Satgas Minta Sertifikat Vaksin Covid-19 Tak Diunggah ke Medsos
Merdeka.com - Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito meminta masyarakat yang sudah menerima vaksin Covid-19 tidak menyebarluaskan sertifikatnya. Termasuk tidak mengunggah gambar sertifikat vaksin Covid-19 ke media sosial.
"Pemerintah meminta kepada para penerima vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan sertifikat bukti telah divaksin agar tidak mengunggahnya ke media sosial ataupun juga mengedarkannya," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (23/2).
Dia mengingatkan, dalam sertifikat terdapat data pribadi penerima vaksin Covid-19. Data pribadi yang disebarluaskan ke media sosial berpotensi disalahgunakan pihak tertentu.
"Penting untuk diketahui bahwa di dalam sertifikat bukti telah divaksinasi terdapat data pribadi dalam bentuk QR Code yang dapat dipindai," jelasnya.
Mantan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ini berharap sertifikat vaksin Covid-19 digunakan sesuai kebutuhan.
"Gunakan sertifikat tersebut sesuai dengan kebutuhannya, karena tersebarnya data pribadi dapat membawa risiko bagi kita," tandas Wiku.
Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak 5.732.210 orang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama di Indonesia, Selasa (23/3). Jumlah ini meningkat 146.930 dari data Senin (22/3) yang menunjukkan masih 5.567.280 orang.
Penerima vaksin Covid-19 dosis kedua juga bertambah. Data kemarin masih 2.312.601 orang, kini naik menjadi 2.494.422 orang. Meningkat 181.821 orang yang menerima vaksin Covid-19 dosis kedua.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTersangka dikenal tetangga sebagai mahasiswa di salah satu kampus Jakarta.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca Selengkapnya