Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah pengungsi Rohingya disiksa junta militer hingga tak bisa jalan

Kisah pengungsi Rohingya disiksa junta militer hingga tak bisa jalan Pengungsi Rohingya jalan dengan alat bantu. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Sore itu Khairul Amin (18) seorang pengungsi Rohingya asal Myanmar sedang duduk di atas kursi sambil makan jagung rebus. Bila hendak berjalan, dia harus menggunakan alat bantu agar bisa menggerakkan kedua kakinya.

Walking Stick (alat bantu berjalan) berkaki empat pemberian komunitas Earth Hour sangat bermanfaat bagi Khairul Amin. Dengan ada tongkat tersebut, dia sekarang bisa belajar berjalan kembali untuk terapi agar bisa kembali normal.

Ditemani oleh seorang perawat, Khairul Amin yang mengungsi di camp pengungsian pabrik kertas Desa Bireum Bayeun, Kecamatan Ranto Selamat, Aceh Timur setiap pagi dan sore dilatih agar bisa pulih. Dengan susah payah, Khairul Amin mencoba melangkahkan kakinya tertatih-tatih.

Rekan-rekannya pun ikut memberikan semangat kepadanya agar terus berlatih. Bahkan selalu membimbing dan menjaga saudara senasib agar terus berlatih.

Penyakit Khairul Amin dalam bahasa medis disebutkan dengan Atrofi Otot. Gangguan medis ini terjadi dikarenakan urat saraf kaki tidak pernah digerakkan dalam jangka waktu lama. Urat sarafnya sudah tidak berfungsi, sehingga gerakan yang diperintahkan dari otak tidak sesuai dengan gerakan kaki.

Kejadian ini bermula Khairul Amin berada dalam perahu selama 4 bulan terkatung-katung, saat melarikan diri dari negara asalnya di bawah kepemimpinan Junta Militer yang menindas. Lalu Khairul Amin selama dalam perahu diminta untuk jongkok oleh agen yang memberangkatkannya.

Bila Khairul Amin bangun dari duduk jongkoknya. Agen tersebut sebelum kabur selalu memukul di kepala. Bahkan tidak hanya meninju kepala dengan tangan kosong, acap kali mendarat pentungan di kepalanya.

Bahkan mirisnya, saat berada di kawasan perairan Thailand dan Malaysia. Khairul Amin mengaku dengan menggunakan bahasa Inggris secukupnya juga kerap mendapatkan perlakukan kasar dari militer negara tersebut. Meskipun diakui ada diberikan makanan, tetapi dia juga kerap dipukul dengan popor senjata.

"Sekitar 4 bulan saya duduk jongkok, kalau bangun pun sebentar, lalu saya dipukul di kepala, di suruh duduk jongkok," kata Khairul Amin, Senin sore (25/5) di camp pengungsian.

Hingga ditemukan oleh nelayan 2 minggu lalu, Khairul Amin dalam kondisi memprihatinkan. Dia sama sekali tidak bisa berjalan dan kedua kakinya nyaris lumpuh dan kondisi badan semakin kurus.

Padahal sebelum berangkat mengungsi bersama ratusan warga Rohingya lainnya, badan Khairul Amin tergolong sehat dan badan berisi. Sekarang sangat kurus dan kedua kakinya mengecil.

"Saat awal ditemukan, Khairul Amin itu tidak bisa berjalan sama sekali, setelah kita periksa secara menyeluruh, ternyata dia Atrofi Otot yang lama tidak bergerak," ungkap Koordinator Kesehatan camp pengungsian Bireum Bayeun, dr Hambali.

Saat ini petugas medis memberikan asupan gizi dan makanan yang cukup untuk proses pemulihan. Termasuk melakukan terapi diajak untuk berlatih berjalan setiap saat.

"Khairul Amin setelah kita periksa tidak ada gangguan medis lainnya, makanya bisa kita tangani di pengungsian, karena hanya butuh terapi," ujarnya.

Relawan komunitas Earth Hour, Fahrizal Mahyeddin mengatakan saat mengetahui kondisi kesehatan Khairul Amin yang membutuhkan Walking Stick empat kaki, pihaknya langsung membelikannya sekitar 3 hari yang lalu.

Atas bantuan komunitas Earth Hour, cukup membantu Khairul Amin bisa pulih kembali. Saat ini kondisi Khairul Amin sudah banyak kemajuan dibandingkan sebelumnya.

"Setelah ada Walking Stick empat kaki yang kami bantu, sudah banyak perubahan dan kakinya sudah bisa digerakkan," tutupnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sepak Terjang Muhammad Amin, Tersangka Penyelundup Pengungsi Rohingya di Aceh
Sepak Terjang Muhammad Amin, Tersangka Penyelundup Pengungsi Rohingya di Aceh

Muhammad Amin tak bekerja sendiri menyelundupkan pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
Mayat Pengungsi Rohingya Kembali Ditemukan Mengapung di Laut Aceh Jaya
Mayat Pengungsi Rohingya Kembali Ditemukan Mengapung di Laut Aceh Jaya

Mayat tersebut ditemukan mengapung pada jarak 12 mil laut dari bibir pantai Calang.

Baca Selengkapnya
Ratusan Pengungsi Rohingya Kini Masuk ke Aceh Timur & Dikabarkan Naik Kapal Nelayan
Ratusan Pengungsi Rohingya Kini Masuk ke Aceh Timur & Dikabarkan Naik Kapal Nelayan

Hingga saat ini ratusan pengungsi Rohingya masih berada di pesisir Kuala Parek.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tiga Mayat Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik Ditemukan di Laut Aceh Jaya
Tiga Mayat Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik Ditemukan di Laut Aceh Jaya

Tim SAR gabungan mengevakuasi tiga mayat yang telah teridentifikasi sebagai pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya
Marak Pengungsi Rohingya Masuk RI, TNI AU Patroli Udara di Laut Aceh
Marak Pengungsi Rohingya Masuk RI, TNI AU Patroli Udara di Laut Aceh

Dia menjelaskan letak geografis Provinsi Aceh dimana di sebelah barat berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya
Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat
Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat

Pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.

Baca Selengkapnya
Tiga Pengungsi Rohingya di Banda Aceh Kabur, Satu Orang Pakai Gelang UNHCR
Tiga Pengungsi Rohingya di Banda Aceh Kabur, Satu Orang Pakai Gelang UNHCR

Ketiga pengungsi Rohingya yang lari tersebut adalah laki-laki, Sana Ullah (22), Shobir Hossain (19) dan Azim Ultah (19).

Baca Selengkapnya
13 Warga Rohingya Kini 'Terdampar' di Jalanan Pekanbaru, Mengaku Ada yang Bawa Tapi Tak Tahu Siapa
13 Warga Rohingya Kini 'Terdampar' di Jalanan Pekanbaru, Mengaku Ada yang Bawa Tapi Tak Tahu Siapa

Mereka berangkat dari Bangladesh dan tiba di Pekanbaru Rabu (13/12) malam.

Baca Selengkapnya
Kapal Karam di Laut Aceh, 69 Pengungsi Rohingya Ditemukan Terapung
Kapal Karam di Laut Aceh, 69 Pengungsi Rohingya Ditemukan Terapung

Seratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.

Baca Selengkapnya