namun gagal karena kalah jumlah.
Baca SelengkapnyaAkun Tik Tok fenderlita membagikan pengalaman suaminya yang ditilang polisi dan mendapat makian nama binatang.
Baca SelengkapnyaKecelakaan tersebut disebabkan sepeda motor yang melawan arah, sehingga menabrak truk yang melintas dan melibatkan tujuh pengendara sepeda motor dengan truk
Baca SelengkapnyaPolisi langsungmengirimkan surat tilang berdasarkan nomor pelat kendaraan yang terekam kamera ETLE.
Baca SelengkapnyaSaat melakukan hal buruk, wajar jika seseorang ditahan di lapas. Namun kita juga harus memperlakukan mereka dengan baik. Seperti yang dilakukan polisi di Jambi.
Baca SelengkapnyaOrang tua pelaku mengatakan, baru pertama kali anaknya melakukan tindakan tersebut.
Baca SelengkapnyaPelaku inisial RZ (13), ZS (14), KD (13) dan AI (14).
Baca SelengkapnyaPolisi masih melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan mengumpulkan bukti.
Baca Selengkapnya