Nawa Innayah, petinju yang bercita-cita jadi perawat
Merdeka.com - Olahraga tinju adalah olahraga keras, yang selalu identik dengan laki-laki. Hanya sedikit wanita yang mau menggeluti ajang adu jotos di atas ring tersebut. Dari sedikit yang berkecimpung dalam olahraga tersebut, mereka justru menikmatinya. Salah satu wanita yang menikmati kerasnya arena tersebut adalah Nawa Innayah. Gadis kelahiran Solo, 5 April 1995, yang kini duduk di kelas 3 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1, Solo.
Nawa Innayah tertarik menekuni olahraga tinju, sejak masih duduk di bangku SMP kelas 2. Bukan karena senang berantem atau tawuran, namun dirinya suka sesuatu yang menantang.
"Dulu waktu saya main ke rumah teman saya laki-laki yang juga petinju Solo, saya lihat banyak yang sedang latihan tinju. Saya tertariknya di situ. Kelihatannya kok menantang. Terus saya bilang ke pelatihnya, Boleh enggak saya ikut latihan. Ternyata diperbolehkan dan enggak bayar. Ya sudah saya langsung gabung," ujar Nawa kepada merdeka.com, di rumahnya, Kampung Bonoloyo, Kadipiro, Solo, Sabtu (20/4).
Nawa mengakui tinju merupakan olahraga keras. Saat pertama memutuskan untuk menekuni tinju, kedua orangtuanya sempat menentang. Namun setelah diberikan penjelasan, akhirnya kedua orangtuanya bisa menerima. Pada awalnya Nawa merasa canggung, namun setelah dua tahun menyelaminya, ternyata menarik.
"Selain menyehatkan, seru juga. Ada seni di antara teknik, strategi, dan kekuatan fisik saat petinju bertanding di atas ring. Saya senang seperti itu,'' katanya.
Nawa Innayah kini tercatat sebagai siswa di Sasana Cosite Kopassus, di Markas Grup 2, Kandang Menjangan Kartasura, bersama petinju putri lainnya Emilia Dewi P, yang masih duduk di kelas 2 SMP. Di sana keduanya dilatih oleh Serda Sabar Sembiring, yang juga bertindak sebagai manager sasana.
Ketekunan dan semangat putri pasangan Syabani (46) dan Ngatini alias Menik (45) ini mulai membuahkan hasil. Beberapa prestasi pernah ia raih, di antaranya, juara pertama kelas 54 kilogram junior putri kejuaraan nasional tinju junior dan youth tahun 2011, yang berlangsung di Open Stage Parapat, Danau Toba, Sumatera Utara, 20-27 Juni 2011. Kemudian tahun 2012, berhasil menyabet juara II kelas 51 kilogram (Youth-Pi) pada
Kejurnas tinju Amatir Junior/Youth XXVIII, di Jakarta 1-7 Juli 2012.
"Saya bangga bisa mengharumkan nama Kota Solo. Saya pasti ingin prestasi yang lebih bagus. Minimal bisa masuk dan juara PON," harapnya.
Di sela-sela kegiatan sekolahnya, siswi kelas 3 jurusan IPS tersebut, tetap menjalani latihan intensif setiap Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu, di Sasana Cosite Kopassus, Kandang Menjangan.
''Saya ingin lebih mendalami teknik, mempertajam, dan mempercepat pukulan dulu. Biar nanti bisa menang saat Porpov di Banyumas,'' tuturnya.
Menurut sang manager, Sabar Sembiring, Nawa Innayah dalam waktu dekat akan di proyeksikan untuk bertanding di Porprov Banyumas, Jateng, mewakili Kota Solo. Sementara Emilia Dewi, akan diproyeksikan untuk mengikuti Popda di Semarang 18 Mei mendatang.
Kota Bengawan sendiri sebenarnya memiliki sejumlah petinju wanita lain yang berlatih pada beberapa sasana di bawah naungan Pertina Solo. Namun semuanya tergolong pendatang baru dan masih duduk di bangku SMP.
Jika kemampuan teknik, fisik, dan ketajaman pukulan mereka terus diasah, tidak menutup kemungkinan para petinju itu bisa terus meningkatkan prestasinya. Tentu perlu motivasi dan kedisiplinan tinggi untuk mengangkat potensi mereka lebih mengkilap.
Sebenarnya, cewek yang bertinggi badan 160 cm dan berat 52 kg ini, tak terlihat sama sekali sebagai seorang petinju. Penampilanya setiap hari sama seperti wanita pelajar lainnya. Berambut panjang, berpakaian rapi, dan feminim. Namun saat tampil di ring tinju akan membuat decak kagum penonton.
Seperti halnya wanita lainnya, Nawa juga mempunyai cita-cita yang mulia. Namun karena kondisi keluarganya yang kurang mampu, Nawa mengakui akan segera bekerja, setelah lulus SMA nanti. Meski bekerja, Nawa berjanji tetap akan menekuni tinju. Ayahnya Syabani (46), saat ini bekerja di sebuah pabrik tekstil dan ibunya Ngatini alias Menik, saat ini bekerja sebagai TKW di Malaysia, dirasa tidak cukup untuk menyekolahkannya ke jenjang yang lebih tinggi.
"Saya sebenarnya ingin jadi perawat atau bidan. Tapi enggak ada uang untuk kuliah," keluhya.
Meski merasa tak mampu untuk kuliah, namun tak membuat Nawa putus asa. Dirinya berharap, jika berprestasi di PON nanti, akan bisa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kopassus.
Predikat sebagai petinju tak membuat Nawa Innayah merasa canggung dan terhambat dalam pergaulan. Baik di sekolah maupun di kampungnya Bonoloyo, Kadipiro, Nawa tetap menjalin pertemanan dengan sesama wanita.
"Tetep mas temen saya ya wanita. Nanti kalau saya potong rambut cepak, cowok - cowok jadi takut. Kapan saya dapat pacar kalau gitu," kata Nawa sambil bercanda.
Pada momen Hari Kartini Nawa punya harapan, agar kaum wanita tidak takut bersaing dengan pria. Kebanyakan generasi muda sekarang tidak tahu memaknai perjuangan RA Kartini yang mulia.
"Di era globalisasi ini banyak remaja putri yang tak tahu makna memperingati hari Kartini. Kebanyakan hanya merayakan, pakai kebaya dan pakaian daerah. Padahal yang harus kita tiru kan semangat perjuangannya," pungkasnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan Cinta Pria di Cianjur, Nikahi Adinda Kanza yang Ternyata Laki-Laki
Baca SelengkapnyaPria ini memperlihatkan suasana IKN di malam hari yang begitu indah. Banyak pepohonan dan lampu-lampu yang bersinar terang.
Baca SelengkapnyaAyahnya langsung mengenali sang putri walaupun tak pernah bertemu selama 25 tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kesal lantaran diselingkuhi dengan sosok tentara, pria tersebut mulai bertekad jadi abdi negara.
Baca SelengkapnyaBerikut potret momen manis seorang anak gadis dengan pengasuhnya yang bikin haru.
Baca SelengkapnyaHanya tinggal berdua, sang nenek mengungkapkan pesan haru untuk cucunya.
Baca SelengkapnyaTak dikenali orang tuanya usai lima tahun merantau, momen wanita mudik diam-diam ini justru bikin ngakak.
Baca SelengkapnyaIsinya bisa seputar lika-liku kehidupan hingga cinta yang dibahas dengan cara menggelitik.
Baca SelengkapnyaCerita wanita rela temani adiknya dan selalu berikan semangat untuk menggapai kesuksesan. Semua usahanya ternyata berbuah manis.
Baca Selengkapnya